JAKARTA, duniafintech.com – Larangan untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM ) jenis Pertalite memakai jeriken bikin sejumlah pedagang bensin eceran menutup usaha mereka. Setidaknya, hal itu terjadi di Kota Cilegon, Banten.
Para pedagang bensin eceran ini pun mengeluhkan aturan pelarangan membeli BBM jenis pertalite memakai jeriken di SPBU. Adapun aturan ini dikeluarkan oleh Pertamina seiring dengan adanya aturan dari pemerintah lewat Keputusan Menteri ESDM Nomor 37./2022 tentang Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan, resmi mengubah status BBM RON 90 atau Pertalite menjadi bahan bakar khusus penugasan pengganti Premium.
Lantas, dampak dari pelarangan membeli Pertalite memakai jeriken ini membuat sejumlah pedagang BBM eceran di Kota Cilegon terpaksa menjual Pertamax. Tidak sedikit pula pedagang yang bahkan memilih menutup usahanya.
“Kalau Pertalite itu kan harganya terjangkau jadi masyarakat itu pasti pengennya beli Pertalite. Kalau kami untuk saat ini disuruh oleh SPBU itu kan belinya Pertamax. Jadi, kalau jualannya kurang diminati oleh masyarakat maka dampaknya itu kurang bagus untuk pedagang eceran,” ucap salah seorang pedagang bensin eceran, Supriyanto, dikutip dari Suara.com, Selasa (19/4).
Akibat pelarangan itu, ia mengaku saat ini hanya menjual BBM jenis Pertamax. Kendati demikian, dirinya tetap mengalami kesulitan sebab hal itu berpengaruh terhadap pendapatannya lantaran tidak menjual Pertalite.
“Kalau masih ada Pertalite, kami pendapatan itu sekitar Rp125 ribu bersihnya. Setelah kami disuruh berganti Pertamax ini, kami bingung belum bisa memprediksi keuntungan. Soalnya, misal, kami belanja berapa ratus ribu, itu paling habisnya bisa 3 hari, tapi pas masih ada Pertalite, itu setiap hari belanja. Jadi, dampaknya luar biasa,” jelasnya..
Senada, Sutarya, pedagang BBM eceran lainnya, juga mengaku mengalami kesulitan sebagai dampak dari pelarangan membeli Pertalite menggunakan jeriken. Disampaikannya, kini ia lebih memilih untuk terlebih dahulu tidak berjualan BBM eceran kendati pihak SPBU masih mengizinkan pembelian BBM jenis Pertamax memakai jeriken.
“Pikir-pikir dululah untuk jual Pertamax sebab yang belinya juga agak sungkan, pasti ke SPBU semua. Makanya ini berpengaruh buat pedagang. Biasa omzet lumayan dari total penjualan, sekarang sama sekali enggak ada,” ucapnya.
Ia mengatakan, sebelum adanya pelarangan ini, dirinya biasa membeli Pertalite di SPBU sebanyak 100 liter per hari dan selalu habis.
“Sehari sekali 100 liter dan selalu habis. Kurang berani kalau beli Pertamax karena mahal dan kurang terjangkau untuk tukang ojek, anak sekolah,” paparnya.
Lebih jauh, ia pun berharap supaya pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan dan mengizinkan kembali para pedagang BBM eceran menjual Pertalite kendati dengan syarat dan ketentuan.
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Editor: Rahmat Fitranto