31.2 C
Jakarta
Kamis, 19 Desember, 2024

Perusahaan StartUp PHK Karyawan, GoTo Masuk Daftar!

JAKARTA, duniafintech.com – Satu per satu perusahaan startup “memulangkan” kembali karyawan ke rumahnya masing-masing alias PHK, GoTo masuk daftar.

Belum sampai akhir tahun, kurang lebih terdapat 3 perusahaan start up melakukan efisiensi terhadap karyawannya.

Hari ini, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk melakukan perampingan karyawan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sejumlah 1.300 orang atau sekitar 12 persen dari total karyawan tetap Group GoTo.

Perusahaan Startup PHK Karyawan – Ini Alasan GoTo Lakukan PHK Karyawan

Perusahaan juga perlu beradaptasi terhadap tantangan ekonomi global yang berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. Untuk itu perusahaan memfokuskan diri terhadap layanan inti yaitu on-demand, e-commerce dan financial technology.

GoTo telah mencatatkan pertumbuhan yang konsisten di bidang ini, didorong oleh strategi Perusahaan yang menyasar pada peningkatan jumlah pengguna multiplatform, alokasi insentif secara efektif, serta membangun sinergi terintegrasi dalam ekosistem.

Untuk mendukung percepatan pertumbuhan, sejak awal tahun GoTo juga melakukan evaluasi optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, dan melakukan negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama. Pada akhir kuartal kedua 2022, Perusahaan berhasil melakukan penghematan biaya struktural sebesar Rp800 miliar dari berbagai aspek penghematan, seperti teknologi, pemasaran  dan outsourcing.

“Namun demikian, untuk lebih jauh bernavigasi di tengah kondisi ekonomi global yang semakin penuh tantangan, GoTo harus fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali perusahaan. Hal ini termasuk mengambil keputusan sulit untuk melakukan perampingan karyawan sejumlah 1.300 orang atau sekitar 12% dari total karyawan tetap Grup GoTo,” kata perusahaan.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Banyak PHK di Perusahaan Fintech, Ini Penyebabnya

Kompensasi Perusahaan Terhadap Karyawan

Berdasarkan siaran pers yang dikeluarkan perusahaan. Kebijakan PHK tersebut merupakan keputusan sulit yang tidak dapat dihindari perusahaan. Karyawan yang terdampak akan memberikan dukungan yang komprehensif selama masa transisi karena karyawan telah bekerja keras dan memberikan kontribusi yang besar bagi perusahaan.

“GoTo juga memberikan sejumlah dukungan finansial antara lain berupa tambahan satu bulan gaji serta kompensasi pengganti periode pemberitahuan,” terang perusahaan dalam keterangan persnya.

Selain, perusahaan juga memberikan dukungan pencarian kerja serta layanan konseling. Karyawan terdampak berhak memiliki laptop yang saat ini digunakan, mengakses berbagai program pelatihan serta dapat bergabung ke direktori alumni GoTo, dimana perusahaan dapat memebrikan rekomendasi kepada berbagai perusahaan dalam jaringan rekanan bisnis Group GoTo. Selanjutnya, fasilitas konseling karir, keuangan dan psikologi akan tersedia sampai akhir bulan Mei 2023.

“Keputusan ini tidak mempengaruhi layanan GoTo kepada konsumen serta komitmen perusahaan terhadap mitra pengemudi dan pedagang,” kata GoTo.

Baca juga: Perusahaan Startup PHK Karyawan, Kini Giliran Xendit

Ini Daftar Perusahaan StartUp Lakukan PHK Massal

Pemutusan hubungan kerja (PHK) menerpa perusahaan startup di tahun 2022 ini. Permasalahan PHK perusahaan startup yang terbaru saat ini melakukan PHK karyawan yaitu Shopee Indonesia.

Berikut daftar perusahaan startup yang melakukan PHK karyawan, dirangkum oleh dunifintech.com:

  1. Gojek dan Tokopedia (GoTo)

GoTo melakukan PHK terhadap 1.300 karyawannya atau sekitar 12 persen dari total karyawan tetap GoTo. Langkah tersebut dinilai sebagai salah satu bentuk penghematan biaya yang dilakukan perusahaan. Hal itu pernah dilakukan perusahaan pada akhir kuartal II tahun 2022.

Perusahaan berhasil melakukan penghematan biaya struktural sebesar Rp800 miliar dari berbagai aspek penghematan seperti teknologi, pemasaran dan outsourching.

  1. Xendit

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus berlanjut bagi perusahaan start up, kali ini Xendit harus rela kehilangan karyawannya di Indonesia dan Filipina.

Chief Operating Officer (COO) Xendit Tessa Wijaya mengungkapkan perusahaan harus rela merumahkan sekitar 5 persen karyawannya baik di Indonesia dan Filipina. Dia mengaku ditengah situasi ekonomi yang tidak menentu sehingga memaksa perusahaan untuk melakukan rightsizing struktur dan sumber daya manusia.

