JAKARTA – Siemens, melalui press releasenya yang berasal dari konglomerat teknologi asal Jerman, kembali menunjukkan kepemimpinannya dalam inovasi keuangan digital dengan menerbitkan obligasi digital kedua senilai €300 juta. Obligasi berjangka satu tahun ini diterbitkan menggunakan blockchain SWIAT dan diselesaikan hanya dalam hitungan menit menggunakan solusi Trigger dari Jerman, yang memungkinkan pembayaran uang bank sentral melalui sistem TARGET2.
Penerbitan ini menandai langkah maju yang signifikan dalam adopsi teknologi blockchain di sektor keuangan, khususnya dalam pasar obligasi. Siemens telah membuktikan bahwa penerbitan dan penyelesaian obligasi dapat dilakukan secara lebih efisien, transparan, dan aman menggunakan teknologi blockchain.
Apa Selanjutnya untuk Tokenisasi Obligasi Digital?
Keberhasilan Siemens dalam menerbitkan obligasi digital ini membuka jalan bagi adopsi tokenisasi obligasi yang lebih luas. Tokenisasi obligasi adalah proses mengubah obligasi tradisional menjadi token digital yang dapat diperdagangkan di blockchain. Proses ini menawarkan sejumlah keuntungan, antara lain:
- Likuiditas yang Lebih Tinggi: Tokenisasi obligasi memungkinkan investor untuk memperdagangkan obligasi secara lebih mudah dan cepat, meningkatkan likuiditas pasar obligasi secara keseluruhan.
- Aksesibilitas yang Lebih Luas: Tokenisasi obligasi memungkinkan investor dengan modal lebih kecil untuk berpartisipasi dalam pasar obligasi, karena token dapat dipecah menjadi unit yang lebih kecil.
- Efisiensi yang Lebih Tinggi: Tokenisasi obligasi dapat mengurangi biaya dan kompleksitas yang terkait dengan penerbitan dan penyelesaian obligasi tradisional.
- Transparansi yang Lebih Tinggi: Blockchain menyediakan catatan transaksi yang tidak dapat diubah, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pasar obligasi.
Dengan semakin banyaknya perusahaan dan lembaga keuangan yang mengadopsi teknologi blockchain, tokenisasi obligasi diperkirakan akan menjadi tren yang semakin populer di masa depan. Hal ini dapat merevolusi cara obligasi diterbitkan, diperdagangkan, dan dikelola, membawa pasar obligasi ke era digital yang baru.
Namun, adopsi tokenisasi obligasi juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti kerangka regulasi yang belum jelas dan masalah keamanan siber. Untuk memastikan adopsi tokenisasi obligasi yang sukses, diperlukan kolaborasi antara regulator, lembaga keuangan, dan perusahaan teknologi untuk mengembangkan kerangka regulasi yang jelas dan solusi keamanan yang kuat.
Siemens telah menunjukkan bahwa tokenisasi obligasi bukan lagi sekadar konsep, tetapi kenyataan yang dapat dicapai. Masa depan tokenisasi obligasi terlihat cerah, dan kita dapat mengharapkan inovasi lebih lanjut di bidang ini dalam beberapa tahun mendatang.
Blockchain telah terintegrasi ke dalam beberapa bisnis utama
Penerbitan sekuritas pada blockchain telah berlangsung selama beberapa tahun. Pada tahun 2018, Bank Dunia meluncurkan instrumen utang baru yang dioperasikan dengan blockchain melalui CBA Australia. Pada tahun 2020, Nomura Research Institute (NRI) Jepang mengumumkan penerbitan obligasi berbasis blockchain pertama.
Menurut Infosys , adopsi tokenisasi obligasi dapat terus meningkat. Hal ini akan didukung oleh keamanan data dan kontrak pintar yang ditawarkan tokenisasi obligasi.