duniafintech.com – Perusahaan Fintech Peer-to-Peer (P2P) lending kini tengah bersiap untuk memanfaatkan momen bulan Ramadan dan Lebaran untuk menggenjot penyaluran dana pinjaman. Permintaan pinjaman di momen tersebut diperkirakan akan sama seperti tahun lalu.
Co Founder dan CEO Modalku, Reynold Wijaya, menilai, permintaan pinjaman saat momen seperti ini (bulan Ramadhan) pasti tinggi. Ini lantaran pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) mempersiapkan diri memenuhi kebutuhan permintaan dari konsumen yang biasanya meningkat saat Ramadan maupun Hari Raya.
Reynold pun mengungkapkan:
“Iya biasanya menjelang [Ramadhan] akan cukup banyak. Tahun lalu ada kenaikan pinjaman menjelang bulan Ramadan. Untuk persentasenya kurang tahu ya. Tapi April lalu ada peningkatan cukup tinggi dibanding Maret.”
Sekedar informasi, perusahaan Fintech Modalku telah melakukan penyaluran dana pinjaman sebesar Rp 5,86 triliun ke berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia serta beberapa negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Khusus untuk UMKM di Indonesia, penyaluran dana pinjaman mencapai Rp 3,5 triliun. Jumlah tersebut terhitung sejak Modalku beroperasi pada bulan Januari 2016 lalu.
Pada kuartal I (Q1) 2019, Modalku telah menyalurkan 359.654 pinjaman di Asia Tenggara dengan tingkat default (gagal bayar) sebesar 0,71%.
Sedangkan pada Q4 2018, Modalku telah menyalurkan 85.547 pinjaman dengan tingkat gagal bayar sebesar 0,74%.
Berbeda dengan Modalku, menjelang Ramadhan dan Lebaran tahun ini, volume pinjaman perusahan Fintech Akselaran diprediksi malah akan turun.
CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Tambunan, mengatakan:
“Untuk Akseleran, berhubung kami main di pinjaman usaha (UKM), tidak terlalu banyak efek [dari momen] puasa dan Lebaran. Tahun lalu juga begitu. Justru mendekati Lebaran dan selama libur Lebaran, volume pinjaman akan turun karena usaha-usaha juga libur.”
Perlu diketahui, Akseleran telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 400 miliar ke berbagai usaha kecil, dan menengah (UKM) di Indonesia hingga Q1 2019. Secara kumulatif, khusus di Q1 2019 total dana yang telah disalurkan sekitar Rp 170 miliar.
Di Q1 2019, Akseleran juga telah mencapai 200 pinjaman dengan tingkat NPL (Non Performing Loan) di akhir Maret 2019 sebesar 0,37% atau telah turun dari 0,44% di bulan Februari 2019. Namun, di bulan April 2019, NPL perusahaan kembali meningkat menjadi 0,8%.
Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Tumbur Pardede, mengatakan bahwa tahun lalu sebelum bulan puasa atau Mei 2018, jumlah akumulasi penyaluran pinjaman Fintech telah meningkat sebesar 13,65%.
Lalu, selama bulan puasa atau Juni 2018, jumlah akumulasi penyaluran pinjaman kembali meningkat hingga 24,03%. Setelah puasa atau Juli 2018, penyaluran pinjaman Fintech juga meningkat hingga 20,55%.
Tumbur pun menambahkan:
“Untuk tahun 2019 ini, kami memperkirakan kenaikannya melebihi dari tahun lalu seiring bertambahnya jumlah penyelenggara peer-to-peer (P2P) lending dan meningkatnya pemahaman masyarakat tentang kehadiran platform P2P.”
Berdasarkan data AFPI, tahun lalu, total penyaluran pinjaman Fintech lending sekitar Rp 20 triliun. Untuk tahun 2019, Tumbur menargetkan total penyaluran akan tumbuh dua kali lipat menjadi sekitar Rp 40 triliun.
picture: pixabay.com
-Syofri Ardiyanto-