26.2 C
Jakarta
Selasa, 5 November, 2024

WORKSHOP CERDAS FINANSIAL AJAK MASYARAKAT MELEK FINANSIAL

duniafintech.com – Finansial Wisdom menggelar Workshop Cerdas Finansial di Ev-Hive D Lab, Jakarta, Sabtu (4/11/2017). duniafintech.com hadir meliput acara yang diikuti oleh belasan peserta ini.

Workshop ini menghadirkan pembicara Eko P. Pratomo. Ia adalah Founder Finansial Wisdom sekaligus Pendiri Syamsi Dhuha Foundation. Dalam paparannya, Eko mengungkapkan, keuangan adalah lebih ke persoalan mental.

Kalau kita mau ikut apa maunya Tuhan, maka akan ada jalan,” ujar pria yang juga merupakan Inisiator Gerakan Indonesia Cerdas Finansial kepada para peserta.

Hal ini dialami oleh Eko saat istrinya sempat mengalami kelumpuhan total. Sang istri tidak bisa menggerakkan anggota badan. Saat itu, ia tidak bisa berbicara. Penglihatannya pun terganggu. Kelumpuhan yang diderita oleh istrinya ini berlangsung bertahun-tahun. Eko kemudian memutuskan mengundurkan diri sebagai CEO sebuah perusahaan untuk merawat istrinya.

Walaupun saya dan istri memiliki polis asuransi, namun tetap tidak bisa meng-cover semuanya,” kata Eko.

Oleh sebab itu, Eko mengatakan bahwa uang adalah persoalan mental. Seberat apapun masalah keuangan yang dialami oleh seseorang atau keluarga, maka akan ada solusinya bila berserah diri kepada Tuhan.

Itulah kenapa kita bisa re-cover,” lanjut pria yang juga dikenal luas sebagai praktisi keuangan dan investasi ini.

Eko memaparkan, ada banyak kecerdasan yang bisa dimiliki oleh manusia, seperti kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan fisik.

Mengapa manusia perlu kecerdasan?” Eko bertanya kepada para peserta. “Karena kehidupan ini memang banyak persoalan,” tambahnya. Persoalan ini, kata Eko, adalah cara Tuhan untuk membuat kita lebih baik.

Satu lagi kecerdasan yang diutarakan oleh Eko adalah kecerdasan finansial. Menurutnya, segala persoalan ini bermuara ke uang. Sayangnya, masih banyak orang yang belum merasa perlu memiliki kecerdasan finansial. Tapi, tutur Eko, kecerdasan saja belum cukup.

Meskipun kita memiliki berbagai kecerdasan, tapi bila tidak ‘dibungkus’ dengan kebersyukuran, ikhtiar, dan doa, maka akan sengsara. Hal utama dalam kecerdasan finansial adalah menyukuri apa yang kita miliki. Masalah keuangan ini tidak hanya dipertanggungjawabkan di dunia, melainkan juga di akhirat,” papar Eko.

Dengan kata lain, kecerdasan finansial akan lebih tepat bila disertai dengan nilai-nilai spiritualisme. Seorang peserta bernama Feny bertanya:

 Bagaimana mengaitkan unsur spiritualisme dengan realitas kehidupan?”

Menjawab pertanyaan ini, Eko mengungkapkan:

Rezeki itu bukan hitungan matematika. Ada fungsi ikhtiar dan keberkahan di dalamnya. Mau dapat berapa, jangan dihitung matematis. Tapi, perencanaan untuk menjemput rezeki jauh lebih baik daripada tidak ada perencanaan”.

Eko membeberkan, orang yang memiliki stres tinggi disebabkan oleh ia memikirkan terlebih dahulu hasil.

Hasil merupakan hak prerogatif Tuhan,” tegasnya.

Eko mengatakan, tingkat literasi keuangan Indonesia masih rendah. Salah satu indikatornya adalah rendahnya angka pemilik rekening. Padahal, tingkat literasi keuangan berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan.

Eko melanjutkan paparannya mengenai investasi. Menurutnya, investasi itu harus memiliki tujuan.

Investasi yang paling berharga adalah dalam diri kita sendiri,” tuturnya.

Eko kemudian mengaitkan investasi dengan pensiun.

Secara finansial, hanya satu dari 10 orang Indonesia yang siap pensiun. Pensiun itu harusnya disiapkan jauh-jauh hari,” terangnya.

Selain tanya-jawab, workshop ini diselingi dengan simulasi keuangan yang langsung dipraktikkan oleh para peserta.

Written by: Sebastian Atmodjo

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU