33.4 C
Jakarta
Sabtu, 27 April, 2024

Sri Mulyani Klaim Kontribusi UMKM Capai 69 Persen untuk GDP ASEAN

JAKARTA, dunifintech.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam menumbuhkan perekonomian ASEAN. 

Menurut Sri Mulyani UMKM di kawasan ASEAN menyerap 35-97% tenaga kerja dan berkontribusi sebesar 35-69% GDP pada masing-masing negara. Sehingga UMKM harus dapat beradaptasi dan mengintegrasikan dirinya ke dalam ekonomi digital. 

Baca juga: Ini Cara OJK Bikin UMKM Naik Level di Kawasan ASEAN

“Ekonomi digital bahkan menjadi game changer bagi perekonomian sejumlah negara”, ujar Sri Mulyani.

Meski demikian, dia mengungkapkan sejumlah negara ASEAN tercatat masih memiliki indeks inklusi finansial yang masih rendah. Oleh karenanya, Menkeu menekankan pentingnya mengambil langkah strategis dengan menggencarkan inklusi serta literasi finansial sekaligus mengakselerasi keuangan digital bagi UMKM.

Dia menjelaskan bahwa inklusi dan literasi finansial bagi UMKM bermanfaat dalam pengembangan kapasitas bisnis dan perluasan akses pasar. Salah satu bentuk digitalisasi yang sangat berpengaruh bagi UMKM adalah sistem pembayaran secara elektronik.

Meski demikian, Sri Mulyani menekankan bahwa digitalisasi tidak bisa lepas dari risiko yang menyertai. Sehingga, diperlukan kerangka bauran kebijakan agar ekosistem digital dapat berjalan secara optimal, menguntungkan, mudah diakses, murah, dan aman.Di akhir paparan, Menkeu optimis bahwa melalui kerja sama dan kerangka kebijakan yang kuat serta koordinasi yang baik.

“UMKM di ASEAN dapat tumbuh secara optimal dan menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Sri Mulyani. 

Baca juga: Capai 26,6 Juta Pengguna, QRIS Jadi Gerbang Masuknya Ekosistem Digital UMKM

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengungkapkan negara yang sudah bisa menggunakan QR Code diantaranya adalah Indonesia, Thailan, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Lalu, nantinya akan menyusul adalah Kamboja dan Filipina. Sedangkan untuk negara yang belum menerapkan QR Code sebagai bentuk metode pembayaran adalah Laos, Myanmar dan Timor Leste. 

Dia mengaku pihaknya sudah melakukan konsultasi kepada bank-bank sentral yang ada di ASEAN. Bahkan, Indonesia siap membantu negara-negara ASEAN untuk menerapkan QR Code sebagai metode pembayaran dalam transaksi jual-beli. 

Arsjad menjelaskan saat penerapan QR Code di negara-negara ASEAN, tidak perlu untuk melakukan penukaran mata uang atau konversi uang. Artinya, saat melakukan pembelian hanya menggunakan QR Code. Sehingga transaksinya nantinya akan menggunakan currency lokal. 

“Jadi kalau Rupiah ya Rupiah, Baht ya baht. Jadi bisa saling membantu untuk mengurangi biaya dari transaksi dan ini menjadi salah satu kunci bagaimana supaya UMKM dan juga business di ASEAN bisa bekerja sama dan juga mempermudah. Inilah yang menjadi harapan kita bersama,” kata Arsjad. 

Baca juga: OJK Lakukan Sinergi Lembaga Pemeringkat Kredit Dorong Pembiayaan UMKM

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE