Bagi kamu yang tertarik untuk mencoba instrumen investasi ini, mungkin kamu akan menemukan istilah seperti saham blue chip dan saham LQ45. Bagi yang masih awam dengan perbedaan ini, simak penjelasan Duniafintech berikut ini.
Dewasa ini, saham menjadi salah satu instrumen investasi yang cukup populer di Indonesia. Melalui pasar modal, masyarakat bisa mendapat keuntungan yang lumayan signifikan daripada instrumen investasi lainnya.
Pengertian Saham Blue Chip
Apa itu saham blue chip?
Saham blue chip adalah saham perusahaan besar dengan reputasi yang sangat baik. Saham ini biasanya dimiliki perusahaan besar yang sehat secara finansial dan telah beroperasi selama bertahun-tahun dan memiliki pendapatan yang terandal, sering kali memberikan dividen kepada investor.
Baca Juga : Indodax Ketiban 3 Juta Member karena Bitcoin dkk Naik Fantastis
Baca Juga : Apa Bedanya Bank Syariah dengan Bank Biasa?
Saham blue chip memiliki kapitalisasi pasar besaran miliaran, secara umumnya adalah pemimpin pasar atau di antara tiga perusahaan teratas di sektornya. Artinya, saham blue-chip adalah saham paling populer untuk dibeli di kalangan investor. Istilah blue chip mungkin saja berasal dari permainan kartu poker, yaitu blue chips merupakan chip yang paling mahal.
Sementara itu, pembayaran dividen juga tidak mutlak diperlukan agar suatu saham dianggap sebagai saham blue chip, sebagian besar blue chip memiliki catatan panjang pembayaran dividen yang stabil atau naik.
Saham blue-chip tergolong saham yang cocok sebagai kepemilikan inti dalam portofolio yang lebih besar, tapi ada baiknya untuk membeli saham lain untuk keberagaman portofolio. Portofolio yang terdiversifikasi akan berisi alokasi untuk obligasi dan uang tunai.
Pengertian Saham LQ45
Lalu, apa itu Saham LQ45?
Saham LQ45 adalah kumpulan dari saham-saham terbaik yang ada di pasar modal. Saham LQ45 launching pada Februari 1997. Indeks saham LQ45, terdiri dari 45 emiten yang ukuran utamanya adalah likuiditas. Saham-saham LQ45 ini terseleksi dengan kriteria tertentu.
Salah satu kriteria penyeleksian adalah telah tercatat minimal selama tiga bulan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan kriteria lainnya adalah aktivitas transaksi di pasar reguler yang dapat terlihat dari nilai, volume serta transaksinya.
Karena ini, biasanya, 30 dari 60 saham dengan nilai transaksi terbesar di pasar regular secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Saham-saham LQ45 bisa berada peringkat teratas karena kapitalisasi pasar. Kapitalisasi pasar ini, bisa terlihat dari rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir.
Indeks LQ45 bertujuan sebagai pelengkap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menyediakan sarana objektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif.
Tugas BEI adalah memantau perkembangan kinerja emiten yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali BEI akan melakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Apabila ada saham yang sudah tidak memenuhi kriteria, maka saham yang memenuhi syarat akan menggantinya.
BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Universitas, dan Profesional di bidang pasar modal. Pergantian saham daftar LQ45 biasanya terjadi setiap enam bulan sekali, tepatnya pada awal Februari dan Agustus.
Perbedaan Saham LQ45 dan Saham Bluechip
Apa bedanya saham blue chip dan LQ45?
Seringkali, saham-saham dalam LQ45 juga sama dengan blue chip. Padahal, tak semua saham LQ45 disebut sebagai blue chip. Pasalnya, selain punya kapitalisasi pasar yang besar dan ramai diperdagangkan, saham blue chip punya kriteria lainnya, yaitu saham yang menjadi market leader atau pemimpin pasar di sektornya.
Saham blue chip juga relatif lebih lama berada di pasar modal dan perusahaan itu telah mengalami peningkatan laba dan perkembangan yang signifikan.
Saham blue chip juga memiliki rasio utang dan aset yang stabil. Hal tersebut penting diperhatikan, sebab akan sebanding dengan risiko yang diterima investor. Kemudian, saham blue chip juga konsisten membagikan dividen kepada investor. Selain itu, saham blue chip memiliki kinerja yang solid.
Karena itulah, saham blue chip biasanya hanya dimiliki oleh perusahaan yang mampu mencetak laba rutin setiap tahunnya.