duniafintech.com – China sempat melarang perdagangan cryptocurrency dan penawaran koin awal (Initial Coin Offering / ICO) pada akhir 2017 dan menegaskan kembali sikap negatifnya terhadap pasar tahun ini. Namun, pengembang lokal masih belum menunjukkan tanda-tanda akan menyerah dan terus memperkenalkan berbagai proyek Blockchain yang inovatif di panggung global.
Penindakan yang Lebih Keras
Pada tahun 2018, industri kripto dan pasar di China menyadari ada tindakan keras yang lebih ketat terhadap perdagangan cryptocurrency yang diprakarsai oleh pemerintah daerah dan Bank Rakyat China (PBoC), bank sentral negara tersebut. Pada awal Februari, pemerintah China mulai memblokir situs-situs terkait Bitcoin dan cryptocurrency melalui “Great Firewall”-nya, yang pada dasarnya melumpuhkan siapa pun di dalam negeri dari akses pertukaran Bitcoin dan platform perdagangan aset digital.
Larangan pemerintah terhadap situs dan platform terkait Bitcoin memberi isyarat bahwa niat mereka untuk melarang aktivitas cryptocurrency di dalam negeri sangat besar, mengingat penggunaan jaringan pribadi virtual (VPN) yang juga bertentangan dengan hukum China.
Baca juga: xhttps://duniafintech.com/satu-jam-bersama-radio-untar-mengenal-lebih-dekat-duniafintech-com/
Transaksi luar negeri dan penghindaran peraturan telah dilanjutkan. Resiko masih ada, didorong oleh penerbitan ilegal, bahkan penipuan dan penjualan piramida,” kata publikasi berita independen PBoC.
Pada tanggal 6 Maret 2018, salah satu media utama mainstream terbesar di China di Caixin melaporkan bahwa pemerintah China telah menutup akun pertukaran cryptocurrency di WeChat, platform media sosial yang paling banyak digunakan di China. Akun media sosial OKEX, bursa cryptocurrency terbesar di dunia dengan volume perdagangan harian $ 1,7 miliar juga ikut ditutup.
Meskipun ada larangan keras yang ketat terhadap perdagangan cryptocurrency dan platform terkait Blockchain, pertukaran cryptocurrency China yang lama seperti OKEX dan Huobi terus berkembang selama beberapa bulan terakhir, memproses lebih dari $ 1 miliar transaksi setiap harinya.
Baca juga: https://duniafintech.com/startup-fintech-merambah-ke-ranah-peternakan-online/
Huobi dan OKEX, yang sebelumnya merupakan dua bursa cryptocurrency terbesar di pasar China sebelum larangan perdagangan kripto diterapkan, segera dipindahkan pada bulan Oktober 2017 ke Hong Kong untuk melayani investor China dan pedagang internasional. Tak lama setelah kedua bursa tersebut bermigrasi ke Hong Kong, Huobi dan OKCoin mengalami lonjakan volume dan permintaan perdagangan secara besar-besaran. Pada bulan Maret 2018, OKEX, platform perdagangan mata uang virtual OKCoin, untuk pertama kalinya mengalahkan Binance, yang sebelumnya merupakan bursa terbesar di pasar cryptocurrency China.
Source: cointelegraph.com
Written by: Dita Safitri