duniafintech.com – Nokia telah mengonfirmasi bahwa perusahaan tersebut telah mengakuisisi SpaceTime Insight yang merupakan salah satu perusahaan pembuat software di hari Senin lalu.
Baca juga :Â JOOX, Rizky Febian Dan RAYUAN Hibur Surabaya
SpaceTime Insight digunakan para konsumen industri untuk mengatur jutaan perangkat dan aset di seluruh jaringan mereka, menandakan upaya terakhir pemasok peralatan untuk memperluas bisnisnya diluar telekomunikasi.
Baca juga :Â Indonesia Beralih Ke Teknologi Blockchain
SpaceTime memasok aplikasi pemantauan dan analitik kepada pelanggan di sektor energi, logistik, transportasi, dan utilitas untuk menjalankan operasi dengan biaya lebih efektif dengan mengurangi pemadaman layanan dan kebutuhan untuk mengirim truk perbaikan.
Nokia mengungkapkan dengan lebih dari dua lusin pelanggan utama SpaceTime, perusahaan berusia satu dekade yang berbasis di Silicon Valley, antara lain FedEx, operator kereta api AS No. 2 Union Pacific, perusahaan listrik AS Entergy dan NextEra Energy, dan Singapore Power.
Baca juga :Â Bursa Saham Asia Naik Jelang Ramadhan
SpaceTime Insight dan Rob Schilling selaku chief executive perusahaan, dikabarkan akan bergabung dengan unit produk Internet of Things (IoT) dalam grup bisnis Software Nokia.
Nokia telah membuat beberapa akuisisi kecil hingga menengah sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam membangun bisnis yang berfokus pada software mandiri guna menghasilkan margin laba yang lebih tinggi daripada produk hardware.
“Secara tradisional, sebagian besar perusahaan jaringan membangun perangkat lunak untuk lebih banyak menjual peralatan jaringan.” ungkap Presiden Software Nokia Bhaskar Gorti yang dilansir dari CNBC.
“Ini adalah ekspansi ke sisi B2B industri,” tambahnya.
Gorti juga menjelaskan bahwa hanya sekitar 20% dari penjualannya yang terkait dengan peralatan telekomunikasi Nokia, dengan sisa 80%-nya dijual secara mandiri, baik kepada operator jaringan yang menggunakan peralatan pesaing atau juga untuk pelanggan non-telekomunikasi yang semakin meningkat jumlahnya.
Pada tahun 2017 software Nokia mencatatkan penghasilan lebih dari 1,6 miliar euro. Tiga bulan yang lalu, Nokia mengganti nama grup tersebut, yang sebelumnya dikenal sebagai Aplikasi & Analytics, untuk mencerminkan kepentingannya yang semakin meningkat di samping bisnis jaringan gear andalannya.
Setahun yang lalu, perusahaan membayar sekitar US$370 juta untuk membeli Comptel, meningkatkan bisnisnya yang ditujukan untuk operator jaringan telekomunikasi. Nokia menduduki peringkat 2 di antara pemasok perangkat lunak telekomunikasi dengan pangsa 10% dari pasar yang sangat terfragmentasi, menurut data 2016 dari kelompok riset industri Analysys Mason.
Written by : Dinda Luvita
Picture : Pixabay.com