Platform urun dana atau equity crowdfunding (ECF) menjadi salah satu fintech yang berkembang sangat pesat di Indonesia. Hal itu tak terlepas dari peran ALUDI, yaitu Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia dalam pengembangan sistem penawaran efek berbasis ECF ini.
Apa itu ALUDI?
ALUDI merupakan asosiasi resmi dari layanan urun dana yang resmi beroperasi dan ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember 2020 lalu. Asosiasi ini dibentuk dengan tujuan untuk membangun serta menjaga ekosistem dari layanan equity crowdfunding atau ECF yang ada di Indonesia ini.
Fungsi ALUDI untuk membangun, menjaga, serta memperkuat ekosistem dari layanan urun dana yang saat ini berkembang sangat pesat di Indonesia. Salah satu tugas pentingnya adalah menjadi pengawas dari industri digital ini, terutama saat ini mulai bermunculan pemain-pemain baru.
Dengan hadirnya asosiasi yang resmi beroperasi di bawah OJK ini, tentunya diharapkan dapat membantu pertumbuhan bisnis serta usaha kecil menengah (UKM) yang berada di Indonesia. ALUDI juga memiliki komitmen kuat untuk mengawasi seluruh kegiatan dalam layanan urun dana ini agar berjalan sesuai dengan aturan.
Tidak hanya itu, kehadiran asosiasi layanan urun dana ini juga dapat membantu masyarakat, salah satunya dengan memberikan proses atau jalan yang mudah kepada pelaku UKM dalam mendapatkan bantuan modal untuk mengembangkan bisnisnya.
Di sisi lain, asosiasi ini juga dapat menepis anggapan atau stigma yang bertebaran tentang pembiayaan modal usaha secara digital. Bahwasanya, dengan adanya asosiasi resmi ini, setiap aktivitas yang bersangkutan dengan urun dana digital menjadi lebih terjamin dan diawasi kinerjanya.
Anggota Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia
Saat ini, asosiasi layanan urun dana ini juga memiliki tugas untuk membantu para penyelenggara equity crowdfunding dalam hal perizinan. Hal ini dilakukan agar ekosistem dari equity crowdfunding dapat berjalan dengan baik dan beroperasi secara resmi. Berikut ini anggota yang telah terdaftar dan mendapat izin beroperasi di dalam asosiasinya.
- Bizhare
- Crowddana
- Dana Saham
- Fundex
- LandX
- Santara
- Shafiq
Sedangkan, untuk anggota asosiasi yang belum mendapatkan izin dari OJK adalah sebagai berikut.
- Aamira
- Benih Bersama
- Bursadana.id
- Reits
- Byznis
- Danamard
- Ekuid
- eSyirkah
- Fulusme
- Greendfund
- Julizar
- LBSurundana
- Pakar Modal
- Pram Dana
- Pro Dana
- Properti Lord
- Propertree.id
- Punya Bersama
- Equity Fund
- Swadaya
- Udana.id
- Urunmodal
- Urun-RI
- Vestora
- Visiku
- Xaham
Peran ALUDI dalam Pengembangan Sistem Urun Dana
Pada umumnya, asosasi layanan urun dana Indonesia ini punya peran untuk menjaga layanan equity crowdfunding tetap berjalan dengan baik dan memasikan para penyelenggara mematuhi aturan dai regulator.
Namun, di sisi lain asosiasi juga berperan untuk mendampingi para penyelenggara agar mendapat perizinin usahaa dari OJK. Karena itulah, ALUDI punya andil besar dalam membantu penyelenggara memverifikasi dokumen dan mengeluarkan surat rekomendasi.
Asosiasi ini juga punya misi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait sistem urun dana digital ini. Pasalnya masih banyak golongan masyarakat di Indonesia yang belum begitu memahami bagaimana sistem urun dana ini berjalan.
Peran Platform Urun Dana dalam Pengembangan Ekonomi
Kehadiran platform equity crowdfunding alias urun dana ini merupakan bagian vital dalam pertumbuhan ekonomi negara. Alhasil, diharapkan dengan berkembangnya ekosistem layanan ini dapat membantu para pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan bisnis dalam hal pembiayaan modal usaha.
Tentunya, layanan urun dana ini akan membuat pelaku UKM lebih mudah mendapat pembiayaan dengan menggunakan metode, misalnya, penawaran saham kepada para investor. Pendanaan untuk bisnis dan UKM juga bisa berasal dari security crowdfunding (SCF). Artinya, ada banyak keran yang dapat membantu para pelaku bisnis di Indonesia.
Layanan crowdfunding ini juga memudahkan masyarakat dalam memiliki saham suatu bisnis. Sehingga masyarakat di Indonesia tidak perlu harus menunggu perusahaan besar melakukan initial public offering (IPO), sebab dengan layanan urun dana ini, mereka sudah bisa memilih sendiri bisnis-bisnis kecil yang memiliki peluang menjanjikan di masa mendatang. Siapa tahu, kan?
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra