DuniaFintech.com – Seiring perkembangan kehidupan setiap manusia pasti mengalami perubahan-perubahan. Maksudnya adalah proses perubahan masyarakat berserta dengan kebudayaan dari hal-hal yang bersifat tradisional ke modern atau istilahnya disebut modernisasi. Globalisasi muncul karena adanya arus informasi dan komunikasi secara online. Dengan begitu, akan menimbulkan salah satu perilaku yang disebut dengan fenomena konsumerisme.
konsumerisme dilatar belakangi oleh munculnya masa kapitalisme yang diusung oleh Karl Marx yang kemudian disusul liberialisme. Sehingga konsumerisme merupakan jantung dari kapitalisme. Konsumerisme juga suatu paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok yang menjalankan suatu proses konsumsi barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya dan dilakukan secara sadar dan berkelanjutan.
Melihat fenomena konsumerisme yang seakan menjadi budaya di Indonesia, menimbulkan kekhawatiran baru, yakni dampak negatif yang disebabkan oleh fenomena ini, khususnya bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Adapun beberapa dampak negatif dari perilaku ini yaitu,
Terjadinya distingsi atau pengelompokkan selera dan kelas
Hal ini menimbulkan perspektif baru di masyarakat, di mana orang akan mengelompokkan kelas sosial seseorang berdasarkan brand apa yang dia kenakan. Secara tidak langung, seseorang yang secara kelas sosial masih tergolong rendah, dapat terdorong untuk ikut membeli brand mahal hanya untuk dianggap sebagai kelas atas.
Baca Juga:
- Membuat Planning Usaha untuk Adaptasi Baru di Era New Normal
- Saat New Normal Punya Kebiasaan Jajan yang Sulit Dihilangkan? Atasi dengan Ini
- 5 Mental Pengusaha yang Harus Ditanamkan Agar Bisnis Untung Besar
Meningkatkan potensi kemiskinan
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), masyarakat Indonesia semakin konsumtif dan mulai meninggalkan kebiasaan menabung (Kompas, 2015). Hal ini jelas mengkhawatirkan, sebab dengan keadaan yang masih terkategori sebagai kelas menengah, mereka rentan sekali jatuh ke dalam kategori kelas miskin, jika tidak bisa menahan hawa nafsu untuk berbelanja.
Lebih lanjut, seseorang yang memiliki perilaku konsumtif akan bertindak boros. Ketika berbelanja, seseorang sering kali lupa dengan kebutuhan berbelanja yang sifatnya primer. Dengan melihat benda-benda menarik yang ditawarkan. Orang yang berperilaku konsumtif akan tertarik untuk membelinya. Padahal mungkin ia sudah memilikinya dan barang tersebut tidak sangat diperlukan. Perilaku demikian ini disebut sebagai pemborosan.
Menimbulkan kesenjangan sosial
Fenomena konsumerisme akan menimbulkan perilaku konsumtif yang dilakukan seseorang dan menampakan kesenjangan sosial yang makin nyata pada masyarakat. Orang yang berperilaku konsumtif akan cenderung berkehidupan mewah-mewahan sehingga akan sangat menonjol di antara yang lainnya. Akibat dari keadaan ini adalah terjadinya kesenjangan sosial.
Sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya mempunyai pikiran kritis untuk menyadari dan menentang budaya tersebut karena dampak negatif dan merugikan bagi setiap individu, serta jangan sampai kita sebagai pendukung dan mengembangkan budaya hal tersebut.
(DuniaFintech/VidiaHapsari)