JAKARTA – Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) mengungkapkan alasan penurunan pembiayaan modal ventura pada Juni 2024. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan modal ventura tercatat sebesar Rp16,90 triliun pada Juni 2024, turun 10,60% secara tahunan (year-on-year) dibandingkan Rp18,91 triliun pada Juni 2023.
Secara bulanan, pembiayaan juga mengalami penurunan sebesar 0,08% dari Rp16,92 triliun pada Mei 2024. Ketua Umum Amvesindo, Eddi Danusaputro, menyatakan bahwa tren ini juga terjadi di tingkat global.
“Kondisi di Indonesia masih sejalan dengan tren di Asia dan global, di mana masih terjadi ‘tech winter’,” ujar Eddi.
Pendanaan Modal Ventura Lebih Selektif
Menurut Eddi, kondisi ‘tech winter‘ ini diperkirakan akan berlanjut hingga suku bunga The Fed turun. Dalam kondisi ini, modal ventura akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan dana.
“Setiap perusahaan ventura memiliki mandat sektoral yang berbeda-beda, namun secara umum, sektor yang diminati masih sama dengan tahun 2023,” tambahnya.
Startup yang Paling Diminati
Amvesindo mencatat ada 15 sektor startup yang paling diminati pada tahun 2023. Marketplace menduduki posisi teratas dengan pendanaan sebesar US$1,51 miliar, diikuti oleh Fintech sebesar US$583 juta, Aquatech US$213 juta, kendaraan listrik (EV) US$153 juta, Healthtech US$125 juta, dan E-commerce Enabler US$30 juta.
Sektor lainnya yang juga diminati meliputi Agritech dengan pendanaan US$26 juta, Contech US$26 juta, Software as a Service (SaaS) US$24 juta, Media Online US$23 juta, Proptech US$13 juta, Food Tech US$12 juta, Car Marketplace US$10 juta, dan terakhir Biotech dengan nilai pendanaan sebesar US$8 juta.