31.7 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Studi: Blockchain Pangkas Besar Pengeluaran Industri Farmasi AS

duniafintech.com – Program studi kesehatan Universitas Los Angeles California (UCLA) baru-baru ini mengeluarkan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa teknologi blockchain mampu memangkas pengeluaran industri farmasi di Amerika Serikat (AS) senilai USD 180 Juta per tahunnya.

Penelitian ini merupakan hasil kerja sama pihak UCLA dengan salah satu pengembang ‘blackbox’ jebolan Silicon Valley, DomainLedger. Ada pun penelitian tersebut merupakan bagian dari proyek percontohan tindak pengamanan rantai pasokan obat (DSCSA) oleh pengawas obat dan makanan AS (FDA).

Program ini ditujukan untuk memperluas upaya mengembangkan sistem yang dapat dioperasikan secara elektronik untuk melacak proses pembuatan resep obat di seluruh penjuru negeri Paman Sam. Sebagai pelaku industri farmasi terkemuka, dengan 5 apotek serta 200 klinik di AS, UCLA menyarankan DCSCA untuk diterapkan di suatu apotek yang berlokasi di salah satu Rumah Sakit tersibuk di AS.

Hal tersebut sehubungan dengan penetapan undang-undang DSCSA pada 2013 yang menyebutkan, di tahun 2023, seluruh pekerja farmasi diwajibkan untuk melakukan verifikasi setiap pemberian resep obat sebelum di distribusikan. Proyek rekomendasi UCLA dan DomainLedger ini dinilai menjadi solusi dari undang-undang tersebut, lantaran AS belum menerapkan syarat untuk proses verifikasi pemberian resep obat oleh apotek.

 Baca juga:

Blockchain Solusi Industri Farmasi AS

Lansiran cointelegraph mengatakan, 17% proses verifikasi obat resep menyalahi aturan. Hal ini dikemukakan pendiri sekaligus CEO DomainLedger, Ben Taylor dengan menyarankan proses verifikasi yang harus dilakukan secara real-time untuk menghadirkan standar baru dalam undang-undang DSCSA.

“Saat ini, proses verifikasi rantai pasokan untuk obat jarang memenuhi kriteria yang diterapkan undang-undang. Sementara, hal itu dibutuhkan dalam 3 tahun ke depan,”

“Industri akan menanggung beban regulasi yang berat, jika proses pemindaian tunggal dan verifikasi instan secara real-time tidak diterapkan,”

Selain itu, penerapan blockchain di bidang farmasi ini juga berfokus untuk meningkatkan pelacakan pengemasan. Dalam hal ini, aplikasi blockchain berbasis mobile, BRUINchain bertugas melacak obat resep bernama Spinraza.

Ben menjelaskan, kerja BRUINchain adalah melacak dan menemukan obat yang terdistribusi ke suatu apotek, seraya melakukan verifikasi otentik kepada manufaktur sebelum dijual.

Aplikasi tersebut merupakan jenis blockchain yang mampu dikendalikan dalam jaringan berizin oleh keanggotaan dan partisipan (privat). Hal ini membuat banyak pihak untuk melacak dan melakukan verifikasi obat dengan integritas dan keamanan data yang tetap terjaga.

DuniaFintech/FauzanPerdana

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU