33.1 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

Insurtech: Inovasi Keuangan Digital dan Implementasinya

Insurtech adalah penggabungan dari kata Insurance dan Technology dengan istilah yang cukup baru dalam dunia asuransi. Kehadiran asuransi digital di Indonesia mengubah industri asuransi secara radikal dan positif melalui inovasi teknologi digital. Sekarang ini sektor asuransi ketika dibandingkan dengan sektor keuangan lainnya, asuransi merupakan salah satu bidang yang tidak terlalu banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan kondisi asuransi 10 tahun lalu.

Rendahnya angka penetrasi asuransi merupakan salah satu faktor terbesar di sektor asuransi Indonesia, sebab tingkat penetrasi asuransi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini tidak mencapai dua persen. Padahal asuransi merupakan salah satu instrumen investasi yang sangat penting sekarang ini dan hasilnya bisa dirasakan secara langsung.

Perubahan yang saat ini terjadi dalam kehidupan di mana teknologi digital semakin memainkan peran penting bagi manusia dan kini sektor asuransi juga sudah mulai melirik penggunaan teknologi digital untuk perkembangan bisnisnya. Kehadiran Insurance Technology atau asuransi digital saat ini sangat diharapkan untuk dapat meningkatkan angka penetrasi asuransi, baik itu premi individu maupun premi industri.

Apa itu Insurtech?

Insurtech adalah salah satu produk yang tercipta dari hasil kehadiran fintech (Financial Technology). Sekarang ini mungkin istilah fintech sudah tidak asing lagi, karena seperti yang diketahui tentang fintech (Financial Technology) yang sebagian besar sektor keuangan saat ini sudah mulai beralih ke digital. Saat ini sektor asuransi juga sudah mulai merambah ke arah digital dengan kehadiran fintech. 

Perubahan ini dapat dilihat mulai dari banyaknya produk-produk asuransi digital yang sekarang ini bisa ditemukan di e-commerce atau toko online. Hal ini terjadi karena selama ini angka kepemilikan asuransi individu masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan asuransi industri, dengan adanya asuransi digital inilah yang menjadi tujuan agar asuransi lebih mudah dijangkau oleh masyarakat luas.

Pasalnya terdapat tiga masalah utama yang dihadapi oleh sektor asuransi di Indonesia, mulai dari kesulitan memperoleh asuransi, proses klaim yang sulit, dan premi yang tidak terjangkau oleh sekian banyak orang dan berbagai kalangan usia. Adanya teknologi digital ini diharapkan dapat menyelesaikan tiga masalah utama tersebut sehingga perusahaan asuransi dapat menyediakan produk-produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas yang ada di Indonesia.

Sekarang ini perkembangan yang terjadi pada Insurance Technology atau asuransi digital di Indonesia masih belum terlalu tinggi, jika dibandingkan dengan platform pinjaman online yang disediakan oleh perusahaan finansial teknologi (fintech). Pinjaman online saat ini lebih berkembang dengan cepat karena mereka memberikan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan uang tunai dalam bentuk pinjaman dengan mudah dan cepat. Sebab itulah pinjaman online lebih berkembang pesat dibandingkan dengan asuransi digital, karena sistem yang digunakan oleh asuransi digital adalah membayarkan uang secara teratur dalam bentuk premi dan manfaat dari unsur asuransi tidak dapat dirasakan dengan cepat.

Sekarang ini tersedia banyak jenis bisnis Insurtech yang sedang berkembang saat ini, mulai dari manajemen asuransi hingga pemrosesan, penjualan, pengelolaan data, dan lain sebagainya. Oleh karena itu sekarang ini banyak perusahaan asuransi konvensional dan perusahaan start up (rintisan) yang saat ini sedang berusaha menemukan cara yang lebih efisien untuk menghubungkan konsumen kepada Insurance Technology. 

Insurtech sebuah Tren Baru di Sektor Asuransi

Banyaknya data yang diterima oleh perusahaan asuransi saat ini dapat menjadi aset ketika dikelola dengan baik dan benar. Akan tetapi, data yang jumlahnya sangat besar ini seringkali terlewatkan ketika analisa yang dilakukan hanya melalui proses yang dianalisa secara manual.

Sekarang ini dengan hadirnya big data dan artificial intelligence dalam sektor asuransi akan mempermudah proses pengolahan data yang nantinya akan berpengaruh dalam setiap proses transaksi. Karena itulah sekarang ini banyak sekali perusahaan asuransi konvensional dan perusahaan rintisan (startup) yang sedang berusaha menemukan cara yang lebih efisien untuk menghubungkan konsumen kepada asuransi digital (Insurance Technology). 

