27 C
Jakarta
Kamis, 4 Desember, 2025

Bitcoin Menguat ke Atas US$92.000 Didukung Arus Masuk Institusi Besar dan Rebound Pasca Likuidasi Besar

Jakarta, 4 Desember 2025 – Harga Bitcoin (BTC) kembali naik dan menembus level US$92.000 pada Selasa malam hingga Rabu pagi waktu Indonesia, setelah sebelumnya mengalami tekanan pasar yang memicu likuidasi lebih dari US$250 juta pada pekan lalu. Kenaikan ini didorong oleh menguatnya minat institusi keuangan global terhadap aset digital serta pemulihan sentimen pasar setelah penurunan tajam akhir pekan lalu.

Goldman Sachs dikabarkan akan mengakuisisi Innovator Capital Management dalam kesepakatan senilai sekitar US$2 miliar. Innovator menerbitkan ETF yang memungkinkan investor tradisional mendapatkan akses BTC melalui instrumen yang terkelola dan sesuai aturan pasar. Akuisisi ini memperkuat posisi Goldman dalam ekosistem ETF, khususnya ketika permintaan produk terkait Bitcoin terus meningkat.

Di saat yang sama, Vanguard yang selama bertahun-tahun menolak aset digital, resmi membuka akses perdagangan ETF Bitcoin di platformnya. Keputusan ini memberi puluhan juta klien mereka berkesempatan untuk mendapatkan eksposur terhadap BTC melalui instrumen yang diatur. Langkah ini menyusul perubahan kebijakan Bank of America yang mulai memperbolehkan 15.000 penasihat keuangannya memberikan rekomendasi alokasi Bitcoin sebesar 1–4 persen kepada nasabah mereka.

Vice President INDODAX, Antony Kusuma, menjelaskan bahwa beberapa keputusan strategis dari institusi besar menjadi katalis penting dalam penguatan harga Bitcoin kali ini. “Penerimaan institusi besar menjadi faktor utama dalam kenaikan Bitcoin. Langkah Goldman Sachs, Vanguard, hingga Bank of America membuka akses lebih luas terhadap produk berbasis Bitcoin telah meningkatkan kepercayaan investor terhadap aset kripto,” jelas Antony.

Ia menambahkan bahwa pemulihan harga Bitcoin kali ini juga dipengaruhi oleh dinamika pasar jangka pendek. “Setelah terkoreksi ke area US$83.800–84.000 dan memicu likuidasi besar, pasar langsung menunjukkan minat beli yang kuat. Volume perdagangan global meningkat signifikan dalam 24 jam. Rebound ini menunjukkan respons cepat pasar terhadap level support yang cukup kuat,” ungkapnya.

Saat ini, pasar global tengah menanti keputusan The Fed pada pertemuan 9–10 Desember 2025 terhadap kebijakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin. Ekspektasi terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar secara historis menjadi pendorong utama minat terhadap aset berisiko termasuk Bitcoin.

Antony menegaskan bahwa meskipun volatilitas masih tinggi, perkembangan terbaru menunjukkan adopsi institusional yang semakin kuat. “Langkah institusi besar masuk ke aset digital memberikan sinyal positif mengenai penerimaan jangka panjang terhadap Bitcoin.

Namun investor kripto tetap perlu berhati-hati, tidak FOMO, serta menggunakan strategi investasi jangka panjang seperti dollar-cost averaging (DCA) dan manajemen risiko yang disiplin,” pesannya.

INDODAX mengajak seluruh investor untuk terus mengikuti perkembangan pasar dan memahami faktor-faktor yang memengaruhi volatilitas agar dapat mengambil keputusan investasi yang lebih bijak di tengah dinamika aset kripto saat ini.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU