JAKARTA, duniafintech.com – Investasi kripto semakin digandrungi di dunia. Kekinian, kripto juga merasuki liga basket paling bergengsi di dunia, The National Basketball Association alias NBA di Amerika Serikat (AS). Hal ini ditandai dengan lonjakan kesepakatan sponsor antara perusahaan kripto dengan Tim basket atau pemain NBA akhir-akhir ini.
Teranyar, melansir Coindesk, pada 20 Desember 2021, perusahaan platform perdagangan kripto FTX.US telah menyepakati perjanjian kerja sama dengan tim basket Washington Wizards.
Dikutip dari laporan CNBC Indonesia, kesepakatan itu menjadikan FTX.US sebagai pertukaran kripto resmi Monumental Sports and Entertainment (MSE)–induk Wizards-dan propertinya, serta mitra eksklusif untuk non-fungible token (NFT). Adapun besaran nilai kesepakatan tidak diungkapkan ke publik.
Sebelumnya, pada April 2020 lalu, tim basket Miami Heat, yang telah bermain di American Airlines Arena selama 22 tahun, mengumumkan pergantian nama stadion seiring masuknya FTX.
Menurut sumber Decrypt, kesepakatan tersebut berlaku sampai 19 tahun dengan nilai US$ 135 juta atau setara dengan Rp 1,93 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/US$).
Selain masuk ke markas tim Jimmy Butler (Miami Heat), pada Desember 2021 FTX juga disebutkan telah mencapai kesepakatan sponsor multi-juta dolar dengan Golden State Warriors (GSW), tim NBA yang dibintangi oleh sang raja tembakan tiga angka (3-point) Stephen ‘Steph’ Curry.
Belum lagi kita perlu menyebut soal kesepakatan antara bintang basket NBA Brooklyn Nets Kevin Durant dan perusahaannya Thirty Five Ventures pada Desember 2021 dengan salah satu pemain utama bursa kripto Coinbase Global Inc.
Tujuan kesepakatan tersebut adalah untuk mempromosikan platform aset kripto di seluruh bisnis Durant, pemain dengan nomor punggung 7 di Nets.
Di Nets, Durant bukanlah satu-satunya orang yang masuk ke kripto. Pasalnya, Joe Tsai, executive chairman raksasa Alibaba Group dan pemilik Brooklyn Nets, mengumumkan lewat akun Twitternya bahwa dia menyukai kripto.
“Saya suka kripto,” cuit orang terkaya ke-189 tersebut pada 28 Desember 2021, dikutip Decrypt.co.
Menurut catatan majalah Forbes, pada tahun 2018, Tsai membeli 49% saham Brooklyn Nets; kemudian tahun berikutnya ia membeli 51% sisanya.
Di atas disebutkan bahwa FTX membeli hak penamaan markas Miami Heat.
Namun, ternyata, tidak hanya FTX yang melakukannya. Pada November lalu, raksasa platform pertukaran kripto lainnya Crypto.com juga berhasil membeli hak penamaan stadion Los Angeles (LA) Lakers dan LA Clippers, Staples Center yang legendaris, dengan nilai US$ 700 juta atau setara dengan Rp 10,01 triliun.
Sejak 25 Desember 2021, LeBron James-Russell Westbrook dkk resmi bertanding di atas lapangan dengan nama baru, Crypto.com Arena.
Nah, sebelum dengan Lakers, pada September lalu, Crypto.com-platform dengan lebih dari 10 juta pengguna di dunia -resmi menjadi mitra patch jersey tim basket NBA Philadelphia 76ers. Logo Crypto.com akan ‘nampang’ di bagian kiri atas jersey tim Joel Embiid tersebut.
Berharap Cuan dari Penonton Basket
Semakin maraknya ‘deal-dealan’ alias kesepakatan antara raksasa platform kripto dengan para ‘orang-orang’ NBA, tampaknya menunjukkan adanya jenis strategi periklanan baru.
Menurut catatan Nielsen, pada 22 Desember 2021, hanya dalam dua tahun, keterlibatan kripto dalam industri olahraga telah berkembang “dari investasi khusus (niche) menjadi pendorong pertumbuhan yang besar”.
Berdasarkan Nielsen Sports Sponsorglobe, 84 kesepakatan olahraga crypto/blockchain/NFT baru telah ditandatangani secara global hingga tiga kuartal pertama tahun 2021.
Angka tersebut meroket 664% dari total 11 kesepakatan yang ditandatangani pada tahun 2019 dalam periode waktu yang sama.
