30.5 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Potensi Crypto Banking Bertumbuh! Siapa yang Diuntungkan?

DuniaFintech.com – Chief Strategy Officer Perusahaan Konsultan Digital Elsewhen, Leons Gauhman menjelaskan kehadiran crypto banking dan pihak mana yang akan diuntungkan olehnya. Dengan nilai pasar yang meningkat signifikan, memungkinkan aset kripto berpotensi menjadi pilihan utama seseorang untuk mengelola keuangannya.

Seperti diketahui, volume pasar aset kripto pada tahun 2018 dengan nilai mencapai USD 128 miliar serta mencapai dua kali lipatnya pada tahun berikutnya dengan nilai mencapai USD 240 miliar. Beberapa negara seperti Britania Raya, Nigeria, Australia, Kanada dan India mulai menyambut tren ini dengan hadirnya pengguna baru di berbagai sektor.

Selain itu, aset kripto dengan berbagai jenis adaptasi layanannya pun tengah menarik minat berbagai perusahaan pendana. Bagi para pendana, crypto banking merupakan jaminan yang realistis dalam menghadapi kemunculan perlambatan ekonomi global.

Semakin bertumbuhnya pasar, sektor pemerintahan setiap negara pun mulai merespon. Amerika Serikat melalui The Feds tengah merancang kripto yang senilai dengan Dolar fisiknya. Sementara, otoritas dan regulator keuangan Britania Raya tengah mengkaji kerangka kerja terkait peraturan aset digital yang memungkinkan. Hal serupa juga dilakukan di beberapa negara Eropa seperti Jerman dan Prancis.

Salah satu industri yang belum merespon kripto secara signifikan ialah perbankan swasta. Sampai sejauh ini, banyak sekali potensi adaptasi kripto oleh perbankan. Oleh sebab itu, mari simak pihak yang telah melakukan hal tersebut dan apa saja tantangannya.

Potensi dan Tantangan Crypto Banking

Barclays sebagai perbankan besar telah melirik aset kripto sebagai jalur alternatif, dengan melakukan kerja sama dengan platform pasar kripto, Coinbase. Layanan tersebut memungkinkan nasabah untuk membeli kripto dengan mata uangnya serta melakukan penarika dana. Namun dikabarkan bahwa kemitraan tersebut dibatalkan secara diam-diam pada Agustus 2019.

JP Morgan menjadi bank pertama yang memberi contoh adopsi kripto. Bernama JPM Coin, perbedaan mendasar dari adopsi kripto dalam akun perbankan dengan melihatnya sebagai mata uang terletak di sistem stablecoin. Nilai JPM Coin yang mengacu pada Dolar AS, mampu menjawab tantangan dan merubah stigma perbankan dalam melihat kripto sebagai mata uang dengan volatilitas tinggi. Selain itu, JPM Coin dijadikan sebagai bentuk transaksi berbasis teknologi, sehingga nilai yang dimilikinya stabil.

Prinsip kripto yang berpotensi diadaptasi perbankan ialah mengenai pencadangan uang tunai (cash reserve) melalui teknologi blockchain. Inisiatif seperti JPM Coin cenderung memainkan peran penting dalam membantu melegitimasi gagasan cryptocurrency yang dinilai cenderung stabil dibanding mata uang fiat. Hal ini juga menghentikan stigma aset kripto sebagai mata uang abstrak karena adanya acuan check & balance kepada sektor riil.

DuniaFintech/Fauzan

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU