DuniaFintech.com – Bayang-bayang akan halving Bitcoin (BTC) tahun 2020 semakin mendekat. Block reward kerap membayangi para peminat mata uang kripto, seiring dengan hadirnya sentimen positif. Investor ternama Amerika Serikat, Anthony Pompliano merupakan salah seorang yang melihat adanya tren positif BTC paska halving.
Anthony menilai, grafik positif (bullish) pada 29 April lalu menjadi indikator adanya peningkatan nilai setelah halving Bitcoin di 2020 ini. Menurutnya, metode halving dengan melakukan pengurangan 50%, atau setengah dari pasokan BTC, membuat nilainya akan semakin meroket.
“Program halving yang mengatur pengurangan pasokan, dari 1.800 menjadi 900, secara historis memberi kejutan, sehingga nilai material dari bitcoin akan meningkat selama 18 hingga 24 bulan berikutnya,”
Alasan kuat Anthony soal meningkatnya harga BTC paska halving, merujuk pada stimulus fiskal yang dilakukan institusi keuangan, salah satunya Federal Reserve. Menurutnya, bitcoin merupakan aset yang memiliki perlindungan nilai inflasi (inflation hedge asset), sehingga membuat dirinya yakin BTC mengalami bullish.
“Saya percaya, halving bitcoin kali ini dilakukan bersamaan dengan suntikan ke berbagai sistem keuangan oleh Federal Reserve dan bank sentral dunia lainnya. Hal ini menjadi bahan bakar bitcoin untuk melesat,”
Baca juga:
- Tidak Hanya untuk Belanja, Ecommerce ini Bantu Berikan Pinjaman
- Beberapa Inisiatif Penyelenggara Fintech Indonesia Lawan COVID-19
- Bitcoin akan Bullish Tahun Ini! Sentuh Harga Tertinggi Hingga Rp150 juta
Skenario Halving Bitcoin 2020 oleh Pakar
Perusahaan analis investasi kripto, CoinShares memiliki beberapa pendapat untuk dipertimbangkan pada halving bitcoin 2020. Pendapat tersebut terdapat pada riset yang dilakukan oleh Christopher Bendiksen. Menurutnya, terdapat beberapa skenario yang akan terjadi dalam rentang waktu halving hingga sesudahnya.
Bendiksen menggambarkan dua skenario yang membuat harga BTC melemah saat halving. Pertama, trader melakukan transaksi jual beli saat momen halving berlangsung. Kedua, penambang merasa tertekan untuk menjual bitcoin miliknya, sehingga membuat nilainya turun.
Sementara, riset tersebut juga memprediksi hadirnya dampak positif terkait pasokan BTC. Hal ini merujuk kepada para penambang yang belum melakukan upgrade peralatannya ke hardware terkini. Atas situasi tersebut, tekanan penambang untuk menjual bitcoin miliknya bekurang, lantaran berkurangnya pasokan saat halving. Keuntungan yang berkurang, serta besarnya biaya operasional penambangan menjadi pertimbangan penambang untuk menahan penjualan bitcoin.
Pertimbangan dan prediksi halving Bitcoin 2020 menyisakan bayang-bayang yang semakin membesar seiring dengan hari yang telah ditentukan. Selain itu, hantaman pandemi COVID-19 juga menjadi salah satu pertimbangan yang bisa saja menjadi penentu hasil dari halving tahun ini.
DuniaFintech/FauzanPerdana