Kendati demikian, perusahaan tetap mencoba untuk menyiapkan rencana bisnis terbaiknya ditengah terjadinya penyesuaian karyawan. Hal itu didasarkan pada strategi bisnis yang progresif dengan melihat situasi ke depan.

“Sekitar 5 persen tim kami di Indonesia dan Filipina,” kata Tessa.

  1. Binar Academy

Kali ini perusahaan startup education technology Binar Academy melakukan PHK terhadap 20 persen karyawannya.

CEO Binar Academy Alamanda memastikan bersama seluruh head of department, team leader serta BoD siap membantu karyawan terdampak untuk konsultasi karir. Kendati demikian, dirinya tidak mengungkapkan berapa jumlah keseluruhan karyawan dari 20 persen terkena PHK.

Dia menambahkan pihaknya akan memastikan untuk seluruh karyawan menerima pesangon sesuai dengan ketentuan berlaku. Perusahaan juga akan tetap melanjutkan fasilitas jaminan kesehatan bagi karyawan terdampak sampai dengan 30 Oktober 2022 termasuk anggota keluarganya.

“Kami memastikan seluruh karyawan menerima pesangon sesuai dengan ketentuan berlaku,” kata Alamanda.

  1. Tokocrypto

Perusahaan Startup Tokocrypto menyusul Shopee dengan melakukan pengurangan karyawan sebanyak 20 persen dari 227 karyawan. Pengurangan tersebut dilakukan dengan alasan adanya perubahan fokus bisnis.

VP Corporate Communication Tokocrypto Rieka Handayani mengungkapkan perusahaan telah menjadi bahian dari pertumbuhan dan perkembangan ekosistem industri kripto karena itu harus mampu beradaptasi cepat dengan perubahan. Untuk itu langkah internal yang diambil adalah mentransfer beberaa karyawan kepada bisnis unit yang telah menjadi entitas berbeda yaitu T-Hub dan Toko Mall.

“Penyesuaian jumlah karyawan sekitar 20 persen dari 227 karyawan dengan pertimbangan perubahan fokus bisnis serta memberikan rekomendasi karyawan kepada perusahaan-perusahaan web3 dan block chain yang selama ini telah menjadi partner kami,” kata Rieka.

  1. Shopee Indonesia

Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan bahwa dengan berat hati, Shopee Indonesia harus melepas sejumlah karyawannya. Keputusan ini merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.

“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” katanya.

Langkah efisiensi sejalan dengan fokus perusahaan secara global untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan, yang merupakan 2 komponen penting dalam menjalankan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.

  1. Lummo

Startup fintech yang dikenal dengan BukuKas melakukan PHK. Berdasarkan sumber, sebanyak 100 karyawan telah di-PHK oleh perusahaan. Hal itu dilakukan karena situasi global yang tidak pasti sehingga berdampak terhadap akses dan sulit untuk mendapatkan modal.

  1. iPrice

iPrice Group melakukan PHK pada 20 persen stafnya setelah tiga bulan perusahaan mengumumkan investasi US$5 juta. Langkah tersebut dilakukan perusahaan untuk memerlukan investasi dengan rencana jangka panjang.

  1. Pahamify

Perusahaan startup bidang pendidikan harus rela berpisah dengan beberapa karyawan, hal itu dikarenakan untuk mengoptimalkan proses bisnis perusahaan.

  1. TaniHub

TaniHub harus rela menghentikan semua layanan business to consumers (B2C) akibatnya operasional gudang di Bandung dan Bali. Sehingga mengakibatkan PHK bagi sejumlah pekerja TaniHub, perusahaan pun fokus menjadi pemasok bagi hotel, restpran dan kafe.

  1. SiCepat

Perusahaan startup melakukan PHK ratusan karyawan di seluruh manajemen dan departemen yang tidak memenuhi standar penilaian perusahaan. Secara komposisi jumlah karyawan yang terdampak sebanyak 360 karyawan.

  1. LinkAja

LinkAja melakukan reorganisasi perusahaan sehingga berdampak terhadap PHK sebanyak 200 karyawan. Padahal perusahaan startup tersebut merupakan perusahaan yang disokong 8 perusahaan BUMN sebagai pemegang saham LinkAja.

  1. Zenius

Perusahaan startup teknologi edukasi tersebut memutuskan PHK massal, lebih dari 200 karyawan harus rela berpisah dengan perusahaan. Hal itu diakibatkan karena dampak dari kondisi makro ekonomi.

  1. Mobile Premiere League

Perusahaan startup Gim harus melepas 100 karyawan. Perusahaan startup asal India Mobile Premiere League juga telah menutup operasionalnya di Indonesia, hal itu dikarenakan telah berinvestasi dalam jumlah banyak untuk operasional di Indonesia tetapi pengembaliannya pun sangat kecil dari yang diharapkan perusahaan.

  1. Mamikos

Perusahaan startup yang bergerak dalam hal pencarian sewa kos hunian menyatakan adanya PHK kepada karyawan karena adanya restrukturisasi. Langkah itu dilakukan agar perusahaan menjadi lebih sehat dan sustain.

Baca jugaPerusahaan Startup PHK Karyawan, Tokocrypto Menyusul

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU