31.9 C
Jakarta
Minggu, 22 Desember, 2024

Siasat Pemuda Ukraina di Tengah Gejolak Perang, Bertahan Hidup Karena Tabungan Bitcoin

JAKARTA, duniafintech.com – Seorang pemuda asal Ukraina ternyata gemar menabung Bitcoin. Fadey nama samarannya, pemuda 20 tahun tersebut menganggap Bitcoin mempermudah dirinya dalam bertransaksi karena dinilai memiliki valid lintas batas, dan tidak memerlukan bank.

Hal itu menjadi keuntungan tersendiri bagi Fadey. Pasalnya sejak tiga pekan terakhir, hampir seperempat penduduk Ukraina telah diusir dari rumah mereka, dan perang telah membebani sistem keuangan negara tersebut.

Fadey pun lanjut bercerita kepada CNBC terkait pelarian dirinya dari Ukraina menuju Polandia. Saat bangun pagi sekitar pukul sembilan waktu setempat, Fadey panik setelah melihat pesan-pesan yang masuk ke media sosialnya, menanyakan tentang kabar kota barat Kviv.

Fadey coba untuk mencari informasi, dan setelah sadar bahwa negaranya sedang dikepung, dirinya langsung bergegas mengemasi barang-barang untuk segera mengungsi. Polandia menjadi tujuannya.

Fadey hanya berfikir untuk bisa lolos dari tes covid-19 dan membawa sejumlah uang, sebelum pejabat setempat menahannya.

“Saya tidak bisa mengambil uang tunai sedikitpun, antrian di mesin ATM sangat panjang, tidak bisa menunggu selama itu.” ungkap Fadey.

“Lalu saya berfikir untuk melakukan transaksi peer-to-peer dengan seorang teman, menjual tabungan Bitcoin seharga 600 dolar AS untuk zloty atau mata uang nasional Polandia.” tambah Fadey.

Fadey menilai kecepatan dan kemudahan dalam bertransaksi Bitcoin itu sangat berperan penting dalam situasi dan kondisi yang dialaminya tersebut. Paska dua jam perjalanan aman Fadey ke Polandia, Ukraina menutup perbatasannya untuk semua pria usai pertempuran.

Fadey juga membawa USB yang berisikan Bitcoin senilai 2000 dolar AS, yang rencananya akan digunakan untuk hidup di Polandia. Uang tersebut digunakannya untuk tempat tidur asrama dirinya dan pacarnya, serta sejumlah makanan.

Menurut Fadey, saat invasi berlanjut, ATM di seluruh Ukraina mulai kehabisan uang tunai, dan beberapa orang rela berdesak-desakkan demi mengambil uang yang hanya dibatas 33 dolar AS per transaksi.

Fadey berharap situasi dan kondisi berat negara nya dapat segera pulih, guna kembali melanjutkan hidup di Ukraina.

Ukraina sendiri melalui Wakil Perdana Menteri dan Menteri Transformasi Digital telah berjanji untuk merilis NFT untuk membantu negara mengumpulkan lebih banyak sumber daya guna membantu pasukan perang angkatan bersenjata Ukraina.

Ukraina menerima sumbangan dalam beberapa jenis kripto, seperti Bitcoin, Ethereum, Tether, Dogecoin, Solana, Polkadot, Monero, ICON, serta Neo N3.

Sejak awal Maret 2022, sumbangan tersebut dilaporkan mampu menembus angka Rp 1.5 triliun.

 

 

 

 

Penulis: Rahmat Fitranto

Admin: Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU