DuniaFintech.com – Kebebasan Finansial (financial freedom) merupakan kondisi dimana seseorang memiliki penghasilan yang lebih tinggi dibanding pengeluarannya. Hal ini menjadi pemahaman sekaligus tren yang dijalankan oleh generasi millennial di Amerika Serikat. Narasi FIRE yang merupakan singkatan dari ‘Financial Independent, Retire Early’ menjadi penegasan obsesi millennial terhadap gaya hidup ini.
Sementara, di Indonesia, minat masyarakat terhadap tren kebebasan finansial tergolong cukup rendah. Hal ini merujuk pada indeks pemahaman (literasi) masyarakat terhadap berbagai produk keuangan yang ada saat ini.
Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019 mencatat, inklusi terhadap produk dan jasa keuangan telah mencapai 76,19%, sementara, literasi hanya mencapai 38,03%. Ketimpangan pada persentase ini juga membuat keuangan dan ekonomi masyarakat Indonesia dihantam keras oleh situasi yang tidak terduga, salah satunya wabah COVID-19.
Seperti diketahui, berbagai jenis usaha telah merasakan dampak dari wabah Wuhan tersebut. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pemotongan upah dan pendapatan, serta penundaan berbagai pengadaan jasa ekspor dan impor menjadi sejumlah potret dari dampak COVID-19.
Kondisi keuangan yang porak poranda karena wabah, layak dijadikan sebuah pelajaran. Hal ini juga menjadi momentum bagi masyarakat Indonesia untuk lebih memahami tata kelola keuangan. Dengan mengenali berbagai produk dan jasa keuangan, diharapkan, generasi berikutnya akan lebih siap dalam menghadapi situasi yang tidak terduga, serta mencapai kebebasan finansial.
Baca juga:
- Wow! Startup Ini Gratiskan Layanan Selama Pandemi
- IBM, Merck, Walmart dan KPMG Gunakan Blockchain untuk Obat-obatan
- Whatsapp Berencana Tawarkan Fitur Pinjaman Online untuk Penggunanya
Kebebasan Finansial Paska Wabah
Ada pun langkah sederhana dalam mencapai kebebasan finansial terletak kepada pemahaman tentang menempatkan uang kepada hal yang bersifat prioritas. Sebagian orang berpendapat, menabung dan mengeluarkan uang merupakan tata kelola sederhana atas keuangan. Padahal, terdapat berbagai produk dan layanan keuangan yang akan menstimulus kebebasan finansial tersebut.
Warren Buffett, pemilik perusahaan induk Berkshire Hathaway memiliki analogi sederhana yang bisa dijadikan panduan untuk meraih kebebasan finansial. Pertama, habiskan uang yang tersisa setelah menabung. Hal ini merupakan sudut pandang yang perlu dilakukan setelah berakhirnya wabah. Dengan adanya karantina dan terhentinya aktivitas perekonomian, hal yang perlu diselamatkan adalah ‘motor’ dari perekonomian itu sendiri, yakni uang. Perencanaan pengeluaran menjadi aspek yang perlu diperhatikan, sehingga menikmati pendapatan tanpa kehilangan kesenangan dapat terwujud.
Selanjutnya, pemahaman soal investasi dan trading menjadi agenda yang bisa dilakukan setelah berakhirnya wabah. Sektor keuangan di Indonesia mengalami kemajuan lantaran adanya teknologi. Oleh sebab itu, manfaatkan kesempatan tersebut untuk lebih mengenali berbagai program investasi yang cocok. Pribahasa ‘Sambil Menyelam Minum Air’ merupakan istilah yang tepat untuk menggambarkan pentingnya investasi dan trading sebagai pendukung dari kegiatan menabung.
Penyelenggara teknologi keuangan, atau fintech bisa menjadi solusi untuk meraih kemandirian dalam urusan finansial. Salah satunya di klaster P2P Lending (pinjaman personal), program sebagai pendana mau pun penerima dana ditawarkan secara menarik oleh setiap penyelenggara. Terlebih, jika Anda berwira usaha, klaster solusi pembayaran (payment gateway) dan catatan keuangan (point of sales) akan memudahkan Anda untuk mengatur pendapatan beserta pengelolaannya.
DuniaFintech/FauzanPerdana