26.4 C
Jakarta
Selasa, 24 Desember, 2024

Kolaborasi dengan Fintech, Tokopedia Hadirkan Solusi Pendanaan yang Terpercaya

JAKARTA, duniafintech.com – Perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia, Tokopedia, menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan financial technology (fintech) untuk menghadirkan solusi pendanaan yang terpercaya bagi mitra dan penggunanya.

Senior Lead Public Policy and Government Relations Tokopedia Kevin Tarigan mengungkapkan, maraknya fenomena pinjaman online (pinjol) ilegal belakangan ini telah membuat kepercayaan masyarakat terhadap industri fintech sedikit menurun.

Namun, di sisi lain kebutuhan masyarakat atas akses pendanaan alternatif tersebut semakin meningkat, terutama bagi mitra UMKM dan pengguna Tokopedia.

Untuk itulah, katanya, demi menjawab kebutuhan itu perusahaan berusaha menghadirkan layanan pembiayaan yang akuntabel dan diawasi oleh para regulator terkait, sehingga pengguna tidak perlu khawatir perihal kredibilitas platform pendanaan terkait.

“Ini keunggulan Tokopedia, saat penjual atau pembeli membutuhkan solusi pembayaran mereka mungkin sedikit kebingungan saat mereka harus mencari mandiri, kami menghadirkan layanan yang sudah terkurasi dan available sesuai kebutuhan pembiayaan para pengguna kami,” katanya dalam acara AFPI Lending Summit 2021, Jumat (3/12).

Kevin pun menjelaskan, Tokopedia telah menggandeng berbagai macam platform pembiayaan yang dapat dipilih oleh pengguna sesuai kebutuhannya. Untuk pengguna individu misalnya, Tokopedia menghadirkan layanan paylater seperti GopayLater dan Kredivo serta Indodana.

Sedangkan untuk pinjaman, platform toko online itu menggandeng Finmas, Kredit Pintar, dan juga Julo. Sementara, untuk merchant yang membutuhkan modal usaha, Tokopedia menyediakan layanan Modal Toko dan menggandeng Dhanapala.

“Bisa dipastikan bahwa layanan Tokopedia adalah layanan e-commerce yang terkurasi, dalam artian semua layanan di Tokopedia sudah pasti diregulasi dan dijamin oleh regulator terkait, misal Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” tuturnya.

Lebih jauh Kevin mengungkapkan, pihaknya ingin menjadi gerbang utama bagi masyarakat untuk mengenal ekonomi digital. Menjadi platform yang memberikan pengalaman pertama bagi masyarakat untuk masuk ke ekosistem digital.

Pasalnya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat dari digitalisasi tersebut. Sehingga, masih minim pelaku usaha yang masuk dan menjual barangnya dengan pangsa pasar yang lebih luas melalui teknologi e-commerce.

“Kami melihat bahwa Tokopedia jadi first step. Orang banyak meremehkan pengenalan dan kami jadi pengenalan yang baik untuk pengguna baru dan penjual baru yang belum mengenal e-commerce,” ucapnya.

Kevin pun menuturkan, sebagai salah satu kekuatan ekonomi digital, e-commerce memiliki penetrasi yang sangat besar ke masyarakat. Bahkan, melebihi penetrasi yang mampu dijangkau oleh lembaga keuangan konvensional seperti perbankan.

“Penetrasi e-commerce itu jauh lebih besar daripada perbankan atau jasa keuangan konvensional dan itu kelebihan Tokopedia karena kami menyediakan solusi menjangkau masyarakat yang unbanked. Dan ini akan kami refleksikan di produk kami,” ucapnya.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), Tokopedia telah memiliki 100 juta pengguna setiap bulannya, dengan 11 juta penjual dan 500 juta produk yang ditawarkan setiap harinya.

Berdasarkan survei yang sama, pada 2020 tercatat bahwa sebanyak 86,5% penjual di Tokopedia merupakan pebisnis baru. Selama pandemi pin Tokopedia berhasil memicu peningkatan penjualan di tiga daerah di luar Pulau Jawa, yaitu NTB (144,6%), Sulawesi Selatan (73,3%) dan Sulawesi Tengah (73,4%).

Dengan kata lain, data itu menunjukkan bahwa Tokopedia telah memainkan peran dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat hingga ke berbagai daerah di Indonesia.

“Ini sedikit contoh saja mengenai bagaimana kami berkontribusi terhadap pemerataan ekonomi di Indonesia. Perlu diakui bahwa saat ini memang ekonomi Indonesia masih banyak berpusat di Pulau Jawa,” tuturnya.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU