31 C
Jakarta
Jumat, 15 November, 2024

Ramai Ramalan Harga Bitcoin Bakal Tembus Rp15 Miliar? Ini Faktanya!

JAKARTA, 15 November 2024 – Arthur Hayes, salah satu pendiri dan mantan CEO Bitmex, platform perdagangan kripto terkenal, memperkirakan bahwa harga Bitcoin dapat mencapai USD 1 juta atau sekitar Rp15,7 miliar. Proyeksi ini didorong oleh kemungkinan kebijakan ekonomi intervensionis dari Presiden Terpilih AS, Donald Trump.

Dalam pandangannya, langkah-langkah ekonomi yang pro-pertumbuhan dan pro-manufaktur dari pemerintahan Trump dapat mengakibatkan lonjakan harga Bitcoin yang luar biasa.

Hayes dalam sebuah tulisan blog menyatakan keyakinannya bahwa pemerintahan Trump kemungkinan besar akan menyuntikkan dana triliunan dolar AS dalam bentuk kredit untuk mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.

Ia menyebutkan bahwa ekspansi kredit ini dapat menciptakan tekanan inflasi, mengurangi nilai dolar AS, dan membuat investor mencari aset alternatif sebagai lindung nilai.

“Saya yakin langkah ini akan membuat permintaan terhadap aset seperti Bitcoin meningkat pesat, mendorong harganya ke tingkat yang tak terbayangkan sebelumnya,” ujarnya.

Menurut Hayes, dalam lingkungan yang cenderung inflasi, orang akan lebih memilih menyimpan aset keras seperti Bitcoin ketimbang mata uang fiat. Bitcoin, dengan pasokan terbatasnya, diprediksi Hayes akan menjadi pilihan utama di tengah potensi inflasi besar.

Ia menyatakan bahwa hierarki portofolionya dimulai dengan Bitcoin, diikuti oleh kripto lainnya, ekuitas perusahaan terkait kripto, emas fisik yang disimpan, dan terakhir, saham.

“Saya akan menyimpan sedikit uang fiat dalam dana pasar uang untuk menutupi tagihan rutin, selebihnya akan saya masukkan ke dalam Bitcoin dan aset lainnya yang berpotensi menghindari inflasi,” imbuhnya.

Selain itu, Hayes menambahkan bahwa ketika pasokan Bitcoin yang diperdagangkan secara bebas semakin menipis, lonjakan permintaan dari AS, Tiongkok, Jepang, dan Eropa Barat akan semakin menekan harga ke level yang lebih tinggi. Ia percaya bahwa kebijakan ekonomi Trump akan mengarahkan lebih banyak orang untuk memilih Bitcoin sebagai lindung nilai inflasi utama.

“Beginilah caranya harga Bitcoin mencapai USD 1 juta,” tegasnya.

Proyeksi Kenaikan Harga Bitcoin Hingga 2025

Optimisme terhadap pasar kripto tidak hanya berasal dari Hayes. Survei dari MV Global, sebuah firma investasi Web3, menunjukkan proyeksi serupa. Berdasarkan survei terhadap 77 investor besar, termasuk perusahaan ventura, dana lindung nilai, dan individu berpenghasilan tinggi, hampir setengah dari responden mengharapkan kenaikan harga kripto akan mencapai puncaknya pada paruh kedua tahun 2025.

Dalam survei ini, harga Bitcoin diperkirakan akan mencapai puncak antara USD 100.000 hingga USD 150.000 per koin. Tom Dunleavy, mitra pengelola di MV Global, menyebutkan bahwa ini adalah pandangan yang umum di antara banyak pelaku pasar, sehingga ekspektasi kenaikan ini dapat tercermin dalam pergerakan harga Bitcoin ke depan.

Selain Bitcoin, Solana juga mendapat perhatian positif dari investor. Sebanyak 30% dari investor yang disurvei memperkirakan bahwa Solana dapat mencapai harga lebih dari USD 600 per koin sebelum akhir siklus kenaikan ini. Solana dinilai sebagai proyek yang mendapat dukungan kuat dari kalangan investor besar, sehingga harapannya cukup optimistis untuk mencapai puncak yang signifikan.

Sentimen Beragam Terhadap Ethereum

Sementara optimisme tinggi ada pada Bitcoin dan Solana, pendapat investor terhadap Ethereum terbilang lebih beragam. Berdasarkan survei MV Global, sepertiga responden memperkirakan harga Ether (ETH) akan naik moderat antara USD 3.000 hingga USD 5.000 per koin.

Di sisi lain, sepertiga lainnya yakin bahwa Ether dapat mencapai USD 7.000 sebelum akhir siklus pasar. Dunleavy menyatakan bahwa saat ini optimisme terhadap ETH adalah taruhan yang kontroversial, mengingat fluktuasi pasar dan persaingan ketat dari platform blockchain lain.

Faktor Lain yang Mendorong Harga Kripto

Selain kebijakan ekonomi, faktor eksternal lainnya seperti perkembangan teknologi blockchain dan adopsi institusional turut berperan dalam mendorong harga kripto. Di beberapa negara, institusi keuangan mulai memperluas portofolio mereka dengan menambahkan Bitcoin dan aset kripto lainnya sebagai lindung nilai portofolio mereka. Faktor ini, menurut para pakar, turut mendukung pertumbuhan pasar kripto.

Dalam skenario ini, peningkatan permintaan dari institusi besar dapat menciptakan permintaan tambahan yang signifikan untuk Bitcoin dan kripto utama lainnya. Seiring dengan semakin banyaknya adopsi, ketahanan jaringan blockchain juga terus meningkat.

Ethereum, misalnya, telah melakukan transisi menuju Ethereum 2.0, yang bertujuan untuk mempercepat transaksi dan mengurangi biaya. Ini membuatnya lebih menarik bagi para pengembang dan pengguna, meskipun ada ketidakpastian tentang sejauh mana harga ETH bisa naik.

Dampak Ekonomi Global dan Inflasi Terhadap Aset Kripto

Dengan ancaman inflasi global dan ketidakstabilan geopolitik, permintaan untuk aset yang dianggap sebagai “penyimpan nilai” seperti Bitcoin diperkirakan akan meningkat. Banyak pakar melihat Bitcoin sebagai emas digital yang tidak terpengaruh oleh kebijakan pemerintah atau batasan geografis, sehingga menjadi aset yang menarik di tengah ketidakpastian. Bitcoin, yang hanya memiliki pasokan maksimal 21 juta, dapat bertindak sebagai lindung nilai yang baik terhadap inflasi jika permintaan terus meningkat.

Kombinasi dari kebijakan ekonomi yang mendukung ekspansi kredit, ketidakpastian geopolitik, dan tren adopsi teknologi membuat para analis pasar kripto optimis bahwa kenaikan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya masih berpotensi besar hingga tahun 2025. Sementara demikian, risiko tinggi tetap ada, terutama dari volatilitas harga dan potensi regulasi baru di berbagai negara.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU