26.9 C
Jakarta
Selasa, 4 November, 2025

Tren Gaming di Indonesia 2025: Perbedaan Gaya Bermain Pria dan Wanita

Bagi banyak orang, gaming bukan sekadar hiburan, melainkan juga cara untuk melepas penat setelah menjalani rutinitas yang melelahkan. Dengan itu, Jakpat menggali lebih dalam bagaimana masyarakat Indonesia berinteraksi dengan dunia gaming dan bagaimana perilaku mereka membentuk tren industri ini.

Jakpat melakukan survei terhadap 1.203 responden yang membagikan pandangan mereka
tentang dunia gaming. Sebanyak 96% gamer bermain menggunakan perangkat mobile
seperti tablet maupun ponsel. Sebanyak 28% bermain menggunakan PC/laptop, sementara
16% menggunakan konsol. Menariknya, 2 dari 3 gamers berencana untuk meningkatkan
perangkat bermain mereka dalam waktu dekat.

Septiana Widi Sugiastuti, Research Lead di Jakpat, menanggapi hasil tersebut, “Terdapat
kesenjangan yang mencolok antara pria dan wanita dalam penggunaan platform PC dan
console untuk bermain game. Pria cenderung lebih terbuka pada platform yang membutuhkan komitmen lebih besar, baik dari sisi perangkat keras, waktu bermain, maupun tingkat kesulitan permainan.”

Genre Gaming Favorit

Perbedaan preferensi antara gamers pria dan wanita juga terlihat jelas dalam pemilihan
genre. Sebanyak 55% pria menyukai genre MOBA (Multiplayer Online Battle Arena), sedangkan 69% wanita lebih menikmati permainan berjenis puzzle. Di posisi ketiga, game strategi menjadi pilihan seimbang di antara kedua gender.

Jika berbicara tentang game favorit, Mobile Legends: Bang Bang mendominasi dengan 52%
pemain, terutama dari kalangan pria (65%) dibandingkan wanita (34%). Di posisi berikutnya ada Candy Crush Saga yang disukai 30% responden, mayoritas di antaranya wanita (47%).

Game ketiga yang paling populer adalah Roblox (28%), dengan proporsi pemain pria dan
wanita yang hampir seimbang.

Biaya Game

Sebanyak 3 dari 5 gamers pernah membeli item terkait game. Lebih dari setengahnya
melakukan pembelian dalam aplikasi seperti skin, item, atau diamond. Selain itu, 45%
membeli aksesori pendukung seperti controller dan keyboard, sementara 37% mengeluarkan dana untuk membeli perangkat utama seperti console, PC/laptop gaming,
atau ponsel baru.

Dalam tiga bulan terakhir, 4 dari 10 responden menghabiskan uang antara Rp50.000–Rp100.000 untuk kebutuhan gaming, dengan metode pembayaran e-wallet mendominasi hingga 86%.

Ketika ada kolaborasi antara brand dan game, 1 dari 2 gamers tertarik membeli item
eksklusif tersebut. Sebanyak 47% tertarik dengan promo belanja yang menawarkan reward, dan 46% lainnya lebih menyukai merchandise fisik seperti kaos atau aksesori bertema game.

Septiana menambahkan, “Memahami perbedaan preferensi berdasarkan gender menjadi
kunci dalam merancang strategi pemasaran yang efektif. Gamer pria cenderung menyukai
elemen digital eksklusif dan aspek kompetitif, sementara gamer wanita lebih tertarik pada
pengalaman sosial yang menyenangkan, seperti kolaborasi dengan brand makanan. Untuk
menjangkau audiens yang lebih luas, penting mengintegrasikan elemen digital seperti
hadiah dalam game dengan produk fisik seperti merchandise atau makanan. Pastikan brand tampil relevan dengan gaya hidup para gamer dan aktif di platform seperti TikTok, YouTube Gaming, dan Discord.”

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU