27.8 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

Pertumbuhan Ekonomi Global Diproyeksikan Turun Jadi 3,5%, Bagaimana Dengan Indonesia?

JAKARTA, duniafintech.com – The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECE) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global turun menjadi 3,5%, setelah sebelumnya lembaga yang sama memproyeksikan perekonomian global dapat tumbuh 4,5% di tahun ini, bagaimana dengan Indonesia?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penurunan proyeksi perekonomian global ini imbas dari meningkatnya ketidakpastian global akibat perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

“Dilihat laporan OECD ekonomi outlook sebelumnya memproyeksikan 4,5% pertumbuhan ekonomi global tahun 2022. Sekarang berpotensi turun ke 3,5%, artinya akan turun 1%,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/4).

Tak hanya itu, lembaga internasional lainnya, yaitu Bank Dunia (Wold Bank/WB) juga memperkirakan bahwa untuk regional Asia Timur dan Pasifik akan mengalami revisi ke bawa proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Dari semula perkiraan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,4%, namun dalam rilis terbaru di April 2022 Bank Dunia memperkirakan tahun ini hanya akan tumbuh di kisaran 1,4% hingga 0,4%.

Pertumbuhan ekonomi global turun, lalu bagaimana dengan proyeksi pertumbuhan Indonesia?

Sedangkan, untuk Indonesia sendiri Bank Dunia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonominya akan mencapai 5,1%. “Untuk Indonesia sendiri oleh Bank Dunia perkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1% untuk tahun 2022,” ujarnya.

Sementara itu, untuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2021, Sri Mulyani mengatakan bahwa Kementerian Keuangan masih optimis bahwa laju perekonomian dapat tumbuh di kisaran 4,5%-5,2%.

Adapun, untuk keseluruhan tahun, Kemenkeu masih yakin dengan proyeksi sebelumnya, bahwa pertumbuhan ekonomi nasional akan berada di kisaran antara 4,8% hingga 5,5%.

“Kita tetap pada kisaran 4,5% hingga 5,2% untuk kuartal I-2022, midpoint-nya di 5,0%. Keseluruhan tahun kita tetap di 4,8% hingga 5,5%,” ucapnya.

Optimisme ini didukung oleh kegiatan konsumsi masyarakat atau rumah tangga yang terus meningkat dan didukung oleh kegiatan investasi yang mulai membaik, serta dukungan belanja pemerintah pusat dan daerah.

Dia memaparkan, belanja negara sendiri hingga Februari 2022 telah mencapai Rp282,7 triliun atau 10,4% dari pagu APBN tahun ini, atau membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi hingga 13%.

Membaiknya realisasi belanja negara didukung belanja pemerintah pusat yang terealisasi Rp172,2 triliun, untuk belanja operasional kementerian/lembaga (K/L) serta belanja program K/L terutama belanja infrastruktur dan belanja bansos.

Penyaluran bansos dalam hal ini mengalami kenaikan berupa pelaksanaan bantuan Program Indonesia Pintar, Program Keluarga Harapan tahap pertama dan pencairan bantuan Kartu Sembako.

Untuk belanja non K/L terealisasi mencapai Rp93,6 triliun terutama untuk pembiayaan subsidi energi yang meningkat.

Realisasi belanja ini pun turut mendorong peningkatan konsumsi masyarakat, sehingga daya beli terjaga dan memiliki dampak rambatan pada percepatan pemulihan perekonomian.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Rahmat Fitranto

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU