26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Paper.id Optimis Proses Pembayaran Digital hingga Rp5,7 Triliun di 2022

JAKARTA, duniafintech.com – Perusahaan startup invoicing, payment, dan financing berbasis business to business (B2B) di Indonesia, Paper.id, terus mengembangkan bisnisnya untuk dapat menjangkau lebih banyak pelaku usaha di dalam negeri di tahun ini.

CTO dan Co-Founder Paper.id, Yosia Sugialam mengungkapkan, pada 2022 perusahaan menargetkan dapat memproses pembayaran digital sebesar US$400 juta atau setara dengan Rp5,7 triliun.

Yosia pun mengklaim bahwa pembayaran digital ini merupakan yang terbesar di Tanah Air yang dapat diproses oleh perusahaan fintech berbasis B2B.

“Pembayaran digital kita target di tahun ini kita akan proses pembayaran digital di lebih US$ 400 juta dan itu untuk skala B2B itu belum pernah ada di Indonesia yang bisa proses sebesar itu,” katanya saat berbincang dengan Duniafintech.com, Kamis (7/1).

Dia menjelaskan, di Indonesia sudah terdapat beberapa platform yang menyediakan layanan payment gateway seperti Paper.id, hanya saja kebanyakan menyasar segmen business to customer (B2C) bukan B2B.

Dia menyebutkan, platform seperti Xendit misalnya, secara volume transaksi yang dapat diproses, mungkin lebih besar jika dibandingkan dengan Paper.id, hanya saja segmentasi bisnisnya adalah B2C.

“Belum banyak yang bisa benar-benar crack B2B payment jadi digital, kita masuk ke sana, benar-benar bisa menjadi yang nomor 1 di sana. Sehingga membuka akses financing ke teman-teman UMKM. Itu mungkin yang membedakan kita,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, target utama dari Paper.id adalah para UMKM dan juga perusahaan besar. Sebab, belakangan kerja sama antara kedua entitas bisnis ini saling melengkapi.

Untuk itu, Paper.id mencoba hadir sebagai jembatan untuk memproses invoice, pembayaran, dan pembiayaan secara digital, agar memangkas proses bisnis yang terhambat akibat dari sistem kerja manual.

Ia pun menargetkan pada tahun 2022 dapat menyasar 800.000 pelaku UMKM agar terhubung secara digital dengan Paper.id, sehingga dapat membantu meningkatkan skala bisnis ekonomi kerakyatan tersebut lebih tinggi lagi

“Target mencapai lebih dari 800.000 UMKM. Bagaimana kita mendigitalisasi invoicing dan pembayaran, dua ini penting karena bisa membawa mereka (UMKM) ke mana-mana, ke akses pembiayaan atau investasi. Ini yang ingin kita scale up lebih lagi di 2022,” ucapnya.

Misi Paper.id, sambungnya, adalah untuk membantu percepatan digitalisasi UMKM, yang mana selaras dengan cita-cita pemerintah. Hal ini guna meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha kecil dan menengah tersebut.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, per September 2021 UMKM yang mampu beralih ke digital masih terbatas pada angka 15,9 juta UMKM, padahal jumlah UMKM mencapai 64,2 juta.

Adapun, hingga 2021 pengguna Paper.id di segmen UMKM telah mencapai 300.000 dan membantu sebanyak 200.000 proses invoicing setiap bulannya, di mana untuk pembayaran digital yang berhasil diproses rata-rata Rp300 miliar setiap bulannya sejak 2020.

“Itu kita capai juga di tahun yang sangat challenging, 2020 dan 2021 kan challenging,” tuturnya.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU