26.9 C
Jakarta
Kamis, 23 Oktober, 2025

Transaksi Aset Kripto Indonesia Capai Rp446 Triliun, INDODAX Soroti Peluang dan Tantangan Pasar 2025

Pasar aset kripto Indonesia terus mencatat pertumbuhan yang signifikan sepanjang tahun 2025. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan total nilai transaksi aset kripto, termasuk pasar spot dan derivatif, menembus Rp446,55 triliun hingga September 2025. Angka ini mencerminkan momentum positif bagi ekosistem digital Indonesia yang semakin matang.

Secara spesifik, pasar spot mencatat transaksi sebesar Rp136,31 triliun pada Kuartal III 2025, naik 16% dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar Rp117,52 triliun. Kenaikan ini menunjukkan permintaan yang stabil dari investor ritel maupun institusional, sekaligus menandakan pertumbuhan penetrasi pasar yang konsisten.

Sementara itu, pasar derivatif mengalami lonjakan lebih dramatis, dengan transaksi mencapai Rp52,71 triliun, naik 118% dibandingkan Kuartal II 2025. Pertumbuhan ini menandai semakin besarnya adopsi instrumen derivatif, yang memungkinkan investor melakukan strategi hedging maupun diversifikasi portofolio lebih kompleks.

Gabungan transaksi spot dan derivatif memperlihatkan kedewasaan ekosistem kripto domestik. Jumlah pengguna aktif tercatat 18,08 juta per Agustus 2025, memperlihatkan penetrasi yang semakin luas ke berbagai segmen masyarakat, dari investor pemula hingga institusi.

Data internal INDODAX menegaskan tren positif ini. Volume Tahun Berjalan (YTD) hingga 20 Oktober 2025 mencapai Rp164,2 triliun, meningkat 93,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas pasar domestik terus bertumbuh, seiring bertambahnya aktivitas trading dan diversifikasi aset digital.

Antony Kusuma, Vice President INDODAX mengatakan, “Pertumbuhan pasar kripto bukan hanya soal angka transaksi. Ini merupakan cerminan dari tingkat kepercayaan masyarakat terhadap mekanisme investasi kripto yang aman dan transparan. Literasi serta pemahaman risiko menjadi fondasi utama agar investor dapat mengambil keputusan secara rasional,” ujar Antony.

Menurut Antony, diversifikasi produk dan layanan menjadi faktor kunci perkembangan industri kripto. Keberadaan tokenisasi aset riil, stablecoin lokal, dan instrumen derivatif semakin memperkaya ekosistem, memberikan opsi baru untuk pengelolaan portofolio, dan membuka peluang inovasi finansial.

“Pasar derivatif yang tumbuh signifikan bukan sekadar angka. Ini adalah indikator bahwa investor mulai mencari alat yang lebih fleksibel untuk memaksimalkan peluang. Pendewasaan ini menandai ekosistem yang semakin sehat,” tambah Antony.

Seiring pertumbuhan transaksi, Antony menekankan pentingnya regulasi adaptif. Kepastian hukum terhadap platform berizin menjadi fondasi bagi perkembangan industri yang berkelanjutan.

“Industri aset kripto hanya akan memberikan multiplier effect bagi ekonomi nasional jika semua pemangku kepentingan, termasuk regulator dan pelaku pasar, bekerja sama supaya semua pihak punya kesempatan yang sama dan transparan,” jelas Antony.

Selain itu, Antony menyoroti aspek pengawasan. INDODAX percaya bahwa tindakan preventif terhadap platform ilegal adalah kunci untuk menjaga kepercayaan masyarakat sekaligus mencegah praktik merugikan investor.

“Kami melihat pengawasan proaktif bukan sekadar kewajiban regulator, tapi juga tanggung jawab ekosistem untuk memastikan investor terlindungi dan pasar tetap sehat,” tambah Antony.

Pasar global juga menjadi faktor penentu sentimen investor lokal. Volatilitas harga aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum dipengaruhi oleh dinamika geopolitik dan kebijakan moneter internasional, termasuk hubungan dagang AS–Tiongkok dan keputusan The Fed.

“Investor yang cerdas harus selalu adaptif terhadap fluktuasi global. Kesadaran ini merupakan bagian dari literasi finansial modern yang kami dorong, agar keputusan investasi lebih strategis dan tidak semata mengikuti sentimen pasar,” ujar Antony.

Dalam pengembangan teknologi, Antony menekankan bahwa inovasi platform trading yang aman dan efisien sangat krusial agar investor dapat bertransaksi dengan nyaman dan cepat, bahkan di tengah lonjakan volume transaksi.

“Kami terus memperkuat infrastruktur digital untuk menangani beban transaksi tinggi sekaligus memberikan pengalaman pengguna yang optimal. Ini menjadi keunggulan kompetitif bagi pasar lokal,” tambah Antony.

Sejalan dengan itu, literasi pasar tetap menjadi fokus utama. Program edukasi ke ranah akademisi dan masyarakat yang berkesinambungan diyakini mampu mengurangi risiko kesalahan investasi akibat ketidakpahaman produk.

“Edukasi harus menjangkau semua lapisan masyarakat. Investor yang memahami risiko dan peluang pasar akan mengambil keputusan lebih rasional, bukan emosional,” kata Antony.

INDODAX menegaskan bahwa kombinasi regulasi yang adaptif, literasi masyarakat, inovasi produk, dan kolaborasi strategis menjadi fondasi pertumbuhan jangka panjang industri kripto Indonesia.

“Momentum pertumbuhan ini harus dimanfaatkan secara bijak agar industri kripto tidak hanya memberikan dampak ekonomi langsung, tetapi juga menciptakan ekosistem digital yang inklusif, berkelanjutan, dan inovatif,” tutup Antony.

Dengan capaian transaksi yang melampaui Rp446 triliun di Indonesia, serta volume YTD Rp164,2 triliun hingga tanggal 20 Oktober 2025 di INDODAX, industri aset kripto Indonesia membuktikan kapasitasnya sebagai salah satu pilar penting dalam ekonomi digital, sejalan dengan visi pemerintah untuk memperkuat ekosistem keuangan modern.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU