duniafintech.com – Selama beberapa tahun ke belakang, pertumbuhan perusahaan rintisan alias startup memang semakin pesat. Salah satu sektor yang berhasil menarik perhatian dunia adalah startup fintech, yang juga didukung oleh peran venture capital.
Startup fintech adalah semua perusahaan rintisan yang bergerak di bidang teknologi finansial. Menurut Otoritas Jasa Keuangan, ada dua klasifikasi jenis startup bidang jasa keuangan berbasis teknologi ini. Ada fintech 2.0 yang menyediakan layanan keuangan berbasis digital yang dikelola oleh lembaga keuangan misalnya Mandiri Online dari Bank Mandiri. Sedangkan fintech 3.0 merupakan kategori startup yang menyediakan beragam produk dan jasa keuangan.
Baca juga: Grab Bermitra dengan Insurtech China di Fintech Asuransi
Financial Stability Board (FSB) sebagai badan internasional pemantau dan pemberi rekomendasi keuangan global, membagi startup ke dalam 3 kategori berdasarkan inovasi yakni payment, clearing dan settlement.
Startup dan Permodalan
Sama halnya seperti perusahaan pada umumnya, dalam memulai bisnis, startup juga memerlukan dana awal. Dalam industri startup dikenal berbagai jenis pendanaan. Ada ICO (Initial Coin Offerings), crowdfunding (pendanaan massa) hingga dana langsung dari investor.
Salah satu jenis dana langsung yang akan dibahas di sini adalah peran venture capital. Apakah venture capital dan bagaimana peran venture capital terhadap industri startup berbasis teknologi finansial?
Pengertian Venture Capital
Venture capital yang lebih dikenal dengan istilah VC merupakan modal dalam bentuk uang yang diberikan kepada startup yang potensial dan sedang berkembang. Orang-orang yang menjalankan kegiatan manajemen serta administrasi pendanaan, penyaluran hingga pengawasan VC disebut dengan istilah venture capital fund atau venture capitalist. Singkatnya venture capital merupakan dana yang diberikan dan venture capitalist adalah orang yang menjalankannya.
Baca juga: Menilik Regulasi Kripto yang Ramah di Gibraltar
Bagaimana Cara Kerja Venture Captalist?
Seseorang atau sekelompok orang yang berbisnis sebagai venture capitalist pada dasarnya sudah memiliki pandangan tentang perusahaan yang akan mereka danai. Intinya, mereka sudah memiliki proyeksi bahwa perusahaan yang mereka beri VC akan mendatangka keuntungan, tidak hanya bagi perusahaan sendiri tapi juga bagi mereka sebagai venture capitalist.
Venture capitalist sendiri bisa punya uang untuk alokasi investasi startup karena mereka mendapat dana juga dari investor mereka yang biasa disebut Limited Partners (LP). LP ini biasanya adalah para orang-orang super kaya, perusahaan keluarga, dana pensiun, dana mengendap (endowment), atau sumber-sumber lainnya yang bisa banyak macam jenisnya. Lalu apa gunakan VC ini bagi startup fintech? Seperti yang sudah dijelaskan di atas, VC berfungsi sebagai modal bagi perusahaan apapun yang mendapatkannya.
Setelah VC diberikan, venture capitalist akan menjalankan dan mengawasi investasi mereka hingga menghasilkan keuntungan. Karena bentuknya adalah pinjaman, perusahaan yang diberi VC nantinya harus mengembalikan dana ketika mereka sudah memperoleh return. Venture capitalist nantinya juga harus mengembalikan dana beserta uang management fee kepada LP.
Lantas apakah ada perusahaan fintech lokal yang berhasil mendapatkan VC? Tentu saja ada banyak. Salah satu contohnya adalah yang diterima oleh Jurnal, penyedia software akuntansi online yang memperoleh pendanaan seri A dari East Ventire dan Fenox VC.
– Dita Safitri-