Industri pesan antar makanan daring (online) telah membawa perubahan nyata dalam kebiasaan belanja konsumen selama dan setelah pandemi COVID-19. Dalam laporan Jakpat 2022, antusiasme terhadap tren ini cukup tinggi. Namun, seiring dengan upaya adaptasi kembali ke normal, tahun ini terjadi beberapa perubahan terkait penggunaan aplikasi pesan-antar makanan.
Jakpat melakukan survei untuk mengetahui perilaku konsumen pada aplikasi pesan-antar makanan daring pada awal tahun 2025. Laporan yang melibatkan 1.343 responden ini juga memaparkan kebiasaan responden dalam memesan makanan berat, camilan, dan minuman melalui aplikasi daring.
Sebanyak 49% responden mengaku pernah memesan camilan di aplikasi pesan-antar makanan di awal 2025, disusul minuman (33%) dan sarapan (31%). Sementara, 1 dari 5 orang pernah memesan makan berat, baik untuk makan siang maupun makan malam. Secara umum, tingkat pemesanan makanan online turun hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2022.
“Turunnya tingkat pemesanan makanan online sejak 2022 menunjukkan adanya pergeseran besar dalam kebiasaan konsumen. Meski demikian, kita masih melihat pola yang konsisten dari tahun ke tahun yaitu akhir pekan tetap menjadi waktu favorit untuk memesan makanan online, baik itu saat jam makan siang dan malam,” ujar Lead Researcher Jakpat, Farida Hasna.
Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan aplikasi pesan antar makanan, terutama karena ada promo/diskon (55%). Sebanyak 56% Milenial mengatakan bahwa mereka terlalu malas untuk keluar rumah sehingga mereka memilih opsi tersebut. Lalu, lebih dari 50% Generasi X tidak suka mengantre, sehingga mereka menggunakan platform tersebut.
Kebiasaan saat menggunakan aplikasi pesan antar makanan
Jakpat menemukan sejumlah temuan menarik terkait rutinitas saat memilih makanan di aplikasi. Sebanyak 57% orang mengecek diskon atau promosi sebelum memesan makanan melalui aplikasi pesan-antar. Selain itu, laki-laki cenderung melihat makanan yang tersedia di sekitar tempat tinggalnya sementara perempuan lebih suka mengetik nama makanan di aplikasi.
Sama halnya dengan memilih makanan, promo atau diskon menjadi pertimbangan besar saat memilih jenama aplikasi pesan-antar online bagi 65% responden. Faktor lainnya adalah harga yang lebih murah dibandingkan jenama lain (50%) dan loyalitas terhadap brand aplikasi penyedia layanan (50%).
“Sejak 2022 hingga kini, diskon masih menjadi faktor dominan dalam pemilihan aplikasi maupun restoran di layanan pesan antar makanan online, menandakan bahwa konsumen masih sangat bergantung pada promo untuk membuat keputusan. Meski begitu, tiap generasi punya pola berbeda: Gen Z lebih mengutamakan promo, sedangkan Milenial dan Gen X cenderung menyeimbangkan harga dengan kualitas rasa,” respons Hasna.
Saat memilih restoran di aplikasi pesan-antar makanan, 7 dari 10 responden memperhatikan promo/diskon, disusul ongkos kirim (58%) dan jarak dengan tempat tujuan (57%). Gen X dan Milenial lebih memperhatikan rasa makanan dibandingkan Gen Z saat menentukan restoran.
Soal brand, GoFood menjadi aplikasi pesan-antar makanan daring yang paling sering digunakan pada awal tahun 2025. Meski masih menduduki peringkat kedua, jumlah pengguna ShopeeFood turun hingga 11% dibandingkan tahun 2022. Milenial dan Gen X lebih memilih menggunakan GoFood, sedangkan platform pesan-antar makanan favorit Gen Z adalah ShopeeFood.
Apa saja menu makanan yang biasa dipesan oleh responden, baik camilan maupun makan berat? Berapa biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk satu kali pesan makanan melalui aplikasi? Dapatkan hasilnya dengan data mendetail dalam laporan Jakpat โConsumer Behavior in Online Food Deliveryโ pada tautan berikut: https://insight.jakpat.net/consumer-behavior-in-online-food-delivery/