25.6 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

Diinvasi Rusia, Ukraina Dapat Donasi Bitcoin dan Etherium Senilai Rp 489 Miliar

JAKARTA, duniafintech.com – Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu, pemerintah dan sejumlah organisasi di Ukraina membuka donasi dalam bentuk mata uang kripto.

Hasilnya, per Rabu (2/3/2022) kemarin, jumlah kripto yang didonasikan ke Ukraina disebut mencapai 33,8 juta dolar AS atau sekitar 489 miliar rupiah.

Jumlah itu diungkapkan oleh Elliptic, sebuah firma yang melacak transaksi mata uang kripto. Dikutip dari Kompas, Ukraina sendiri meminta donasi dalam bentuk kripto sejak pekan lalu. Hingga kini Ukraina telah menerima sekitar 30.000 donasi Bitcoin dan Etherium.

Salah satu donasi berasal dari Gavin Wood, programer Ingris Raya yang ikut menemukan Ethereum. Gavin menyumbang sekitar 5,8 juta dolar AS dalam bentuk kripto.

Sejumlah penyumbang lain juga mengirimkan donasi dengan total nilai melebihi satu juta dolar AS. Para donatur menyumbangkan mata uang kripto atau NFT ke dompet kripto pemerintah Ukraina.

Menurut Tom Robinson, kepala ilmuwan Elliptic, kebanyakan donasi ke Ukraina dalam bentuk Bitcoin dan Ethereum. Semakin populernya kripto membuat Ukraina dapat memanfaatkannya sebagai donasi di tengah gempuran Rusia yang masih berlangsung hingga kini.

Akan tetapi, kripto yang memfasilitasi transaksi di luar bank konvensional turut membuat sejumlah pihak khawatir.

Kalangan politikus khawatir mata uang kripto bisa menjadi alat pejabat dan pebisnis Rusia untuk meghindari sanksi ekonomi.

Akibat invasi ke Ukraina, Rusia dihantam sanksi ekonomi berat dari berbagai negara. Salah satunya adalah dikeluarkannya sejumlah bank Rusia dari layanan transaksi internasional SWIFT.

Di lain sisi, Elliptic memperingatkan orang tak bertanggung jawab juga bisa memanfaatkan situasi ini untuk menipu. Donasi ke Ukraina bisa dijadikan dalih penipu untuk mengalirkan kripto ke dompet digitalnya sendiri.

Situasi Terkini Rusia-Ukraina

Sementara itu, perang antara Rusia dan Ukraina masih belum mereda. Menurut pemberitaan terbaru, militer Ukraina mengatakan, pasukan terjun payung Rusia sudah mendarat di kota terbesar kedua, Khariv.

Al Jazeera melaporkan, pada hari ketujuh invasi Rusia ke Ukraina, bentrokan segera meletus, terlebih ketika pasukan terjun payung itu mendarat.

“Pasukan lintas udara Rusia mendarat di Kharkiv dan menyerang rumah sakit setempat,” kata militer dalam sebuah pernyataan di aplikasi pesan Telegram.

“Ada pertarungan yang sedang berlangsung antara penjajah dan Ukraina,” tambahnya.

Anton Gerashchenko, penasihat menteri dalam negeri Ukraina mengatakan, setelah serangan udara, terjadi kebakaran di barak sekolah penerbangan di kota itu. Sementara Gubernur Kota, Oleg Synegubov mengatakan di Telegram, ada tujuh orang dilaporkan tewas dalam serangan terhadap gedung pemerintah dan 24 orang terluka.

Tetapi menurut Rusia, pihaknya cuma menargetkan infrastruktur militer Ukraina, pertahanan udara dan angkatan udara dengan senjata presisi tinggi.

Kharkiv adalah kota terbesar kedua di Ukraina. Sebagian besar dari populasi sekitar 1,4 juta memakai bahasa Rusia. Tempat ini telah menjadi target pasukan Rusia sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

 

 

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU