29.9 C
Jakarta
Kamis, 19 Desember, 2024

Sejumlah Bank Terjun ke Metaverse, OJK Belum Siapkan Aturan

JAKARTA, duniafintech.com – Untuk menjawab tantangan digitalisasi yang kian masif belakangan ini, industri perbankan tampak tidak ingin diam dan hanya menjadi penonton. Pasalnya, setelah baru saja ramai-ramai pindah ke bank digital, saat ini industri perbankan mulai mengarah ke sebuah tren baru, yakni dunia metaverse.

Namun, terkait mulai maraknya sejumlah bank terjun ke metaverse, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri mengaku belum menyiapkan aturan soal itu. Menurut Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK, Teguh Supangkat, metaverse banking saat ini memang menjadi tren baru di industri perbankan.

Menyikapi hal itu, sambungnya, OJK sejauh ini masih mempelajari perkembangan dari metaverse banking.

“Belum (menyiapkan aturan). Kami harus mempelajari lebih lanjut ke depan,” ucapnya, dikutip dari Bisnis.com, Jumat (18/2/2022).

Ke depannya, lanjut Teguh, metaverse banking bakal menghadirkan pengalaman berbeda bagi nasabah dalam mengakses layanan perbankan. Karena itu pula, OJK akan terus mempelajari dan menyesuaikannya dalam bentuk regulasi.

“Setiap ada perubahan, kami pasti akan antisipasi dari sisi regulator supaya nanti industri perbankan bisa mengikuti hal yang ada. Tapi, kami akan memilah mana yang berisiko, mana yang tidak,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, ada dua bank pelat merah, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang belum lama ini telah mengumumkan kerja sama mereka dengan WIR Group untuk masuk ke dunia metaverse. 

Adapun WIR Group adalah perusahaan berbasis teknologi Augmented Reality (AR) yang berdiri sejak 2009. Menurut Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto, salah satu alasan emiten bank dengan kode BBRI itu terjun ke dunia metaverse, yakni untuk memberikan pengalaman baru bagi para nasabah.

Disampaikannya, kehadiran BBRI di dunia metaverse juga diharapkan mampu untuk menjadi perjalanan baru yang menyenangkan serta memberikan pengalaman baru bagi nasabah, termasuk para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Sekaligus dapat menjangkau masyarakat lebih luas lagi untuk melakukan berbagai layanan transaksi digital,” katanya, Senin (14/2/2022) lalu.

Di sisi lain, BNI pun berencana membangun kantor cabang di dunia virtual metaverse. Sejumlah layanan, mulai dari transaksi, pertukaran, hingga bisnis esensial perbankan sendiri, yaitu menghimpun dana atau menyalurkan kredit, nantinya berpeluang dilakukan di metaverse.

Dikatakan Direktur IT & Operasi BNI, Y.B. Hariantono, dalam mengembangkan bisnis digital di metaverse, perseroan bakal bekerja sama dengan lebih banyak mitra. Tujuannya adalah untuk memberi nilai tambah pada inovasi produk layanan BNI.

Ia pun menjelaskan bahwa di dunia metaverse, manusia bakal masuk ke dalam dunia baru. Di situ, panca indra bakal merasakan pengalaman unik yang berbeda dari dunia fisik. Saat ini, metaverse juga tidak hanya menawarkan layanan bermain game, tetapi juga bisa melakukan pekerjaan, memiliki, dan menjual suatu aset. Sejumlah transaksi ekonomi bakal mulai banyak tercipta di metaverse. 

Menyusul di belakang dua bank Himbara tadi, juga ada perusahaan swasta PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) yang juga telah menyatakan ketertarikannya terhadap dunia metaverse.

Direktur Danamon, Naoki Mizoguchi, menyatakan, dunia virtual ini bakal membawa pengalaman perbankan yang menarik bagi nasabah perbankan.

 

 

 

Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU