JAKARTA, 3 Januari 2025 – Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa transaksi bursa karbon (IDXCarbon) mencapai nilai Rp19,73 miliar sejak diluncurkan pada September 2023 hingga 27 Desember 2024. Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Aditya Jayaantara, menyampaikan bahwa volume transaksi tersebut mencapai 908.018 ton CO2e.
Perdagangan Bursa Karbon
Aditya menambahkan, perdagangan karbon telah melibatkan 100 pengguna jasa dengan total unit karbon sebesar 1.349.894 ton CO2e. Hingga saat ini, total frekuensi transaksi tercatat sebanyak 152 kali, dengan nilai keseluruhan mencapai Rp50,64 miliar.
“Kondisi perdagangan karbon di Indonesia cukup kondusif,” ujar Aditya dalam konferensi pers Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2024 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini, terdapat tiga proyek yang telah memperoleh sertifikat pengurangan emisi gas rumah kaca (SPE-GRK), yaitu:
- Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.
- Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang.
- Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) Gunung Wugul.
“Respon terhadap inisiatif ini cukup positif, mencerminkan upaya menuju transisi ekonomi rendah karbon,” tutup Aditya.
Sementara itu, terdapat 1.349.894 unit karbon yang masih dapat diperdagangkan, sedangkan jumlah unit yang telah diperdagangkan mencapai 427.247 unit.