26.7 C
Jakarta
Minggu, 17 November, 2024

Setop Penumpukan Utang, Sri Mulyani Rem Penerbitan SBN Hingga Rp100 Triliun

JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk menurunkan penerbitan surat berharga negara (SBN), hal ini untuk menekan pelebaran defisit fiskal agar kembali di bawah 3% dari produk domestik bruto (PDB), untuk setop penumpukan utang.

Dia pun menuturkan, untuk mencukupi pembiayaan tanpa harus menerbitkan surat utang baru, pihaknya masih dapat memanfaatkan penerimaan negara yang cukup tinggi pada tahun ini.

Hal ini terlihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 yang mencetak surplus Rp19,7 triliun atau 0,11% dari PDB di Februari 2022.

Selain itu, Sri Mulyani mengungkapkan untuk menekan penerbitan surat utang baru, pihaknya juga masih bisa memanfaatkan sisa anggaran tahun sebelumnya atau sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA), yang tercatat sebesar Rp103,7 triliun.

“Dengan adanya penerimaan negara cukup tinggi dan SILPA tahun lalu kami mampu lakukan pengoptimalan SILPA tahun lalu dan potensi mengurangi defisit kita,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/4).

Selain itu, menurut Sri Mulyani, alasan lain pembatasan penerbitan surat utang negara baru ini disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian Keuangan global akibat perang Rusia dan Ukraina, serta normalisasi kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat The Fed.

“Normalisasi kebijakan moneter The Fed dan terjadinya perang di Rusia-Ukraina semuanya potensi tekan pasar SBN dari sisi yield curve dan sisi demand-nya,” ujarnya.

Namun, yang pasti langkah pemerintah untuk mengerem penerbitan SBN ini dengan memanfaatkan pendapatan APBN dan SAL telah mampu menurunkan utang negara hingga Rp100 triliun.

“Kami akan kurangi issuance utang dengan penggunaan SAL, sampai Maret penurunan mencapai Rp100 triliun dan kami terus melakukan adjustment sisi berapa jumlah penerbitan tenor SBN yang akan diterbitkan dan waktu penerbitannya dan sisi komposisi mata uangnya,” ucapnya

Sri Mulyani pun memastikan bahwa pihaknya akan terus melakukan rekalibrasi dan melihat berbagai peluang yang muncul dari peningkatan ketidakpastian situasi perekonomian global.

“Kami akan terus liat oportunistik berbagai situasi yang kami hadapi dan tren ke depan, dan tetapkan timing dan sizer penerbitan dan komposisi SBN dan tenor. Ini kami akan update setiap bulannya,” tuturnya.

 

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Rahmat Fitranto

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU