28.2 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Tahun 2024 OJK Tutup Puluhan BPR, Ini Alasannya

JAKARTA – Sepanjang tahun 2014 sejumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tumbang.

Alasannya beragam.

Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) justru menilai, ini menandakan hal baik.

“Memang berharap Bank BPR lebih ramping,” papar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae.

Saat konferensi pers secara virtual, beberapa waktu lalu Dian mengungkapkan, dalam kurun waktu sebulan ini ada 2 BPR yang bangkrut dan dicabut izin usahanya.

Bahkan dalam waktu dekat kata Dian, masih ada BPR yang akan ditutup.

“Saya harus akui bahwa penyebabnya karena memang masih ada yang bermasalah,” katanya.

Menurut data OJK, saat ini jumlah Bank Perkreditan Rakyat mencapai 1.500 BPR.

Ke depan, BPR akan diperkuat melalui Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).

UU P2SK ini kata Dian, harus benar-benar mampu mengembangkan BPR sesuai arah perbankan.

Tujuannya agar mampu berperan secara maksimal.

Dian memberikan gambaran terkait upaya dalam meningkatkan peran perbankan.

Diantaranya dengan penambahan modal dari pihak pemegang saham.

Kedua, bersedia merger artinya menyatukan perusahaan dengan tujuan peningkatan performa.

Ketiga melakukan upaya meningkatkan jumlah investor dan membuka kesempatan pada investor lain untuk bergabung.

“Saya kira banyak alternatif yang bisa dilakukan,” paparnya.

Apabila ini tak dilakukan, Dian memprediksi ke depan akan banyak bank yang gulung tikar.

Setidaknya tahun ini, akan ada 20 BPR yang bakal ditutup.

Dian menyebutkan daftar nama BPR yang tak mampu bersaing dan dinyatakan bangkrut.

Sebanyak 14 BPR sepanjang tahun 2024 sudah ditutup

  1. Koperasi BPR Wijaya Kusuma
  2. PT BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda)
  3. PT BPR Madani Karya Mulia
  4. PT BPR Bank Pasar Bhakti
  5. Perumda BPR Bank Purworejo
  6. PT BPR EDCCASH
  7. PT BPR Aceh Utara
  8. PT BPR Sembilan Mutiara
  9. PT BPR Bali Artha Anugrah
  10. PT BPRS Saka Dana Mulia
  11. PT BPR Dananta
  12. PT BPR Bank Jepara Artha
  13. PT BPR Lubuk Raya Mandiri
  14. PT BPR Sumber Artha Waru Agung Sidoarjo

Menanggapi hal itu Wakil Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Lana Soelistianingsih angkat bicara.

Faktor BPR Tutup

Menurutnya, faktor penyebab terbesar yang dialami BPR saat ini selain persoalan modal, masalah penipuan turut menjadi penyebabnya.

Lana mengungkapkan, contoh persoalan yang sering muncul terutama di desa, yakni simpanan nasabah tak dibayarkan oleh oknum pegawai.

“Masalahnya adalah, ada nasabah yang titip dana ke temannya yang pegawai dan ternyata uangnya tak dibayarkan,” katanya di Jakarta.

milik nasabah yang tidak dibayarkan oleh oknum pegawai di BPR tersebut.

Ketika dititipkan sebut Lana, saat itulah persoalan muncul.

“Saya ini nabung tiap bulan kok tidak ada catatannya,” kata Lana menirukan komplain nasabah.

Untuk itu Lana berpesan, untuk saling mengingatkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap hal-hal yang bisa merugikan.

“Pastikan dana nasabah tercatat dan tersimpan di BPR,” pungkasnya.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU