25.6 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

Survei: Generasi Muda Indonesia Lirik Kripto Sebagai Instrumen Investasi

JAKARTA, duniafintech.com – Aset kripto sebagai instrumen investasi terus tumbuh dan makin diminati di dunia. Berdasarkan survei yang dilakukan Zipmex bersama firma riset pasar Jakpat, ditemukan fakta bahwa aset kripto jadi lima instrumen investasi teratas dunia.

Menurut survei, aset kripto mengisi porsi 11,69% investasi di dunia bersama, emas 25,51%, reksa dana 14,75%, deposito berjangka 13,57%, dan properti 11,64%. Gejala yang sama pun dapat dirasakan di Tanah Air.

Berdasarkan data survei yang disebarkan kepada lebih dari seribu orang, berusia 25-40, pada 33 provinsi di Indonesia, menunjukkan bahwa 62,83% atau hampir dua pertiga responden tertarik untuk berinvestasi di aset kripto dalam tiga bulan ke depan. 

Tingginya persentase responden yang tertarik pada investasi aset kripto, yang sedang mengalami pertumbuhan pada beberapa tahun terakhir, selaras dengan profil risiko responden di mana 88,88% dari responden memilih antara investasi risiko rendah (42,44%) atau risiko sedang (46,44%) dibandingkan investasi risiko tinggi (11,12%).

“Jutaan orang Indonesia telah berinvestasi di aset kripto dan kami berharap untuk melihat lebih banyak orang Indonesia di masa depan yang berinvestasi di aset kripto,” kata Siska Lestari, Head of Growth Zipmex Indonesia dalam keterangannya, Kamis (10/3).

Secara keseluruhan, sebanyak 87,85% responden yang berpartisipasi di survei merupakan investor, dengan 31,8% memiliki satu instrumen, sedangkan 45,85% memiliki banyak instrumen investasi. 

Sementara, untuk responden lainnya yang belum berinvestasi beralasan mereka masih memiliki tagihan dan pinjaman untuk dilunasi (60,35%) dan mereka lebih suka memiliki akses ke uang tunai (20,26%). 

Dalam hal kripto, ada tiga alasan utama mengapa mereka belum berinvestasi di aset kripto yaitu, mereka menganggap bahwa masih kurangnya informasi terkait kripto (45,31%), tidak mengetahui mulai dari mana (17,46%), dan terlalu berisiko (15,53%).

Investor Kripto Terbanyak adalah Laki-laki

Untuk jenis kelamin, survei melaporkan bahwa persentase pemilik aset kripto laki-laki mencapai 29,78%, lebih tinggi dibandingkan pemilik aset kripto perempuan yang sebesar 16,60%.

Persentase responden laki-laki yang tertarik untuk investasi di aset kripto dalam tiga bulan ke depan juga lebih tinggi yaitu sebanyak 71,20% dibandingkan responden perempuan yang 54,63%.

Ketika data tersebut dipecah menjadi kelompok umur, persentase kepemilikan aset kripto berada dalam kelompok usia 31-35 (25,74%), diikuti oleh 25-30 (23,38%), dengan 36-40 (17,47%) di posisi terendah. 

Meskipun persentase kepemilikannya rendah, sejumlah 66,27% dari kelompok usia 36-40 dilaporkan memiliki minat untuk berinvestasi di aset kripto selama tiga bulan ke depan, sementara 67% dari kelompok usia 31-35 dan 59,53% dari kelompok usia 25-30 melaporkan selera yang sama untuk investasi aset kripto.

Selain itu, data tersebut juga menyebutkan bahwa lebih dari 60% responden tertarik untuk berinvestasi di aset kripto dan akan mengambil kesempatan untuk mulai berinvestasi di dalamnya, dalam tiga bulan ke depan. 

Meskipun minat telah muncul, laporan ini juga mengatakan bahwa lebih dari 50% responden mengakui bahwa mereka juga kurang memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai tentang hal itu.

“Kesalahpahaman terbesar tentang kripto di Indonesia adalah karena keterkaitannya yang kuat dengan volatilitas nilai jangka pendek dan perubahan cepat di pasar kripto yang terjadi dalam 24/7, tidak seperti pasar saham Indonesia,” ujar Siska.

Dia bilang, jika dilihat dari perspektif ini, dapat dipahami bahwa berinvestasi di kripto dapat dianggap sebagai aktivitas yang sangat berisiko, menakutkan, dan mengintimidasi. 

Namun, dia mengungkapkan dalam kampanye yang akan dilakukan pihaknya berikutnya, dia akan mencoba mematahkan ketidakpercayaan besar ini dengan menjelaskan lebih banyak wawasan tentang aset kripto, sebagai instrumen investasi yang akuntabel dan layak dipercaya. 

“Kami berharap kampanye ini juga akan menjadi cara yang baik untuk memberikan edukasi yang layak, dengan cara yang lebih mudah dipahami, mudah dicerna, dan lebih dekat dengan kehidupan kita sehari-hari,” ucapnya.

Menurutnya, berinvestasi dalam aset kripto dalam jangka waktu yang lama menghadirkan cerita yang sama sekali berbeda, mengingat aset kripto telah mengalami pertumbuhan kolektif yang kuat dan stabil selama beberapa tahun terakhir. 

Untuk membantu mengilustrasikan poin tersebut, kapitalisasi pasar global aset kripto telah tumbuh lebih dari sepuluh kali lipat dari sekitar US$150 miliar menjadi lebih dari US$1,7 triliun selama beberapa tahun terakhir saja. 

“Melihat tren global dan lokal, kami percaya bahwa akan ada jutaan investor kripto baru yang akan mengambil bagian dalam revolusi keuangan di Indonesia ini dalam waktu dekat,” tuturnya.

 

Penulis: Nanda Aria

Admin: Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU