JAKARTA, 14 Oktober 2024 – Penyedia fintech Modalku, peer-to-peer lending PT Mitrausaha Indonesia Grup telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp538,62 miliar hingga akhir kuartal III/2024. Hingga September 2024, total outstanding pembiayaan Modalku tercatat mencapai Rp133,10 miliar.
Selain itu, tingkat keberhasilan penyelesaian kewajiban pinjaman dalam 90 hari (TKB90) Modalku berada di angka 96,28%.
Sejalan dengan pertumbuhan pendanaan yang diberikan, Country Head Modalku Indonesia, Arthur Adisusanto, menyatakan optimisme perusahaan untuk terus mencatatkan peningkatan pendapatan hingga akhir tahun.
Fokus Fintech Modalku
Sejak berdiri pada tahun 2016, Modalku tetap berfokus pada pencapaian profitabilitas perusahaan.
“Hingga saat ini, kami masih fokus untuk mencapai profit. Selama semester pertama tahun 2024, pendapatan perusahaan stabil, dan kami optimistis akan terus bertumbuh hingga akhir semester kedua,” ungkap Arthur.
Secara industri, pembiayaan peer-to-peer lending (P2P lending) per Agustus 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 35,62%, dengan outstanding pembiayaan mencapai Rp72,03 triliun.
Perolehan laba juga meningkat, mencapai Rp656,8 miliar, lebih tinggi dibandingkan bulan Juli 2024. Arthur menjelaskan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh upaya industri dalam memperbaiki strategi pemasaran produk pendanaan yang lebih luas dan ekspansif.
“Kami melakukan ekspansi ke wilayah baru dan bijak dalam mengurangi beban operasional,” ujarnya.
Bagi Modalku sendiri, untuk mendukung pertumbuhan pembiayaan, perusahaan menerima suntikan investasi dari Maybank, sebuah bank besar asal Malaysia. Meski tidak menyebutkan jumlah investasi, Arthur menjelaskan bahwa dana ini akan digunakan untuk memperluas jangkauan pendanaan perusahaan.
Total Pendanaan Modalku
Hingga kini, Grup Modalku telah berhasil menyalurkan pendanaan lebih dari Rp63 triliun kepada lebih dari 100.000 UMKM di kawasan Asia Tenggara, termasuk Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
“Investasi ini tidak akan mengubah pendekatan kami yang fokus pada pertumbuhan yang stabil dan menguntungkan, tetapi membuka lebih banyak peluang kemitraan untuk mendukung pencapaian tersebut,” tutup Arthur.