Inovasi dari Insurtech (Asuransi Digital)

Berikut ini adalah beberapa contoh perusahaan asuransi dalam bentuk inovasi asuransi digital yang lebih efisien.

1. Aggregator atau Marketplace

Aggregator atau marketplace ini secara langsung menawarkan produk dan layanan asuransi kepada setiap konsumen. Adanya aggregator yang memudahkan calon tertanggung untuk dapat membandingkan harga, ketentuan dan kebijakan dari berbagai produk dan layanan yang disediakan perusahaan asuransi. 

Kebijakan yang telah ditentukan oleh perusahaan asuransi digital yang menyediakan aggregator atau marketplace adalah tidak melakukan kegiatan underwrite (menjadikan data sebagai objek yang sangat krusial) dan mengeluarkan kebijakan asuransi atau kontrak asuransi. Namun ketentuan yang hanya diperbolehkan untuk dilakukan oleh perusahaan insurance technology, yakni menyediakan platform untuk memfasilitasi transaksi (pasif). Beberapa contoh aggregator insurance technology, yaitu cekaja.com, rajapolis.com, pasapolis.com, bukalapak, premikita.com, tokopedia, dan lainnya.

2. Broker atau Agen Asuransi

Broker asuransi adalah perusahaan yang menyediakan jasa dan memberikan jasa keperantaraan dalam penanganan penyelesaian ganti rugi dan penutupan asuransi yang bertindak untuk kepentingan tertanggung. Sedangkan agen asuransi adalah seseorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung. 

Perusahaan yang memiliki agen asuransi diharuskan telah memiliki izin broker atau agen asuransi yang memiliki perjanjian dengan perusahaan terkait wewenang dan tanggung jawab serta hak dan kewajibannya. Intermediaries (perantara) hanya menjalankan bisnis (aktif) yang bertindak untuk para pihak dalam memberikan saran dalam memilih asuransi sesuai kebutuhan tertanggung dan mengatur transaksi asuransi. Beberapa contoh intermediaries adalah futureready.com, cekpremi.com, dan www.premi.co.id.

3. The Full Stack Insurtech

Perusahaan asuransi digital yang memiliki izin penyelenggaraan asuransi dan telah membangun program digitalnya untuk memberikan pengalaman dan pelayanan kepada para pelanggannya, mulai dari promosi produk, penjualan, analisis risiko hingga pelayanan transaksi pembayaran langsung premi maupun iklan. Contoh yang bisa dilihat dari model Full Stack Insurance Technology, yaitu website perusahaan asuransi yang dapat diakses oleh calon tertanggung yang dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara melakukan pembelian asuransi atau mengajukan klaim asuransi secara daring.

Implementasi Digital dari Insurtech

Berikut ini merupakan implementasi digital yang dapat dilihat dari sektor asuransi. 

1. Produk Asuransi yang Disesuaikan (Customized)

Sekarang ini hampir semua orang lebih suka dengan konsep “customized” yang berarti produk tersebut dibuat sesuai dengan selera banyak orang sehingga produk tersebut tepat sasaran dalam memilih target. Begitu juga dalam memilih produk asuransi, sekarang ini banyak orang yang cenderung akan memilih premi-premi yang mereka anggap produk asuransi yang mereka pilih paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidupnya.

Perusahaan asuransi yang menggunakan bantuan dari artificial intelligence (AI) yang dapat mengolah data, seperti demografi, perilaku, gaya hidup hingga hobi untuk menciptakan produk yang disesuaikan dan relevan dengan pelanggannya.

Pengolahan data ini sangat dibutuhkan untuk calon tertanggung dalam memilih asuransi kesehatan, karena setiap orang tentu memiliki kebutuhan yang berbeda. Namun, dengan mengolah data-data seperti jenis penyakit dan perawatan yang sering digunakan serta rumah sakit sebagai tempat pelanggan berobat, perusahaan asuransi dapat menciptakan produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan setiap pelanggannya. Itulah pentingnya pengolah data untuk perusahaan asuransi supaya nantinya perusahaan asuransi tersebut sudah tau jelas sejak awal mengenai target pengguna asuransinya sehingga peluang transaksi menjadi lebih besar.

2. Proses Underwriting

Proses underwriting adalah penggunaan atau pengolahan data dalam perusahaan asuransi yang menjadikan data sebagai objek yang sangat krusial menjadi salah satu proses penting. Untuk menentukan premi yang sesuai dengan risiko nasabah, tentunya pengolahan data–data sangat penting dan harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam penetapan premi.