Masuknya perusahaan kripto ke industri olahraga AS memang cukup beralasan.
Di AS saja, program olahraga menyumbang 98% dari program yang paling banyak dilihat di seluruh siaran dan 72% dari program yang paling banyak dilihat di televisi kabel antara Januari dan September, dengan Super Bowl LV terhitung 20,3 miliar menit dilihat.
Kabar baiknya, usaha ‘jor-joran’ dengan masuk ke dunia basket ini disambut baik oleh para konsumen alias fans NBA.
Faktanya, survei Trust in Advertising Nielsen tahun 2021 menemukan bahwa 81% konsumen global sepenuhnya mempercayai atau agak mempercayai sponsor merek di acara olahraga-tepat di belakang kriteria ‘rekomendasi dari teman dan keluarga’ serta ‘situs web bermerek’.
Menilik dari data tersebut, data Nielsen Fan Insights menggarisbawahi mengapa NBA adalah mitra yang kuat untuk kripto.
Saat ini, hanya sedikit di bawah separuh dari penggemar NBA (49%) menyatakan minat umum pada produk kripto, yang 80% lebih mungkin daripada populasi AS secara keseluruhan. Terlebih lagi, 46% penggemar NBA berniat menggunakan produk kripto dalam enam bulan ke depan yang 61% lebih mungkin daripada populasi umum.
Angka tersebut lebih tinggi dari minat populasi AS secara keseluruhan terhadap kripto (27%).
Sementara, dari perspektif keterlibatan penggemar, NFT dengan cepat mendapatkan momentum karena liga NBA dan tim menggunakannya sebagai cara baru untuk memberikan nilai lebih kepada penggemar.
NBA Top Shot, misalnya, adalah pasar NFT yang menampilkan koleksi digital berlisensi resmi. Setelah dibuka untuk umum pada Oktober 2020, NBA Top Shot telah menjadi salah satu kesuksesan NFT hingga saat ini.
Menurut Nielsen, sama seperti penerimaan mereka terhadap kripto, penggemar NBA lebih dari sekadar menyadari NFT.
Berdasarkan data Nielsen Fan Insights, 43% penggemar NBA berniat membeli NFT dalam enam bulan ke depan, yang berarti 75% lebih mungkin daripada populasi umum.
Alasan mereka pun beragam, mulai dari sebagai cara yang baik untuk terlibat dengan tim (persentase 26%), menawarkan potensi pertumbuhan (23%), dan direkomendasikan oleh otoritas keuangan (21%).
Terlepas dari kehadiran teknologi kripto dan blockchain yang berkembang di industri olahraga, tingkat keakraban dan niat menggunakan platform kripto di antara konsumen tampaknya masih akan membutuhkan waktu.
Sponsor olahraga, jelas Nielsen, memiliki peringkat tinggi dalam hal kepercayaan, tetapi hampir separuh dari penggemar NBA (48%) masih tidak terbiasa dengan NFT dan 43% tidak terbiasa dengan cryptocurrency, apalagi melihat kebutuhan akan NFT.
Namun, di sisi lain, keunggulan sponsor merek tertentu, seperti Crypto.com, Coinbase, dan FTX, tampaknya telah membuahkan hasil dalam kesadaran merek (brand awareness) maupun penggunaan.
Crypto.com, misalnya, meraih skor awareness dan usage (penggunaan aplikasi) sebesar 70% di kalangan fans NBA, tertinggi di antara Coinbase (69%), dan FTX (61%).
Sebagai perbandingan, Crypto.com meraih skor awareness dan usage untuk populasi warga AS secara umum sebesar (51%), Coinbase (51%), dan FTX (39%).
Menurut Nielsen, tidak seperti sponsor tradisional, seperti yang berasal dari industri otomotif, asuransi, dan perjalanan, aset kripto, teknologi blockchain, dan NFT memiliki lebih banyak hal untuk dimenangkan dari perspektif penggemar daripada sekadar soal kesadaran merek.
Kesadaran melalui paparan alias eksposur adalah langkah pertama yang penting untuk mengenalkan brand ke konsumen.
Namun, pekerjaan rumah selanjutnya bagi para perusahaan platform kripto adalah menjembatani antara brand awareness dan customer intent (intensi konsumen untuk membeli produk).
Dengan kata lain, ini merupakan semacam transisi dari upaya pembangunan merek ke arah conversion marketing alias mendorong konsumen untuk mengambil tindakan tertentu.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada