JAKARTA, duniafintech.com – SiCepat Ekspres Indonesia, sebuah perusahaan penyedia logistik ternama di Indonesia, menuai banyak sorotan dalam beberapa hari terakhir. Hal itu terjadi setelah SiCepat diduga melakukan PHK ratusan kurirnya dan rumor itu berkembang di jagat maya.
Padahal, perusahaan jasa ini diketahui sebelumnya pernah mendapat suntikan modal senilai Rp2,4 triliun.
Langkah PHK alias pemutusan hubungan kerja ini pun dianggap berbanding terbalik dengan pendanaan yang berhasil dihimpun perusahaan ini untuk mengembangkan operasinya. Adapun kabar PHK ini dibenarkan oleh beberapa kurir SiCepat.
“Infonya sih karena pendapatan perusahaan lagi turun banget, tapi enggak tahu lagi alasan itu disampaikan ke yang bersangkutan yang kena pengurangan apa tidak,” kata salah seorang kurir yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari Kumparan, Rabu (16/3/2022).
Yang menjadi pertanyaan para kurir adalah mengapa PHK itu dilakukan dengan meminta kurir menandatangani surat pengunduran diri alias resign.
“Memang surat resign-nya itu kata-katanya menjurus kami yang pengin resign, bukan kena pengurangan gitu,” ujar kurir lainnya.
Lantas, lewat akun Instagram resmi perusahaan, SiCepat kemudian memberikan klarifikasinya. Namun, mereka hanya menyebut bahwa sekarang ini persoalan itu tengah diselesaikan secara kekeluargaan.
Untuk diketahui, SiCepat didirikan oleh The Kim Hai pada tahun 2014 silam. Pertumbuhan perusahaan ini juga terbilang cepat. Pasalnya, empat tahun setelah dibentuk, SiCepat sukses menjadi perusahaan logistik terdepan di tanah air.
Pada tahun 2018 lalu, SiCepat bahkan berhasil mendapatkan pendanaan Seri A senilai USD 50 juta dari Barito Teknologi dan Kejora InterVest Growth. Usai menerima suntikan modal itu, pertumbuhan bisnis Sicepat pun menyentuh angka 400 persen pada tahun 2020 lalu.
Bahkan, pada kuartal I-2021, SiCepat kembali memperoleh pendanaan dari sejumlah investor sebesar USD 170 juta atau sekitar Rp2,4 triliun. Investor yang mendanai SiCepat ini, di antaranya Falcon House Partners, Kejora Capital, DEG (the German Development Finance Institution), Asia Based Insurer, MDI Ventures (Telkom Indonesia), Indies Capital, Pavilion Capital (Temasek Holdings Subsidiary), Tri Hill dan Daiwa Securities.
Gelontoran dana itu diklaim menjadi pendanaan Series B terbesar di Asia Tenggara. Sejalan dengan suntikan dana yang masuk, SiCepat kemudian mulai melebarkan bisnisnya. Diketahui, SiCepat memulai ekspansi dengan menggandeng PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS).
Mengacu pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, MCAS dan SiCepat mulai melakukan kerja sama pada tanggal 3 Juli 2020. Kerja samanya sendiri diawali pada Januari 2021. Kala itu, SiCepat menginvestasikan hingga 51 persen saham ke anak perusahaan MCAS, PT Digital Maxima Kharisma (Digiresto).
Sebagai informasi, Digiresto adalah platform pemesanan makanan dan minuman. SiCepat pun dalam hal ini terlibat langsung dalam pengembangan, termasuk pengiriman jarak jauh.
Bukan itu saja, kerja sama pun terjadi pada akhir tahun lalu. Ketika itu, SiCepat membeli sebanyak 10 ribu unit motor listrik Volta. Ribuan unit motor itu nantinya bakal dipakai oleh SiGesit untuk mengantar dan menjemput paket pelanggan.
Akan tetapi, tidak disebutkan berapa dana yang dikeluarkan oleh SiCepat untuk ekspansi bisnisnya ini. Atas sejumlah aksi bisnisnya ini, SiCepat pun berhasil mencatatkan pertumbuhan volume pengiriman hingga 93 persen, dengan rata-rata pengiriman paket sebanyak 2,8 juta paket per hari.
Sementara itu, pada tahun ini, SiCepat menargetkan dapat meningkatkan kembali volume pengiriman sampai dengan 32 persen.
Penulis: Kontributor/Boya Riza Utama
Admin: Panji A Syuhada