30.8 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Paper.id Catatkan Transaksi Pembayaran Digital Rp300 Miliar/Bulan

JAKARTA, duniafintech.comStartup invoicing, payment, dan financing berbasis business to business (B2B), Paper.id, mencatatkan kinerja positif di tahun 2021. Hal itu tercermin dari nilai pembayaran digital yang berhasil diproses perusahaan.

CTO dan Co-Founder Paper.id, Yosia Sugialam mengungkapkan, nilai pembayaran digital yang berhasil diproses perusahaan hingga akhir 2021 mencapai Rp300 miliar per bulan.

“Untuk pembayaran kita proses pembayaran digital sekitar Rp300 miliar ke atas,” katanya saat berbincang dengan Duniafintech.com, Kamis (6/1).

Yosia menuturkan, sebagai platform invoicing yang fokus menyasar sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Paper.id terus meningkatkan penggunanya dari segmen tersebut.

Tercatat, hingga 2021 pengguna Paper.id di segmen UMKM telah mencapai 300.000 dan membantu sebanyak 200.000 proses invoicing setiap bulannya.

Tak hanya itu, dia pun bersama dengan sejumlah platform pendanaan bersama atau fintech peer to peer (P2P) lending telah berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp200 miliar sejak 2020.

“Untuk pendanaan financing-nya kita baru mulai awal 2020 kurang lebih, partnership dengan Modalku, Investree, Koinworks dsb., kita udah finance sekitar Rp214 miliar dua tahun terakhir ini atau US$15 juta over all,” ujarnya.

Torehan tersebut, lanjutnya, berhasil diraih perusahaan di situasi yang sangat menantang di sepanjang 2020 dan 2021, di mana pandemi Covid-19 menghantam berbagai sektor perekonomian.

Dia bilang, tahun-tahun itu bukan hanya menantang dari segi bisnis, tetapi juga dari segi pendanaan. Pasalnya, pandemi menyebabkan sisi supply dan demand menjadi tak seimbang dalam hal pendanaan.

“Demand sih banyak orang yang butuh financing, tapi kondisi makro ekonominya kan tricky, banyak yang kadang-kadang enggak dibayar, risikonya tinggi,” ucapnya.

Sementara itu, dari sisi supply pun penuh kekhawatiran, pasalnya sejumlah mitra platform pendanaan seperti Investree dan Modalku juga berpikir dua kali untuk dapat memberikan pinjaman, mengingat risiko gagal bayar yang tinggi.

“Partner seperti Modalku dan Investree gitu-gitu juga mereka lebih berhati-hati apatite-nya mulai diturunkan untuk segmen (UMKM ini. Jadi dari periode challenging itu kita happy bisa bantu segitu banyak temen-temen UKM dan sebagainya,” tuturnya.

Tak cukup di situ, sepanjang 2021 Paper.id pun berhasil mengembangkan segmentasi bisnisnya, dari UMKM ke enterprise atau perusahaan besar. Tercatat, sepanjang 2021 sudah ada delapan enterprise yang onboard di platform Paper.id.

“Kalau enterprise onboard delapan, belasan soon, enterprise di Indonesia di beberapa segmen, terutama logistik, consumer goods, dan lainnya,” kata dia.

Memasuki tahun 2022, dia pun yakin bahwa sektor UMKM yang terintegrasi dengan sistem Paper.id akan lebih banyak lagi.

Yosia menargetkan, pada 2022 UMKM yang onboard di paltformnya mencapai 800.000 UMKM dan dapat memproses pembayaran digital hingga US$400 juta atau setara Rp5,7 triliun.

Baginya, mendorong UMKM ini agar terimtegrasi dengan Paper.id adalah untuk membantu pelaku usaha kerakyatan ini naik kelas.

“Bagaimana kita mendigitalisasi invoicing dan pembayaran, dua ini penting karena bisa membawa mereka (UMKM) ke mana-mana, ke akses pembiayaan atau investasi. Ini yang ingin kita scale up lebih lagi di 2022,” tegasnya.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU