JAKARTA – Laba bersih Rp67,1 miliar berhasil diperoleh PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), selanjutnya incar laba bersih Rp120 miliar sepanjang tahun ini.
Keuntungan tersebut mengalami kenaikan sebesar 75,6% year-on-year (yoy).
IIF pada periode sebelumnya hanya mampu mencatatkan laba bersih Rp38,2 miliar.
Demikian diungkapkan Head of Corporate Communication Department IIF Siva Rahmadani.
Menurut Siva laba bersih perusahaan mengalami peningkatan seiring dengan strategi yang turut menjadi faktor penentu.
Ada sejumlah strategi yang diterapkan IIF dalam meningkatkan laba.
Diantaranya dengan cara memperkuat daya saing, ekspansi bisnis, dan peningkatan kinerja keuangan.
Kedepan kata Siva, IIF optimis mampu meningkatkan pertumbuhan laba bersih pada kisaran 14-15% menjadi kurang lebih Rp120 miliar.
Pencapaian laba ini kata Siva didukung oleh pendapatan bunga bersih Perseroan pada semester I/2024.
Pendapatan laba bersih tersebut mengalami peningkatan mencapai 7,5% menjadi Rp192,8 miliar.
Jika dibandingkan pada periode sebelumnya ada perbedaan sebab periode sebelumnya hanya mendapatkan laba bersih sebesar Rp179,4 miliar.
“Aset investasi Perseroan tercatat sebesar Rp13,1 triliun,” kata Siva.
Aset ini kata Siva merupakan capain terbesar dari sektor energi terbarukan yang porsinya mencapai 24%.
Disusul laba bersih dari sektor telekomunikasi dan informasi yang porsinya mencapai 22%.
Selanjutnya sektor jalan tol 13%.
IIF mencatat hingga periode 30 Juni 2024, komitmen sebesar Rp1,6 triliun berhasil dibukukan.
Komitmen tersebut terdiversifikasi ke sejumlah sektor diantaranya infrastruktur air, gas, jalan tol, dan infrastruktur kawasan.
Incar Laba Bersih Rp120 Miliar 2024, Tantangan yang Dihadapi
Menjelang akhir 2024 ini, sejumlah tantangan tengah dihadapi.
Tantangan tersebut kata Siva diantaranya adanya ketidakpastian ekonomi global, suku bunga acuan tinggi, tren pertumbuhan kredit perbankan yang tinggi yang mengambil porsi pembiayaan sektor infrastruktur, serta pelemahan rupiah.
Meski demikian, pihaknya tetap optimis mampu menghadapi persoalan tersebut.
“Kami optimis, penurunan FED rate dan penguatan rupiah di masa mendatang,” jelasnya.
Untuk itu, IIF kedepan akan terus meningkatkan dan memperkuat inovasi dan solusi terutama menghadapi sejumlah persoalan ekonomi.
“Kami optimis terutama dalam pembiayaan inovatif dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” paparnya.
Visi dan Misi IIF
IIF memiliki visi untuk menjadi pelopor katalisator untuk pembiayaan pengembangan infrastruktur di Indonesia.
Adapun misinya yakni menjamin tercerminnya kepentingan pelaku investasi di dalam struktur kontrak dan konsesi;
Mempelopori ketersediaan beragam instrumen pembiayaan yang tepat bagi proyek infrastruktur; dan menjadi mitra bagi lembaga keuangan dan lembaga investasi nasional lainnya dalam menyalurkan dana masyarakat ke dalam pembangunan infrastruktur jangka panjang di Indonesia.