Pasalnya saat ini data yang diterima jumlahnya sangat banyak dan dalam bentuk yang beragam sehingga penggunaan big data terutama Machine Learning yang berguna untuk menganalisa data-data tersebut dan meningkatkan tingkat akurasi keputusan yang diambil. Machine learning ini dapat menganalisa berbagai bentuk data dan menjamin untuk tidak ada data yang terlewat untuk mengambil keputusan.

Jika dalam asuransi kendaraan proses underwriting akan melibatkan data-data seperti jenis dan kondisi kendaraan untuk memprediksi risiko yang sewaktu-waktu terjadi. Adanya kemampuan deteksi dari machine learning ini akan sangat membantu untuk melihat perilaku berkendara dan kepatuhan lalu lintas. Premi yang berbeda ini dapat ditetapkan pada kendaraan yang sama dengan perilaku berkendara yang berbeda juga, karena perbedaan perilaku ini dapat membawa risiko yang berbeda bagi perusahaan penyedia asuransi.

3. Sistem Asuransi Omnichannel

Sekarang ini pengguna asuransi sudah mulai beralih ke generasi millenial yang sangat menyukai hal digital dan instan serta layanan yang mudah dijangkau, jika dilihat dari aspek demografi. Penggunaan AI (Artificial Intelligence) yang mendukung kehadiran omnichannel dalam sektor asuransi sehingga pelanggan dapat melakukan seluruh proses jual-beli asuransi hanya dalam satu portal saja.

Hal tersebut meliputi memilih layanan asuransi, melakukan transaksi, pengajuan klaim hingga pembayaran tagihan. Tentunya dengan adanya AI yang mendukung kehadiran omnichannel di sektor asuransi dapat mempermudah nasabah yang khususnya bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu luang untuk bertransaksi. Sebab itulah tingkat penetrasi asuransi di Indonesia ini rendah, karena penyebab utama rendahnya tingkat penetrasi asuransi tersebut adalah kesulitan memperoleh asuransi.

Perihal tersebut berhubungan dengan proses pemilihan produk, pendaftaran, dan pembayaran yang cukup memakan waktu. Adanya penggunaan teknologi otomasi yang menghasilkan omnichannel bagi asuransi , maka hal tersebut dapat dilakukan dalam satu aplikasi saja. Dengan aplikasi tersebut pelanggan dapat memahami dan memilih produk apa yang paling sesuai, menentukan jenis pembayaran yang akan dilakukan, dan selalu update dengan perubahan yang sedang terjadi saat ini melalui aplikasi tersebut.

3. Claim Fraud Detection

Sektor asuransi tidak jauh berbeda dengan sektor keuangan lainnya yang sering menjadi target fraud. Fraud atau kecurangan adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh individu atau kelompok dalam manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, karyawan, dan pihak ketiga yang melibatkan penggunaan tipu muslihat demi memperoleh satu keuntungan secara tidak adil atau melanggar hukum.

Kecurangan yang sering terjadi di perusahaan asuransi adalah pada saat pengajuan klaim properti dan aset, misalnya seperti kebakaran gedung yang bisa dijadikan salah satu contoh kasus yang mungkin sering ditemui oleh banyak orang dan penyebabnya tidak diketahui sama sekali dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan secara finansial.

Data yang diberikan untuk mengajukan klaim asuransi sangat perlu dipertanyakan keabsahannya guna memastikan kejadian tersebut benar kecelakaan atau memang disengaja menggunakan predictive analytic tools yang dapat membaca keabsahan data yang diberikan. Tidak hanya itu, melainkan sistem algoritma yang dibentuk dapat membaca latar belakang dan riwayat nasabahnya, bahkan hubungan yang dimiliki mampu untuk mendeteksinya, jika ada hal yang mencurigakan seperti saksi palsu.

Kesimpulan

Kesimpulannya adalah penggunaan data dan analitik memang sudah merupakan bagian dari sektor asuransi untuk proses pengembangannya sejak dahulu. Akan tetapi, semakin banyak data yang hadir, tentunya alat pengolahan yang terotomasi akan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kemajuan sektor asuransi.

Kehadiran Insurtech (Insurance Technology) atau asuransi digital yang merupakan pemanfaatan dari Artificial Intelligence (AI) dan kecanggihan buatan yang diharapkan bisa dapat menjadi pendorong angka penetrasi asuransi kedepannya.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU