30.9 C
Jakarta
Selasa, 30 April, 2024

Kasus Covid-19 Landai, Siap-siap Pandemi Menuju Endemi?

JAKARTA, duniafintech.com – Pemerintah memberikan sinyal akan menghentikan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Dihentikannya kebijakan tersebut, pemerintah memberikan sinyal perubahan status pandemi menuju endemi untuk di Indonesia.

Lalu bagaimana kondisi tren penurunan Covid-19 dan langkah-langkah pemerintah untuk menyambut perubahan status pandemi menjadi endemi di Indonesia?

Baca juga: Pandemi COVID-19 Berakhir Tahun Depan? ini Jawab Pemerintah

Pemerintah Berikan Sinyal Endemi di Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan selama tahun 2022, Indonesia mengalami penurunan tren penurunan Covid-19.

Sehingga penurunan tersebut, Indonesia berada di kisaran level 1 selama 12 bulan seperti yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). 

Menurutnya dengan adanya penurunan penularan Covid-19 tersebut, seharusnya Indonesia sudah masuk perubahan dari pandemi menjadi endemi karena sudah berada di level 1 selama tahun 2022. 

“Secara negara, kita sudah masuk pandemi menjadi endemi,” kata Airlangga. 

Dia mengungkapkan secara kasus harian, tren penularan Covid-19 mengalami penurunan drastis di bawah 2.000 kasus per harinya.

Sehingga untuk menuju endemi, Airlangga menambahkan Kementerian Kesehatan akan melakukan beberapa persiapan terlebih dahulu. 

“Insya Allah ini (persiapan Kementerian Kesehatan) bisa dilakukan dengan melakukan Sero Survei,” kata Airlangga.

Tren Penularan Covid-19 di Indonesia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan saat ini, kasus harian Covid-19 berada di angka 1.200 kasus.

Menurutnya dengan penurunan kasus tersebut, Jokowi merencanakan akan menghentikan kebijakan PSBB dan PPKM. 

Jokowi menuturkan saat awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia, kasus penularan Covid-19 mencapai 56 ribu kasus penularan.

Saat itu, gelombang tertinggi untuk jenis Covid-19  Delta. Melonjaknya gelombang Delta di Indonesia, Jokowi mengaku mendapat masukan dari berbagai jajaran menteri dan masyarakat agar mengeluarkan kebijakan lockdown. 

“Saat itu saya ingat, hampir 80 persen menteri menyarankan saya untuk lock down. Kalau itu saya lakukan, mungkin ceritanya lain saat ini,” kata Jokowi. 

Baca juga: Startup Asal Malaysia Ini Tutup Gegara Pandemi, Anak Usaha di Indonesia Juga Kena Dampak

Lalu setelah melalui fase gelombang Delta, Jokowi mengatakan Indonesia kembali menghadapi gelombang Omicron.

Gelombang Omicron tersebut memberikan dampak penularan hingga 64 ribu kasus per harinya.

Akibatnya, stok oksigen di beberapa rumah sakit sangat sulit didapat, Alat Pelindung Diri (APD) pun sulit dan tingkat huni rumah sakit juga dipenuhi pasien Covid-19.

“Untungnya, Indonesia dinilai tenang dan tidak gugup menghadapi gelombang tersebut. Sehingga penanganan kasus Covid-19 dinilai berhasil,” kata Jokowi. 

Apa itu Endemi? 

Berdasarkan penelusuran duniafintech.com, endemi adalah penyakit yang biasanya mewabah di suatu wilayah tertentu.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), endemi mengacu pada kehadiran suatu wabah penyakit terus menerus pada populasi di bentang geografis tertentu, seperti satu wilayah, negara, atau benua.

Lainnya, mengartikan endemi adalah wabah penyakit yang secara konsisten ada, tetapi terbatas pada wilayah tertentu, sehingga hal ini yang membuat penyebaran penyakit dan tingkat penularan dapat diprediksi dan virus tidak hilang sepenuhnya, hanya saja sudah lebih terkendali.

Ada beberapa indikator pandemi bisa jadi endemi, antara lain meningkatnya kekebalan masyarakat melawan virus.

Selain itu, menurunnya angka infeksi alamiah sehingga jumlah pasien dan angka kematian akibat virus menurun.

Baca juga: Alami Siap Dukung Pemulihan UMKM Pascapandemi Melalui Teknologi Berbasis Syariah

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE