DuniaFintech.com – Qoala, salah satu penyelenggara layanan asuransi berbasis digital disebut akan menggandeng fintech di klaster pinjaman (P2P Lending). Kabar ini tentunya menjadi kolaborasi yang terwujud antara dua pihak yang berbeda dalam satu ekosistem yang sama, yakni layanan keuangan berbasis teknologi.
Co-founder dan Chief Operating Officer (COO) Qoala, Tommy Martin mengatakan bahwa pihaknya secara jelas membuka berbagai kerja sama dan kolaborasi dari berbagai pelaku.
“Qoala siap untuk bekerjasama dengan perusahaan P2P Lending, pelaku industri keuangan, perusahaan asuransi dan tentunya regulator, untuk dapat menunjang inklusi keuangan di Indonesia, terutama di situasi bisnis yang menantang seperti pandemi ini,”
Lebih lanjut Tommy menuturkan bahwa Qoala selaku pelaku asuransi digital telah menggandeng beberapa penyelenggara fintech P2P Lending, seperti Investree dan Akseleran. Dalam perannya, Qoala tidak hanya memberikan proteksi terhadap pendana atau pun penerima dana.
“Qoala juga bisa memberikan solusi produk asuransi bagi karyawan dan infrastruktur P2P Lending, yang punya manfaat besar untuk menunjang bisnis perusahaan,”
Baca juga:
- OJK: Asuransi Berbasis Digital Bisa Lebih Murah dan Efisien
- Layanan Asuransi Digital di Tokopedia Semakin Meningkat
- Enkripsi Data Jadi Hal Wajib untuk Proteksi Data Digital, Lakukan dengan 4 Metode Ini
Asuransi Digital Rambah Fintech Pinjaman
Hingga kini, terdapat berbagai produk asuransi yang bisa dikembangkan untuk perusahaan fintech pinjaman. Hal yang pelu ditekankan adalah proses klaimnya yang memberikan benefit asuransi dengan mudah dan menyenangkan. Â
Ekonom Josua Pardede yang menyebut, performa penyelenggara fintech P2P Lending cukup bagus dengan pertumbuhan lebih dari 100% per tahun. Pada September 2020, portofolio kredit P2P Lending mencapai Rp 128,7 triliun. Ia menambahkan, selaim kolaborasi dengan insurtech, P2P Lending juga perlu mendapat dukungan dari perbankan.Â
“Perbankan perlu berkolaborasi dengan P2P Lending, bukan melihat P2P Lending sebagai lawan. Justru harus kolaborasi, melengkapi gap karena tidak semua bank ahli dalam menyasar segmen UMKM. Yang perlu disadari adalah UMKM berkontribusi 60 persen pada pertumbuhan ekonomi, namun masih ada UMKM yang belum dapat akses ke pembiayaan,”
DuniaFintech/Fauzan