27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Prospek Bisnis Fintech yang Jadi Incaran Investor?

JAKARTA, duniafintech.com – Banyak pihak menilai memiliki bisnis fintech merupakan hal yang baik karena dinilai memiliki prospek yang cerah di masa depan.

Menurut Indonesian Fintech Society (IFSoc), prospek bisnis bidang industri financial technology (fintech) akan terus tumbuh di tahun 2023 dan masa depan. Hal ini sejalan dengan menurunnya fintech peer-to-peer (P2P Lending) ilegal atau toko dan pengguna pinjaman ilegal.

Masalah pinjaman ilegal pun sudah berkurang. Perkembangan fintech dinilai luar biasa hingga sanggup menyuplai lebih dari Rp500 triliun.

Penyaluran kredit juga turut meningkat karena adanya pelatihan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perusahaan fintech. Selain itu, kualitas pinjaman meningkat dengan tingkat gagal bayar 90 hari (TWP 90 hari) turun 3 persen. Inilah yang menjadi sebab prosek fintech di masa depan akan dinilai berkilau.

Baca juga: Tips Mengembangkan Bisnis Fintech Cuan Maksimal!

Prospek Bisnis Fintech

Baca juga: Tips Mengembangkan Bisnis Fintech, Intip Juga Keunggulannya Yuk!

Prospek Bisnis Fintech di Masa Depan Seperti apa?

Di sisi lain, perkembangan uang elektronik yaitu. dompet elektronik, juga akan tumbuh rata-rata 100 persen. Pertumbuhan transaksi pada 2022 sebesar Rp399 triliun. Menurutnya, pertumbuhan uang elektronik juga dipengaruhi oleh pandemi Covid-19, dimana toko online semakin populer. Di sisi lain juga jumlah merchant Standard Quick Response Code (QRIS) Indonesia juga bertambah sebanyak 24,9 juta pada awal tahun 2023.

Kehadiran bisnis fintech memiliki prospek yang baik apalagi di sektor investasi lain telah mendemokratisasi pasar modal dan menjadi kekuatan pendorong untuk Ritel membuat proses lebih mudah dan lebih terjangkau untuk berinvestasi. Namun literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah meski partisipasinya tinggi. Artinya, banyak orang yang sudah menggunakan produk keuangan, tetapi tidak mengerti cara menggunakannya. Seperti biasa, ada orang yang tidak membayar pinjaman online.

Kesenjangan antara inklusi keuangan dan literasi sekitar 30 persen. Jadi inklusi meningkat, literasi meningkat, tapi kesenjangannya sama. Banyak yang akses, tetapi penggunaannya terlambat Seperti pinjaman online, banyak orang menggunakan pinjaman tetapi tidak memahami proses yang terlibat. Sehingga muncul begitu banyak masalah.

Sekian ulasan terkait prospek bisnis fintech di masa depan yang perlu kita ketahui. Semoga bermanfaat ya guys.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Terkait Peluang Bisnis Fintech P2P Lending, Begini Kata Bos OJK

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU