JAKARTA, duniafintech.com – PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) yang lebih dikenal susu Ultra, berhasil membukukan pertumbuhan yang signifikan.
Tercatat berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp4,44 triliun.
Pendapatan itu tercatat pada semester I/2024.
Menariknya, pertumbuhan itu diperoleh dari dua sisi yakni segi top line dan bottom line.
Pendapatan Susu Ultra (ULTJ) Meningkat
Menyirat data dari berbagai sumber pada hari ini, Rabu (31/7/2024), Ultrajaya pada semester pertama tahun 2024 mengalami peningkatan dari segi pendapatan.
Secara year to year, pendapatan bersih milik konglomerat Sabana Prawirawidjaja itu berhasil mengalami pertumbuhan sebesar 7,37%.
Angkanya mencapai Rp4,13 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Seiring dengan pendapatan yang meningkat, dari segi beban pokok penjualan turut mengalami peningkatan pesat.
Angkanya mengalami kenaikan di angka 5,38%.
Peningkatannya menunjukkan angka Rp2,94 triliun per akhir Juni 2024.
Hal menarik lainnya, pada semester I/2024 membuat saham ULTJ itu mampu membukukan laba kotor sebesar Rp1,49 triliun.
Pada semester satu tahun 2024, secara keuntungan, ULTJ berhasil mendapatkan laba bersih selisih kurs Rp99,98 miliar.
Capain itu berhasil menutup kerugian yang pernah dialami di tahun 2023.
Dengan selisih kurs Rp43,46 miliar.
Secara umum, ULTJ berhasil mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp755,13 miliar.
Pencapaian ULTJ pada semester satu tahun 2024 itu, memberikan gambaran adanya perkembangan dengan laju pertumbuhan sebesar 23,62% yoy dari Rp610,85 miliar per akhir Juni 2023.
Siapa Sosok di Balik Suksesnya ULTJ
Keberhasilan ULTJ ini tak lepas dari pengaruh sosok sang pemilik.
ULTJ milik konglomerat ini awalnya hanya berupa industri rumahan.
Usahanya dimulau pada kurun waktu 52 tahun yang lalu.
Perusahaan susu itu mampu menambang laba hingga miliaran rupiah pertahun.
Sabana Prawirawidjaja adalah pemilik sekaligus sosok dibalik suksesnya uLTJ.
Ia merupakan 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Total kekayaannya mencapai US$900 juta, atau setara sekitar Rp13,5 triliun.
Sabana sebelum sukses berbisnis, latar belakang pendiri ULTJ ini telah mengenyam pendidikan di jurusan manajemen Nanyang Technological University, Singapura.
Bersama sang ayah Ahmad Prawirawidjaja pada tahun 1958 mulai membangun perusahaan susu pertamanya di Bandung.
Sebelum sesukses sekarang, ULTJ juga pernah mengalami pasang surut.
Awalnya usaha rumahan ini sulit untuk dipasarkan.
Faktornya karena tampilannya kurang menarik minat pembeli.
Terlihat sangat sederhana dan tidak menarik.
Kekurangan lainnya, susu ini awalnya hanya mampu bertahan dalam kurun waktu yang sangat singkat.
Bahkan, tak jarang dibuang apabila tak laku di jual di pasaran.
Tapi, tak ada proses yang menghianati hasil.
Setelah mengalami jatuh bangun tersebut, didukung dengan ketekunan dan keahliannya kini ULTJ tak hanya mengalami peningkatan pesat.
Justru, mampu menjadi lapangan kerja dalam menghidupi ribuan keluarga para karyawan ULTJ.
Saat ini ULTJ sudah mampu bersaing di tengah pasar dengan sejumlah kandungan dan keunggulan yang dimiliki.
Diantaranya, susunya mampu bertahan lebi lama dan lebih awet.
Tentunya tanpa mengurangi khasiatnya yang ada sejak tahun 1972 lalu.
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com