JAKARTA, duniafintech.com – Perusahaan Startup Tokocrypto menyusul Shopee dengan melakukan pengurangan (PHK) karyawan sebanyak 20 persen dari 227 karyawan. Pengurangan tersebut dilakukan dengan alasan adanya perubahan fokus bisnis.
VP Corporate Communication Tokocrypto Rieka Handayani mengungkapkan perusahaan telah menjadi bahian dari pertumbuhan dan perkembangan ekosistem industri kripto karena itu harus mampu beradaptasi cepat dengan perubahan. Untuk itu langkah internal yang diambil adalah mentransfer beberaa karyawan kepada bisnis unit yang telah menjadi entitas berbeda yaitu T-Hub dan Toko Mall.
“Penyesuaian jumlah karyawan sekitar 20 persen dari 227 karyawan dengan pertimbangan perubahan fokus bisnis serta memberikan rekomendasi karyawan kepada perusahaan-perusahaan web3 dan block chain yang selama ini telah menjadi partner kami,” kata Rieka.
Dia menegaskan perusahaan akan memastikan secara keseluruhan proses akan dilakukan secara transparan dan mematuhi segala peraturan pemerintah yang berlaku. Dia menambahkan bentuk kebijakan penyesuaian karyawan tersebut tidak akan berimbas pada standard operasional yang telah ditetapkan untuk melayani seluruh pengguna Tokocrypto.
“Tokocrypto akan terus berkomitmen untuk tetap optimis membangun industri blockchain yang kompherensif di Indonesia,” kata Rieka.
Dia mengungkapkan perusahaan melakukan perubahan strategi bisnis sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi pasar kripto dan ekonomi global. Tokocrypto akan memperkuat kembali bisnis utama sebagai exchange platform serta memisahkan T-Hub dan TokoMall menjadi entitas yang berbeda.
“Namun, melihat analisa dan prediksi yang telah dilakukan oleh manajemen daam mengantisipasi kondisi pasar kripto dan ekonomi global yang berkepanjangan, maka beberapa langkah baik di eksternal maupun internal harus diambil oleh manajemen,” kata Rieka.
Berikut daftar perusahaan startup PHK karyawan, dirangkum oleh duniafintech.com:
1. Shopee Indonesia
Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan bahwa dengan berat hati, perusahaan Shopee Indonesia harus melepas (PHK) sejumlah karyawan. Keputusan ini merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” katanya.
Baca juga: Perusahaan Startup PHK Karyawan di Tahun 2022, ini Daftarnya
Langkah efisiensi sejalan dengan fokus perusahaan secara global untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan, yang merupakan 2 komponen penting dalam menjalankan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.
2. Lummo
Perusahaan startup fintech yang dikenal dengan BukuKas melakukan PHK karyawannya. Berdasarkan sumber, sebanyak 100 karyawan telah di-PHK oleh perusahaan. Hal itu dilakukan karena situasi global yang tidak pasti sehingga berdampak terhadap akses dan sulit untuk mendapatkan modal.
3. iPrice
iPrice Group melakukan PHK pada 20 persen karyawan setelah tiga bulan perusahaan mengumumkan investasi US$5 juta. Langkah tersebut dilakukan perusahaan untuk memerlukan investasi dengan rencana jangka panjang.
4. Pahamify
Perusahaan bidang pendidikan ini harus rela berpisah (PHK) dengan beberapa karyawan, hal itu dikarenakan untuk mengoptimalkan proses bisnis perusahaan.
5. TaniHub
TaniHub harus rela menghentikan semua layanan business to consumers (B2C) akibatnya operasional gudang di Bandung dan Bali. Sehingga mengakibatkan PHK bagi sejumlah pekerja TaniHub, perusahaan pun fokus menjadi pemasok bagi hotel, restpran dan kafe.
Baca juga: Dari Berbagai Bidang, Inilah Daftar Perusahaan Startup di Indonesia
6. SiCepat
Perusahaan startup melakukan PHK ratusan karyawan di seluruh manajemen dan departemen yang tidak memenuhi standar penilaian perusahaan. Secara komposisi jumlah karyawan yang terdampak sebanyak 360 karyawan.
7. LinkAja
LinkAja melakukan reorganisasi perusahaan sehingga berdampak terhadap PHK sebanyak 200 karyawan. Padahal perusahaan startup tersebut merupakan perusahaan yang disokong 8 perusahaan BUMN sebagai pemegang saham LinkAja.
8. Zenius
Perusahaan startup teknologi edukasi tersebut memutuskan PHK massal, lebih dari 200 karyawan harus rela berpisah dengan perusahaan. Hal itu diakibatkan karena dampak dari kondisi makro ekonomi.
9. Mobile Premiere League
Perusahaan startup Gim harus melepas 100 karyawan. Perusahaan startup asal India Mobile Premiere League juga telah menutup operasionalnya di Indonesia, hal itu dikarenakan telah berinvestasi dalam jumlah banyak untuk operasional di Indonesia tetapi pengembaliannya pun sangat kecil dari yang diharapkan perusahaan.
10. Mamikos
Perusahaan startup yang bergerak dalam hal pencarian sewa kos hunian menyatakan adanya PHK kepada karyawan karena adanya restrukturisasi. Langkah itu dilakukan agar perusahaan menjadi lebih sehat dan sustain.
Baca juga: Perusahaan Startup Gulung Tikar Buntut PHK Massal Shopee?
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com