JAKARTA, duniafintech.com – Republik Afrika Tengah (CAR) resmi menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Dengan demikian, CAR merupakan negara kedua yang melakukan hal serupa.
Walaupun kaya akan berlian, emas, dan uranium, CAR merupakan salah satu negara termiskin di dunia.
Konflik yang berlangsung selama beberapa dekade membuat negara ini mendapatkan status tersebut.
Dilansir dari BBC, anggota parlemen memberi suara bulat untuk mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Baca juga: Harga Bitcoin 29 April 2022 Menguat, Bertengger di Zona Hijau
Kantor Kepresidenan CAR bahkan menyebut negaranya sebagai bagian dari negara paling berani dan paling visioner di dunia.
CAR saat ini menggunakan mata uang franc CFA yang didukung Prancis. Mata uang ini banyak digunakan negara Afrika yang merupakan bekas koloni Prancis.
Ekonom Yann Daworo mengatakan kepada BBC, penggunaan Bitcoin akan membuat hidup lebih mudah karena transaksi dapat dilakukan dengan smartphone dan tidak perlu ditukar ke mata uang negara lain.
“Pengusaha tidak lagi harus berjalan-jalan dengan koper berisi franc CFA yang harus dikonversi ke dollar atau mata uang lainnya untuk melakukan pembelian di luar negeri,” katanya.
Baca juga: Mantap! Perusahaan Fidelity Tawarkan Bitcoin Sebagai Rencana Tabungan Pensiun
Internet masih langka
Di sisi lain, beberapa pengamat melihat keputusan ini sebagai upaya untuk melemahkan CFA. Negara ini memang sedang menjadi arena kontes pengaruh antara Rusia dan Prancis.
Setelah Presiden Faustin-Archange Touadéra menjabat pada 2016, negara itu mulai mengalihkan aliansi strategisnya dari Prancis ke Rusia.
CAR merupakan sekutu dekat Rusia sejak era konflik. Tentara bayaran Rusia dari Wagner Group telah membantu memerangi pasukan pemberontak.
Sejalan dengan itu, ilmuwan komputer Sydney Tickaya mengatakan, penggunaan mata uang kripto di negara semiskin itu masih terlalu dini dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Akses internet masih terbelakang di negara ini, sementara Bitcoin sepenuhnya bergantung pada internet,” katanya kepada BBC.
Mengutip WorldData, pada 2019, hanya 4% orang di CAR yang memiliki akses internet. CAR dinilai memiliki masalah yang lebih mendesak seperti keamanan, pendidikan, dan akses ke air minum.Â
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada