JAKARTA, duniafintech.com – Jumlah pemain di industri securities crowdfunding (SCF) kini terus bertambah. Terbaru, ada PT Likuid Jaya Pratama, pemilik platform Eku.id yang mengantongi izin resmi dari OJK berdasarkan keputusan nomor KEP-11/D.04/2021 pada 9 Februari 2022.
Dengan masuknya PT Likuid Jaya, jumlah penyelenggara yang sekarang ini terdaftar di OJK sebanyak 8 platform, di antaranya Eku.id, Santara, Bizhare, CrowdDana, LandX, Dana Saham, SHAFIQ, dan FundEx.
Menurut Wakil Ketua Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI), Heinrich Vincent, kehadiran platform SCF baru yang kian banyak mengantongi izin dari OJK bakal membantu kebutuhan pendanaan untuk UMKM yang memiliki pangsa pasar besar. Hal itu karena, dalam pandangannya, lebih dari 50% dari 60 juta UMKM di tanah air terkendala permodalan.
Sebagai informasi, ALUDI mencatat sepanjang 2021 total penyaluran dana kepada penerbit UMKM meningkat lebih dari 115,48% mencapai lebih dari Rp412 miliar. Adapun total penerbitan mencapai 192 penerbit, naik dari 2020 yang hanya sekitar 129 penerbit.
“Semakin banyak platform SCF berarti semakin mudah melakukan edukasi kepada masyarakat dan memperbesar potensi pendanaan yang bisa disalurkan kepada pelaku bisnis UKM di seluruh Indonesia,” kata Heinrich, dikutip dari Kontan.co.id, Senin (7/3/2022).
Dengan jumlah pemain yang bertambah, sambungnya, setiap pemain SCF perlu meningkatkan kualitas layanan guna mempertahankan pangsa pasar yang sudah dimiliki. Bos PT Investasi Digital Nusantara alias Bizhare ini menyatakan, pihaknya juga senantiasa berinovasi terhadap produk yang kini dimiliki.
Dikatakannya, hal itu dilakukannya supaya tetap menjadi pemimpin pasar di industri tersebut.
“Bizhare sendiri sebagai pemimpin pasar di Industri Securities Crowdfunding, terus berinovasi menghadirkan produk layanan baru seperti Sukuk, yang sangat diminati oleh masyarakat untuk menjawab kebutuhan investor dan UMKM yang sangat variatif,” sebutnya.
Pada tahun ini, Bizhare telah membuka pendanaan efek, baik itu saham maupun sukuk, untuk lebih dari 10 Penerbit UKM, dengan 3 di antaranya adalah penawaran jenis sukuk. Proyek yang didanai mulai dari bisnis kuliner, proyek tambang, startup, hingga agrikultur, dengan total pendanaan senilai Rp 20,81 miliar. Dari angka itu, senilai Rp11,21 miliar diketahui berupa sukuk.
“Bizhare telah memiliki hampir 150 ribu pengguna di seluruh Indonesia dan lebih dari 50% melakukan investasi berulang di berbagai bisnis yang dibuka melalui Bizhare,” tuturnya.
Di sisi lain, PT Crowddana Teknologi Indonusa atau CrowdDana juga mengungkapkan bahwa mereka tetap bakal mengembangkan produk dan layanan yang dimiliki untuk tetap menarik pengguna yang sekarang ini telah mencapai 90 ribu pengguna.
“Sudah mencapai 90 ribu pengguna dan sekitar 20% yang repeat invest,” kata Co-Founder sekaligus Chief Product & Marketing Officer CrowdDana, Stevanus Iskandar Halim.
Adapun, di kuartal pertama 2022 ini, CrowdDana telah mencapai nilai penerbitan sekitar Rp 5 miliar untuk penerbitan saham. Tahun ini, perusahaan menargetkan bisa memiliki penerbit mencapai 9 penerbit dengan total investasi Rp 17 miliar.
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Admin: Panji A Syuhada