32.1 C
Jakarta
Jumat, 22 November, 2024

Menelisik Tutupnya Sejumlah Situs Crowdfunding

duniafintech.com – Konsep situs crowdfunding alias penggalangan dana sebenarnya cukup menarik dan potensial. Masyarakat diajak berdonasi dalam aspek sosial, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Sarat dengan idealisme, bukan? Namun, mengapa sejumlah situs crowdfunding di tanah air ‘gulung tikar’?

Salah satu situs crowdfunding di tanah air yang telah berhenti beroperasi adalah Wujudkan. Wujudkan merupakan sebuah layanan yang memungkinkan Anda untuk menggalang dana demi mewujudkan sebuah ide kreatif, seperti film, komik hingga game. Startup ini didirikan oleh Mandy Marahimin, Dondi Hananto, Wicak Soegijoko, dan Zaki Sani pada tahun 2012 silam.

Wujudkan resmi menutup layanannya pada 31 Maret 2017. Alasan penutupan layanan mereka adalah karena tidak maksimalnya pencapaian target donasi-donasi dari Pewujud (pemberi dana) kepada Kreator. Jumlah Kreator yang sukses menggalang dana tidak lebih dari 12%. Menurut CEO dan Founder Wujudkan Mandy Marahimini, angka ini menjadi penting karena biaya operasional yang diperlukan menjadi terlalu besar. Mandy juga tidak menyebutkan alasan lain di balik penutupan Wujudkan.

Yang jelas, unsur empati memainkan peran yang sangat besar dalam keberlangsungan platform crowdfunding. Sebagai makhluk sosial, hati seseorang sangat berpotensi tersentuh bila melihat sesama yang seakan-akan tidak berdaya menghadapi permasalahan dalam kehidupannya, baik dari segi ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Tak jarang, permasalahan hidup tersebut adalah soal hidup dan mati. Rasa empati ini dapat menjelma menjadi angan-angan: bagaimana bila kita yang mengalami hal serupa?

Keterdesakan atau urgenitas juga menempati peran cukup vital dalam platform crowdfunding. Keterdesakan ini sangat terkait dengan soal waktu. Sebuah proyek crowdfunding, misalnya, akan mampu menarik lebih banyak minat bila dibutuhkan secepat mungkin, misalnya bantuan makanan kepada korban perang. Coba bandingkan, contohnya, bila project tersebut berupa pembuatan film pendek. Anda lebih cenderung memilih yang mana?

Sebelum tutupnya Wujudkan, layanan serupa bernama AyoPeduli juga telah menutup layanan mereka di tahun 2016 yang lalu. Pada saat itu, mereka menyatakan kalau penutupan tersebut hanya bersifat sementara dan telah membuka perekrutan untuk anggota tim baru di akhir tahun. Namun, sampai sekarang situs AyoPeduli masih belum bisa diakses.

Sebaliknya, masih ada beberapa situs crowdfunding yang beroperasi di Indonesia, seperti KitaBisa. Berbanding terbalik dengan Wujudkan yang memutuskan untuk menutup layanan, KitaBisa justru mengalami kenaikan dana yang mereka terima selama tahun 2016 kemarin. Fokus ke bidang sosial dinilai menjadi kunci kesuksesan mereka hingga saat ini.

Menelisik sepak terjang crowdfunding memang memiliki tantangan tersendiri. Tantangan terbesar adalah kepercayaan (trust). Bukan perkara mudah mempersuasi orang untuk memberikan sebagian uangnya hanya berdasarkan informasi secara online. Terlebih, akhir-akhir ini mencuat satu kasus mengenai trust di salah satu situs crowdfunding tanah air. Tantangan berupa trust ini akan makin terasa ketika menghadapi deadline suatu project atau kampanye.

Selain itu, membuat ide atau gagasan proyek yang menarik juga tidak mudah. Anda harus bisa memikirkan jenis proyek apa yang bisa membuat orang tertarik dengan tingkat kesuksesan dan ‘keuntungan’ yang tinggi. Bila itu tercapai, barulah orang-orang berkenan memberikan donasi atau dana untuk proyek tersebut.

Meskipun memiliki cukup banyak tantangan, namun crowdfunding memiliki peluang yang cukup tinggi berkembang di tanah air. Dengan mengandalkan kreativitas, transparansi, dan akuntabilitas serta gencar untuk berpromosi melalui platform lain, seperti media sosial, maka suatu kampanye corwdfunding bisa mencapai atau bahkan melampaui target. Pada hakikatnya, orang akan bersedia berdonasi jika ide yang ada terhubung dengan mereka secara emosional.

Written by : Sebastian Atmodjo

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU