32.8 C
Jakarta
Jumat, 4 Oktober, 2024

Rupiah Merosot, IHSG, dan SBN Tergulung Gelombang Jual

JAKARTA, 4 Oktober 2024 – Gelombang jual yang melanda pasar surat utang negara dan saham dampak dari pelemahan rupiah merosot, yang kian memburuk.

Ramai diberitakan pada Jumat (4/10/2024) rupiah terpantau melemah dengan penurunan nilai hingga 1,02% dan ditutup di level Rp15.420/US$.

Rupiah keluar sebagai valuta Asia dengan kinerja terburuk hari ini setelah ringgit yang turun lebih dalam 1,14%.

Sementara kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) ditutup turun 0,96% ke level Rp15.394/US$.

Kemudian disusul baht yang juga mengalami pelemahan di posisi 0,99%.

Selanjutnya, disusul peso yang turut menurun di posisi 0,39%.

Menyusul berikutnya yen di posisi 0,31% dan dolar Singapura 0,3%. Rupee dan yuan offshore serta dolar Hong Kong juga melemah dalam kisaran lebih kecil.

Rupiah Merosot, Dollar Berjaya

Diketahui, saat mata uang dollar Amerika tengah digdaya, semua mata uang Asia di pasar yang aktif, rontok tergilas.

Hal itu terjadi dampak dari kenaikan indeks dolar AS ke 101,9.

Pelemahan rupiah juga diperparah oleh kejatuhan harga saham serta surat utang negara.

IHSG ditutup lemah 0,26%. Sementara surat utang negara di mayoritas tenor harganya ambles.

Tingkat imbal hasil SBN tenor 1Y bahkan naik tajam hingga 12,7 bps ke 6,21%.

Menurut data yang dikompilasi Bloomberg, yield tenor 5Y mengalami kenaikan hingga 11,3 bps menjadi 6,33%.

Sedangkan tenor 10Y naik 4 bps ke 6,51% dan 2Y yang sensitif dengan pergerakan bunga acuan meningkat yield-nya 4,8 bps jadi 6,14%.

Arus jual yang besar di pasar obligasi tidak terlepas dari sentimen global di mana pasar saat ini memangkas ekspektasi penurunan bunga acuan The Fed sebesar 50 bps.

Setelah data lowongan kerja yang dilansir tadi malam menunjukkan pasar tenaga kerja di negeri itu masih tangguh.

Di sisi lain, pamor dolar AS makin terangkat sebagai safe haven ketika tensi geopolitik di Timur Tengah membuat pasar kembali menghadapi ketegangan ketidakpastian baru.

Indeks Dollar Kian Perkasa

Indeks dolar AS pagi ini makin perkasa di kisaran 101,92, sejalan dengan ketidakpastian yang makin meningkat di pasar menanti laporan data tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat pagi waktu Washington, AS, atau Jumat malam waktu Indonesia Barat.

Secara teknikal tekanan pelemahan rupiah sudah menjebol level support terdekat dan kini menuju level psikologis di Rp15.540/US$.

Rupiah tidak diuntungkan dari situasi pasar global yang terbekap banyak ketidakpastian saat ini. Indeks dolar AS sudah membukukan reli empat hari terakhir dan diprediksi akan melanjutkan kenaikan seiring mulai meragunya para investor akan jalur pemangkasan bunga acuan oleh Federal Reserve ke depan.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU