30.5 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Xendit Startup Berikutnya yang Jadi Unicorn di Indonesia

Xendit, perusahaan infrastruktur pembayaran mengumumkan perolehan pendanaan Seri-C senilai US$150 juta atau setara Rp2,1 triliun. Dengan gelontoran dana tersebut, menjadikan Xendit sebagai startup unicorn terbaru di Indonesia.

Putaran pendanaan ini dinakhodai oleh Tiger Global Management dengan partisipasi dari investornya saat ini, yaitu Accel, Amasia, dan Goat Capital yang dimiliki oleh Justin Kan.

Ekspansi Startup Xendit ke Luar Indonesia

Founder dan CEO Xendit Moses Lo mengatakan, dengan investasi terbaru ini, Xendit berencana untuk terus melakukan inovasi pada jajaran produknya, dengan tujuan ekspansi ke negara-negara terpilih di Asia Tenggara. 

“Kawasan Asia Tenggara merupakan pasar yang sangat menarik bagi pertumbuhan inovasi dan disrupsi, terutama karena 70% dari 580 juta populasi di Asia Tenggara saat ini sudah merambah ke dunia online,” katanya dalam video conference, Rabu (15/9). 

Dia memperkirakan, pada tahun 2021 nilai ekonomi digital di kawasan ini akan melebihi USS$ 100 miliar, dan diproyeksikan meningkat tiga kali lipat menjadi lebih dari US$ 300 miliar pada tahun 2025.

“Kami sedang melihat pergeseran besar-besar ke ranah digital yang dilakukan hampir semua pelaku usaha, baik pemilik toko kecil di Instagram, sampai perusahaan terbesar di Indonesia. Semua usaha kini harus bisa hadir secara digital,” ujarnya.

Peningkatan pangsa pasar Startup Xendit di Indonesia dan Filipina 

Menurut Co-Founder & COO, Xendit, Tessa Wijaya, infrastruktur pembayaran digital Xendit memungkinkan para pelaku usaha baru di kawasan Asia Tenggara untuk dapat menerima pembayaran dengan lebih cepat, dan mendukung para perusahaan besar dengan layanan finansial modern kelas dunia.

Dengan merancang solusi yang sangat terlokalisasi di negara yang terdiri dari 17.508 pulau dengan beragam kebutuhan pelanggan, Xendit mampu membangun solusi-solusi yang menjadi terobosan baru di pasar.

Xendit, sambungnya, menyediakan layanan pelanggan yang terbaik, dan dapat beradaptasi dengan cepat mengikuti dinamika di Asia Tenggara. Hal itu tercermin dari peningkatan volume pembayaran hingga 200% (yoy) di Indonesia dan Filipina.

“Xendit mencatatkan peningkatan total volume pembayaran lebih dari 200% (yoy) di Indonesia dan Filipina, melanjutkan rekam jejak kami yang tumbuh lebih dari 10% secara bulanan (mtm), sejak awal pendirian kami,” ujar Tessa.

Sediakan infrastruktur keuangan yang andal

Tessa melanjutkan, status baru Xendit sebagai unicorn akan membantu memperkuat misi yang sejak awal menjadi tujuan perusahaan, yaitu untuk menyediakan infrastruktur keuangan yang andal dan aman bagi jutaan perusahaan di seluruh wilayah Asia Tenggara.

“Dengan demikian akan membantu para pelaku bisnis untuk tumbuh dan maju bersama ekonomi digital yang sedang berkembang,” ucapnya.

Dengan pendanaan baru Xendit, Tessa Wijaya sekaligus menjadi co-founder perempuan pertama di startup Indonesia yang berhasil mengembangkan bisnisnya hingga mencapai status ‘unicorn’.

Sebelumnya, Xendit mengumumkan pendanaan Seri-B yang dipimpin oleh Accel pada bulan Maret 2021. Secara total, Xendit telah menggalang US$238 juta atau setara Rp3,4 triliun sejak 2015.

Xendit juga merupakan startup teknologi Indonesia pertama yang berhasil lulus dari program inkubator YCombinator dan merupakan perusahaan Asia Tenggara terbaik dalam daftar YC Top 100.

 Reporter : Nanda Aria

Editor : Gemal A.N. Panggabean

 

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU