JAKARTA, duniafintech.com – Startup software as a service (SaaS) Majoo mendapatkan pendanaan Pra-Seri A sebesar US$ 5 juta atau setara Rp 71,8 miliar (kurs Rp 14.370 per US$) dari AC Ventures, Quona Capital, BRI Ventures, dan Xendit.
Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Majoo Adi Wahyu Rahadi mengatakan, suntikan dana segar ini rencananya akan digunakan perusahaan untuk mempercepat pengembangan produk online instan terintegrasi toko dan memperluas penetrasi pasar mereka.
Adi mengungkapkan segmen pasar yang dibidik oleh perusahaan ini adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) yang masih kesulitan melakukan pencatatan bisnis mereka.
“Dengan pendanaan baru, kami akan mempercepat pengembangan produknya termasuk instant toko online, dan integrasi pasar. Kemudian kami akan meningkatkan penetrasi pasar dan menambah pekerja di berbagai posisi untuk mendukung pertumbuhan, produk, dan tim tekniknya,” katanya, Kamis (10/2).
Baca Juga:
- Healthtech Sirka Peroleh Pendanaan US$2,6 Juta dari AC Venture
- Didanai Raffi Ahmad, Seperti Apa Profil Startup NOICE Milik Erick Thohir?
Menurut dia, saat ini perusahaannya telah mengumpulkan investasi hampir US$ 9 juta atau setara dengan Rp 129,3 miliar. Jumlah tersebut termasuk dengan pendanaan putaran terbaru. Dengan modal sebesar itu, Majoo telah mengakuisisi lebih dari 25.000 merchant aktif dengan best in market dalam retensi 12 bulan.
Tak hanya itu, Adi mengklaim, Majoo mengalami pertumbuhan sebesar 250% selama pandemi Covid-19 merebak. Hal itu menunjukkan kualitas produknya dan kesesuaian pasar telah menjawab kebutuhan pelaku UKM.
“Saat ini, majoo telah memproses lebih dari 100 juta transaksi senilai US$ 600 juta untuk UKM di lebih dari 600 kota di Indonesia dengan beragam bisnis mulai dari food and baverage (F&B) hingga binatu dan toko serba ada,” ujarnya.
Lebih lanjut, Adi menjelaskan, ke depan Majoo bakal mendukung program pemerintah untuk mempercepat digitalisasi usaha kerakyatan. Tujuannya agar dapat meningkatkan ekonomi nasional yang selama ini ditopang oleh UKM.
“Dalam mendukung dorongan pemerintah Indonesia untuk digitalisasi UKM transformasi, Majoo sangat fokus mengejar target pemerintah mencapai 30 juta mendigitalkan UKM Indonesia pada tahun 2023, dengan 500.000 usaha rakyat diharapkan menjadi bagian dari digital ekosistem setiap bulan,” ucapnya.
Sementara itu, Pendiri dan Manging Partner AC Ventures Adrian Li mengatakan, pihaknya tertarik menanamkan modal lantaran telah memantau perkembangan bisnis yang dilakukan Majoo. Dengan potensi UKM yang begitu besar, bisnis ini sangat menjanjikan di masa depan.
“Majoo terus memberdayakan potensi digital dari 63 juta UKM di Indonesia, terbukti kemampuannya untuk memperluas layanan yang dibawanya kepada kliennya. Kami di AC Ventures (ACV) dengan bangga berlipat ganda dalam mendukung perjalanan mereka memberdayakan pemilik usaha kecil di seluruh negeri,” kata dia.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra