28.9 C
Jakarta
Rabu, 16 Juli, 2025

Permintaan Melonjak, Bitcoin Jadi Aset Global Bernilai US$3,67 Triliun

Lonjakan ini mendorong kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai US$3,67 triliun, menjadikannya salah satu aset paling bernilai di market global.

Bitcoin kembali mencetak sejarah dengan menembus US$123.000 untuk pertama kalinya pada 14 Juli 2025, lonjakan ini mendorong kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai US$3,67 triliun, menjadikannya salah satu aset paling bernilai di market global. Bitcoin menggeser Google dan menempati posisi keenam global. Kenaikan ini dipicu oleh kombinasi arus masuk besar ke ETF Bitcoin, peningkatan minat institusi, serta ekspektasi regulasi yang lebih jelas di Amerika Serikat. 

Menurut Farside Investors, ETF Bitcoin spot di AS mencatat arus masuk US$1,17 miliar dalam satu hari, menjadikannya arus masuk harian terbesar kedua sepanjang sejarah ETF kripto. BlackRock memimpin dengan iShares Bitcoin Trust (IBIT) senilai US$448 juta, disusul Wise Origin Bitcoin Fund milik Fidelity sebesar US$324 juta. Total dana yang terkumpul di ETF Bitcoin spot kini melampaui US$50 miliar.

Vice President INDODAX, Antony Kusuma, mengatakan, “Saat ini, ETF Bitcoin dapat membeli Bitcoin dalam jumlah sangat besar, sedangkan Bitcoin yang ditambang jumlahnya sedikit. Penambang hanya bisa menghasilkan puluhan juta dolar per hari, tapi ETF bisa beli lebih dari US$1 miliar dalam satu hari. Jika permintaan jauh lebih besar daripada pasokan, wajar kalau harga terus naik dan mencetak rekor baru.”

Bitcoin Bukan Aset untuk Ritel Saja

Fenomena ini menunjukkan bahwa pasar kripto kini bukan hanya arena investor ritel. “Yang lebih menarik, ini bukan lagi soal investor kecil yang ikut tren. Sekarang pemain besar seperti BlackRock dan Fidelity masuk dengan dana triliunan rupiah kalau dikonversi,” tambah Antony. 

“Dengan adanya ETF, mereka tidak perlu lagi repot menyimpan Bitcoin atau Ether sendiri. Cukup beli ETF seperti beli saham, dan ini membuat kripto jadi bagian dari pasar keuangan utama, bukan lagi dianggap eksperimen,” ungkapnya.

Antony menegaskan bahwa tren ini juga didukung oleh regulasi yang semakin jelas di negara besar. “Kalau dulu kripto sering dianggap liar, sekarang justru dibuat aturan supaya aman. Ini memberi sinyal bahwa kripto bukan sesuatu yang akan hilang, tapi semakin diakui. Dalam jangka panjang, ini bisa membuat harga Bitcoin dan Ether bertahan di level tinggi atau bahkan naik lebih jauh,” ungkapnya.

Namun, ia mengingatkan investor agar tetap bijak. “Harga tinggi bukan berarti kita harus buru-buru ikut euforia. Gunakan strategi investasi yang aman, seperti beli bertahap (Dollar-Cost Averaging), agar risiko terkendali. Karena meskipun prospeknya cerah, kripto tetap mengalami fluktuasi,” tutup Antony.

Dengan permintaan yang jauh melampaui suplai, dukungan regulasi global, dan peran ETF sebagai penggerak likuiditas, rekor US$123.000 kemungkinan hanya menjadi permulaan dari babak baru dalam sejarah keuangan global.



Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU